Tanpa Lisensi Miss Universe, Puteri Indonesia Tetap Nomor Satu di Hati Masyarakat Indonesia

Pemilihan Puteri Indonesia - Dok. Istimewa

Akhirnya lisensi Miss Universe benar-benar lepas dari Yayasan Puteri Indonesia.

Setelah lebih dari 30 tahun di bawah naungan YPI, per Februari ini YPI tidak lagi melepas lisensi Miss Universe. Kepemilikan lisensi Miss Universe jatuh ke tangan organisasi baru yang di bawah seorang penyanyi dangdut Poppy Capella. Ia berhasil merebut lisensi Miss Universe dan mendirikan organisasi Miss Universe Indonesia (MUI). 

Berita yang membuat terkejut

Tentu, berita lepasnya lisensi Miss Universe ini membuat heboh jagad pageant tanah air. Rupanya, desas-desus yang berhembus selama ini benar adanya. Akan ada pihak baru yang memiliki lisensi Miss Universe dan YPI akan kehilangan lisensi. Wakil Indonesia pada Miss Universe akan dipilih terpisah dari Puteri Indonesia seperti yang dilakukan selama ini.

Selama beberapa hari, pihak YPI masih diam. Banyak orang yang bingung dengan keadaan ini. Terlebih, pemilihan Puteri Indonesia sedang dalam masa audisi daerah. Banner Miss Universe masih terpampang pada laman instagram Yayasan Puteri Indonesia.

Pada saat yang sama, dilaksanakan konferensi pers dari  pemilik organisasi baru mengenai kepemilikan yang kini sudah berpindah. Mereka menunjukkan surat lisensi baru yang katanya sudah didapatkan beberapa bulan lalu. Mereka juga akan melakukan pemilihan untuk wakil Indonesia di ajang Miss Universe 2023. 

Baca juga: Berapa harga lisensi kontes kecantikan internasional?

Publik pun masih bertanya-tanya. Mengapa YPI sampai kehilangan lisensi? Apakah mereka sudah kehabisan uang sehingga tidak bisa membayar lisensi lagi? Atau mereka tidak mampu memenuhi persyaratan yang diberikan oleh organisasi Miss Universe?

Klarifikasi Resmi dari YPI

Ternyata, pada Sabtu (11/2/2023) ini YPI akhirnya memberikan klarifikasi. Mereka menceritakan bagaimana proses hilangnya lisensi Miss Universe dari tangan mereka. Semua diawali dari proses lelang yang dilakukan oleh organisasi Miss Universe.

Lelang tersebut meminta YPI dan semua pemilik lisensi untuk mengajukan harga lelang. Nah YPI diberi waktu 3 hari agar bisa mengajukan harga lelang sebelum jatuh tempo. YPI sudah memberikan harga lelang naik 10 kali lipat dari harga saat ini (naik 1000%).

Menurut YPI, pihak Miss Universe akan memberikan jawaban pada 7 Februari 2023. Namun, hingga tanggal tersebut, YPI belum menerima jawaban dari mereka. Malah, ada sebuah organisasi yang tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka sudah mendapatkan lisensi Miss Universe Indonesia. 

Baca juga: Dimiliki oleh Transgender, Apakah Akan Banyak Waria yang Ikut Miss Universe? 

Tentu, hal ini membuat kaget semua pihak terutama YPI. Bagaimana bisa mereka tidak diberikan informasi yang jelas mengenai nasib lisensi Miss Universe lalu ada kegiatan tersebut. Tidak hanya itu, YPI merasa mereka tidak mendapatkan perlakuan yang benar dari proses tawar-menawar lisensi Miss Universe ini lantaran negara lain diberikan waktu antara 5-10 hari.

Akhirnya, dengan sangat berat YPI melepas lisensi Miss Universe dan merasa organisasi ini sudah tidak sejalan dengan visi dan misi YPI. Kini, YPI pun hanya memiliki 2 lisensi kontes kecantikan yakni Miss International dan Miss Supranational. 

YPI lisensi Miss Universe
Pernyataan resmi YPI

 

 

YPI lisensi Miss Universe
Pernyataan resmi YPI.

