Serunya Memukul Kentungan untuk Memesan Makanan di Presiden Lesehan Blitar

Presiden Lesehan Blitar
Presiden Lesehan Blitar

Sebelum datang ke Blitar, saya sengaja untuk mencari informasi mengenai kuliner khas Blitar yang bisa saya santap.

Pilihan pun jatuh kepada Presiden Lesehan . Lesehan ini katanya sih sudah menjadi lesehan yang wajib dikunjungi di kota ini. Monumen PETA, abang Grab pun langsung mengarahkan ke bagian utara Kota Blitar. Melewati Stadion Supriyadi yang sepi hingga akhirnya saya sampai di sebuah gang yang dekat dengan kantor cabang sebuah partai politik.

Baca juga: Pengalaman Tak Menemukan Gojek di Kota Blitar

Rupanya lesehan ini baru saja buka. Hanya satu buah mobil yang terparkir di sana. Tak perlu menunggu lama, saya pun langsung masuk dan mencari tempat lesehan yang sekiranya nyaman untuk saya duduki. Rupanya, ada lebih dari 20 gazebo untuk lesehan dengan ukuran yang cukup luas di Lesehan Presiden ini. Jika tak ingin lesehan, pengunjung bisa memilih tempat makan dengan kursi dan meja.

Presiden Lesehan Blitar
Jika tak ingin lesehan bisa duduk di meja
 

Sambal Gratis dan Order dengan Kentongan

Di tengah lesehan ini, ada taman bermain anak yang cukup lengkap. Sepertinya, konsep lesehan untuk keluarga sangat pas disematkan pada Presiden Lesehan ini. Nah, ada beberapa hal menarik yang bisa jadi tidak dimiliki oleh lesehan lainnya.

Pertama, Presiden Lesehan menyediakan sambal dan kremesan gratis. Biasanya, warung lesehan memasang tarif untuk harga sambal tambahan jika pembeli ingin menikmatinya. Presiden Lesehan menyediakannya secara gratis. Pembeli tinggal mengambil sendiri di tempat yang disediakan. Hanya saja, pada menu yang saya dapat ada harga untuk berbagai varian sambal. 

Presiden Lesehan Blitar
Sambal yang disediakan gratis

Bisa jadi, harga tersebut adalah yang harus dibayar sebagai tambahan jika ingin membungkus. Aneka varian sambal yang tersedia di Lesehan Presiden adalah Sambal Tomat, Sambal Tahu, Sambal Korek, Sambal Mentah, dan Sambal Bawang.

Presiden Lesehan Blitar
Berbagai menu sambal

Kedua, ketika ingin memesan, pembeli tak perlu mendatangi kasir atau berteriak. Jarak antara tempat lesehan dan kasir cukup jauh. Pengelola Presiden Lesehan sudah menyediakan kentungan sebagai tanda jika pembeli sudah siap dengan pesanan mereka. Kentungan ini diletakkan di bagian dinding gazebo. Konsep yang unik dan patut dicontoh. 

Saya memang kadang riweh jika ingin memesan makanan. Terlebih lagi jika kondisi sedang ramai pengunjung. Barangkali, jika konsep ini diadaptasi, tanda untuk memesan makanan bisa diganti sebuah bel. Jadi, bel dari tiap pembeli akan bersahut-sahutan seperti acara lomba cerdas cermat.

Variasi Menu yang Menarik untuk Dipilih

Aneka menu yang tersedia di Presiden Lesehan  cukup bervariasi. Ada menu seafood seperti cumi, udang, gurami, lele, dan nila. Ada juga menu ayam, sop buntut, dan aneka sayuran seperti cah kangkung. Haduh, saya bingung mau memilih mana. Mau mencoba semua tapi saya datang sendirian.

Presiden Lesehan Blitar
Menu Makanan

Akhirnya saya memutuskan untuk membeli menu ayam kecap dan segelas teh hangat. Saya pun memlih menu ayam kecal. Di benak saya, enak nih kalau bisa menyantap ayam kecap ditemani sambal tomat atau sambal korek. Mana gratis ambil sepuasnya.

Presiden Lesehan Blitar
Menu minuman
 

Sayang, prediksi saya salah. Menu ayam kecap yang dimaksud adalah ayam kecap saus inggris. Berbalut tepung dengan saus inggris yang tebal, menu chinese food ini pun terhidang di meja saya. Saya ngakak dalam hati apa enak ayam seperti ini disantap dengan sambal korek.