Apa yang terjadi memang mengagetkan dan menyesakkan. Bagaimana tidak, YPI adalah organisasi perintis kontes kecantikan di Indonesia. Masih segar di ingatan kita betapa susahnya perjuangan wanita Indonesia yang akan berlaga di ajang Miss Universe. Mereka banyak sekali mendapatkan tantangan dan hambatan agar bisa mengharumkan nama Indonesia.

YPI pendobrak kontes kecantikan tanah air

Mulai dari demo, pemboikotan, hingga pelarangan dari pemerintah. Ada pula cerita pemulangan paksa wakil Indonesia yang sudah berangkat di ajang Miss Universe. Satu kisah yang sangat berkesan adalah saat Puteri Indonesia 1996, Alya Rohali mengikuti Miss Universe. Saat itu berita negatif tentang dirinya sangat santer dan bahkan membuatnya seperti buronan nasional karena foto pakaian renang di ajang tersebut.

Pun demikian dengan cerita Artika Sari Devi yang harus menghadapi gelombang demo besar-besaran dari mereka yang kontra. Artika bahkan harus menginap di hotel dekat bandara agar bisa berangkat ke Thailand pada 2005. Untung saja perjuangan Artika berbuah manis dengan masuk Top 15 Miss Universe 2005. Ia menjadi wanita Indonesia pertama yang bisa menembus babak tersebut.

Dari berbagai kisah ini tentu terlukis kisah betapa susahnya YPI jatuh bangun membuat pageant Indonesia tetap eksis. Kalau tak ada YPI, bisa saja acara pemilihan kontes kecantikan lainnya tidak akan bisa ada jika tanpa peran YPI. YPI bisa mengubah mindset sebagian orang Indonesia yang dulu amat tabu dengan kontes kecantikan menjadi melek dan menikmati. 

Baca juga: Mengintip Wakil Indonesia pada Kontes Kecantikan Zaman Jadul

Tidak hanya itu, branding kontes kecantikan di Indonesia sudah tidak bisa lepas dari Puteri Indonesia. Orang awam yang tidak mengenal pageant tahunya ya kontes kecantikan di Indonesia ya Puteri Indonesia. Mereka menyebut Miss ini itu yang bukan Puteri Indonesia ya Puteri Indonesia. Pokonya segala hal bebau pageant ya Puteri Indonesia. Segala hal mengenai wanita bermahkota dan berselempang ya Puteri Indonesia.

Makanya, perebutan lisensi yang tidak baik ini menjadikan banyak orang kecewa. Mungkin hanya sebagian saja yang punya pemikiran bahwa ini akibat dari kolotnya YPI sehingga wakil Indonesia belum bisa menembus babak 5 besar. Namun, jika mereka berpikir lebih jernih, tidak semuanya bermuara kepada mahkota atau placement.

Dampak yang diberikan oleh Puteri Indonesia jauh lebih berharga daripada mahkota Miss Universe itu sendiri. Beberapa alumni Puteri Indonesia yang tidak mendapatkan posisi semifinal di ajang Miss Universe kini berkecimpung di berbagai bidang. Selain Alya Rohali, ada Zivana Letisha, Nadine Chandrawinata, Agni Pratista dan masih banyak lagi. Mereka sangat berkontribusi bagi masyarakat. Tidak sekadar melakukan photoshoot dan pamer paha. Jadi, YPI telah menaikkan derajat kaum wanita Indonesia dengan berbagai peran yang mereka berikan.

Entah bagaimana nanti nasih ke depannya antara YPI dan organisasi baru ini. Yang jelas, sesuatu yang tidak dimulai dengan cara yang baik maka akan tidak berakhir baik pula. Tentu masih ingat kasus sebuah organisasi yang mengambil lisensi Miss Grand International dari YPI sebelum kini dipegang oleh Ivan Gunawan. Organisasi tersebut ternyata tidak memberikan hak kepada pemenangnya hingga sang pemenang cuap-cuap di media sosial. Yang jelas, tanpa atau dengan lisensi Miss Universe, Puteri Indonesia tetap menjadi kontes kecantikan nomor satu di Indonesia.   

1 Comments

  1. Ingat komen mas Ikrom di IG ypi dan mas angkasa, kontes kecantikan orang hanya tau Puteri Indonesia. titik

    ReplyDelete
Next Post Previous Post