Memang salah saya sih karena tidak bertanya detail menu yang akan saya pesan. Pada menu yang tertulis, menu ini juga berdekatan dengan beberapa menu chinese food yang lain seperti koloke. Alhasil, saya pun mengambil saus botolan yang berada di depan saya. Tak apalah, yang penting madang.

Presiden Lesehan Blitar
Tak apalah yang penting makan

Eh ternyata ayamnya enak. Bumbu tepungnya gurih demikian pula sausnya yang menyatu dengan ayam. Duh, ini mah rasa sarapan hotel bintang lima saking enaknya. Selepas berjalan kaki cukup jauh saya lumayan kelaparan juga. Satu porsi nasi yang lumayan banyak bisa saya habiskan. Padahal, sebelumnya saya sempat berpikir untuk memesan setengah porsi saja karena takut tidak habis.

Presiden Lesehan Blitar
Mari makan

Angin sepoi menemani menu santapan yang saya makan. Di sekeliling Presiden Lesehan ini terhampar beberapa kebun warga. Jadi, walau cuaca panas Blitar cukup menyengat, duduk sambil menyantap hidangan adalah sebuah kenikmatan maha dahsyat yang bisa saya dapatkan.

Jujugan Keluarga yang Sedang Berlibur

Hampir satu jam saya menghabiskan waktu di Presiden Lesehan ini. Makin siang, makin banyak pengunjung yang datang. Kebanyakan memang keluarga lengkap yang menghabiskan akhir pekan. Suara kentongan pun bersahut-sahutan lantaran semua mulai lapar. Karyawan Presiden Lesehan mulai kewalahan ketika jam makan siang mendekati puncaknya. Belum lagi, orderan dari Grab Food juga mulai masuk dengan padat. 


Sambil menunggu kasir Presiden Lesehan selesai dengan pekerjaannya, saya berkeliling lagi dan menemukan fakta bahwa tempat ini dekat sekali dengan Pemandian Sumber Udel. Pantas saja, tempat ini ramai didatangi oleh keluarga yang baru saja berenang atau berwisata. Presiden Lesehan juga memiliki cabang di dekat Makam Bung Karno dan Kota Nganjuk.

Tak sampai 30 ribu rupiah uang yang harus saya keluarkan untuk bisa makan enak di Presiden Lesehan ini. Harga yang menurut saya murah karena saya puas dengan porsi dan fasilitas yang saya dapat. Bapak Grab pun datang tepat di saat saya sudah ingin beranjak dari sana. Setelah ini, saya akan mengunjungi dua tempat publik yang sangat berkontradiksi. Tempat apakah itu?   

8 Comments

  1. He eh ya, aku pun klo ada menu ayam kecap pasti mbayangin hasil akhirnya ayam warna kecoklatan, rasa dominan manis..

    Ternyata mirip2 ayam saus asam manis gitu
    Tapi yang penting enak.. jadi meskipun jauh dr bayangan, gpp😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah iya kan mbak
      kukira juga gitu hahahha
      penting enak si

      Delete
  2. wah.. jadi kangen sama suasana makan di lesehan..

    itu kalo pas jam makan siang, pusing juga ya kentongan bersahut-sahutan..

    terus penasaran juga kenapa namanya Sumber Udel?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahha iya mas tapi untungnya pelayannha sigap
      kalau ga salah sumber mata airnya menyerupai udel mas
      jadinya namanya sumber udel

      Delete
  3. wkwkwkk ayam kecape kecap inggris tah ternyata...mirip bistik ayam soale ada tepunge...ngalamat enake nggo saus nu daripada sambel korek nek modelane ayam tepung wkkwkwk

    tapi unik banget sambele pilihane segambreng dan gratis ..uda gitu manggil pesenane tinggal dikentong...

    nek pilihan menune gitu aku sih cah kangkung selalu yes..opo malah sop buntut wkkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk iya mbak jadinya mirip ayam bistik
      untunge ada saus di meja makannya jadi masih okelah

      aku juga pengen tapi ra muat iki weteng mbak haha

      Delete
  4. Waaah sayang aku baru baca skr. Dulu sempet main ke Blitar, dan mampir ke makam bung Karno, tapi ga tau ada restoran ini. Malah makan tempat lain. Keliatannya enaaak mas :). Dan takjub aja Ama harga totalnya hahahahah. Suatu yg ga mungkin di Jakarta :p

    ReplyDelete
  5. unik juga tempatnya, model mesen menunya pake bel
    memang kalau ketemu sama tempat makan yang model gazebo dan jaraknya berjauhan dengan ruang utama suka males kalau disuruh balik jalan lagi buat pesen satu menu. jauhh hahaha

    tapi ini unik juga

    ReplyDelete
Next Post Previous Post