Cara Jalan-Jalan Murah Seharian di Surabaya dari Stasiun Surabaya Gubeng Menggunakan Suroboyo Bus, Trans Semanggi, dan Feeder Wira-Wiri


Naik Suroboyo Bus seharian

Jalan-jalan seharian di Surabaya menjadi salah satu cara berwisata murah saat ini.

Kebanyakan wisatawan asal kota sekitar Surabaya seperti Malang, Pasuruan, Mojokerto, dan lain sebagainya ingin jalan-jalan sehari di Surabaya. Kalau tidak, biasanya wisatawan yang akan menuju Bromo/Ijen singgah dulu sehari di Surabaya. Sambil menunggu jadwal menuju kedua gung tersebut, maka jalan-jalan sehari di Surabaya adalah solusi menghabiskan waktu.

Titik utama dari kegiatan ini biasanya adalah Stasiun Surabaya Gubeng. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun sentral kedatangan berbagai rute kereta api mulai kereta lokal hingga jarak jauh. Para wisatawan biasanya memulai perjalanannya dari sini.

Meski tidak ada halte atau tempat pemberhentian dari transportasi umum, tetapi wisatawan masih bisa menjelajah Surabaya dalam sehari menggunakan tiga transportasi umum di Surabaya; Suroboyo Bus, Trans Semanggi, dan Feeder Wira-Wiri. Dengan menggunakan tiga transportasi umum tersebut, maka wisatawan bisa menghemat banyak biaya dibandingkan naik ojek atau taksi online.

Berikut ini adalah cara untuk menuju tempat wisata di Surabaya dari Stasiun Surabaya Gubeng dalam satu hari. Asumsi ini dibuat jika perjalanan dimulai dari pagi hari sampai sore atau petang hari.

Rute Pertama: Monumen Kapal Selam

Saat turun dari kereta api di Stasiun Surabaya Gubeng, wisatawan hendaknya keluar melalui pintu lama yang dekat dengan Gubeng Pojok. Dari pintu lama ini, wisatawan bisa jalan kaki ke Monumen Kapal Selam (Monkasel) yang berada dekat dengan jembatan Kali Mas.

Baca juga: Beda Suroboyo Bus dengan Trans Semanggi  

Namun, sebelum ke Monkasel, wisatawan bisa sarapan dulu di warung soto di selatan pintu keluar stasiun. Setelah sarapan, wisatawan bisa jalan kaki agar energi bisa terisi.

Alun-Alun Surabaya


Monkasel sendiri buka mulai pukul 8 pagi. Harga tiketnya adalah 15 ribu rupiah. Kita bisa melihat banyak peninggalan sejarah dari KRI Pasopati 410 yang dulu pernah digunakan dalam pertempuran merebut Irian Barat.

Rute kedua: Alun-Alun Surabaya

Setelah dari Monkasel, wisatawan bisa menuju ke Alun-Alun Surabaya. Caranya adalah menyeberang jalan menuju Halte Monkasel untuk naik feeder Wira-Wiri Suroboyo. Letak halte ini berada di seberang Monkasel dekat dengan persimpangan Jalan Kayoon atau persis di seberang pintu masuk Delta Plaza.

Seharian jalan bersama Suroboyo Bus
Feeder Wira-Wiri

 
Cari tanda palang bus stop sebagai lokasi pemberhentian feeder. Nanti, wisatawan bisa naik feeder koridor 2 dan turun di Halte Yos Sudarso. Halte ini berada di sisi timur dari Alun-Alun atau dekat gedung DPRD Kota Surabaya. Tinggal jalan kaki sebentar untuk sampai di Alun-Alun.

Rute ketiga: Taman Bungkul


Dari Alun-alun, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Taman Bungkul. Taman ini merupakan ikon Kota Surabaya dan menjadi wisata rekreasi serta religi. Ada makam Mbah Bungkul yang jadi jujugan wisatawan baik dari Surabaya maupun luar kota Surabaya.
 
Baca juga: Cara Transit Antar Koridor Trans Semanggi

Untuk menuju Taman Bungkul, kita bisa naik Suroboyo Bus dari Halte Gubernur Suryo. Jalan kaki menuju kea rah barat atau menuju SMA Negeri 6 Surabaya. Di sana, ada halte Suroboyo Bus dan Trans Semanggi yang berada di bawah JPO. Wisatawan bisa naik Suroboyo Bus arah Bungurasih. Jangan sampai salah naik bus ya. Pastikan dulu bertanya kepada sopir atau kondektur sebelum naik.

Setelah naik Suroboyo Bus, wisatawan bisa turun di Halte Darmo. Dari halte ini, wisatawan bisa jalan kaki sekitar 200 meter kea rah selatan. Di Taman Bungkul, wisatawan bisa jajan di sentra PKL sambil menikmati segarnya taman.

Rute keempat: Kebun Binatang Surabaya (KBS)


Nah ke Surabaya tanpa ke KBS rasanya kurang seru. Maka, dari Taman Bungkul, wisatawan bisa jalan-jalan ke KBS. Caranya adalah kembali ke Halte Darmo dengan jalan kaki lalu naik Suroboyo Bus.

Setelah itu, wisatawan bisa turun di Halte Marmoyo. Halte ini berada tepat di seberang dari kompleks KBS. Dari Halte Marmoyo, wisatawan bisa menyeberang jalan menuju patung Sura dan Buaya. Patung ini menjadi ikon Surabaya yang seakan wajib untuk dijadikan kenang-kenangan di Kota Pahlawan.

Seharian jalan bersama Suroboyo Bus
Kebun Binatang Surabaya

 

Pintu masuk KBS tak jauh dari patung tersebut. Namun, jika tidak ingin masuk ke KBS tak masalah asal sudah berfoto di ikon Sura dan Buaya. Jadi, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata selanjutnya.

Rute kelima: Tunjungan Plaza


Ke Surabaya tanpa ke Tunjungan Plaza (TP) juga rasanya kurang. Di sini, wisatawan bisa mengisi energi sekaligus ngadem sebentar dari panasnya Kota Surabaya. Dari patung sura dan buaya, wisatawan bisa berjalan ke arah utara menuju Halte Perpustakaan Bank Indonesia.

Seharian jalan bersama Suroboyo Bus
Halte Marmoyo

Di sini, wisatawan bisa naik Suroboyo Bus rute R1 arah Rajawali dan turun di Halte Kaliasin TP. Dari halte ini, wisatawan bisa berjalan kaki ke pintu masuk TP 1. Saat di TP, tetap hat-hati karena jika tidak awas bisa tersesat. Makanya, bertanya kepada petugas keamanan adalah kunci.

Baca juga: Informasi Mengenai Feeder Wira-Wiri  

Wisatawan bisa makan, salat, dan istirahat sejenak sambil cuci mata di salah satu mall terbesar di Surabaya ini. Setelah puas, wisatawan bisa keluar dari TP 1 dan berjalan ke Halte Kaliasin.

Rute keenam: Monumen Tugu Pahlawan


Tanpa ke Tugu Pahlawan saat berada di Surabaya juga tak begitu lengkap. Maka, dari Halte Kaliasin, wisatawan bisa naik Suroboyo Bus kembali. Oh ya, simpan tiket sebelumnya yak arena tiket Suroboyo Bus berlaku 2 jam tanpa bayar lagi.

halte kaliasin TP
Halte Kaliasin dekat Tunjungan Plaza

 
Nanti, setelah naik Suroboyo Bus, wisatawan bisa turun di Halte Pasar Turi. Halte ini persis berada di sebelah barat dari Tugu Pahlawan. Tingal menyeberang saja lalu menuju pintu masuk wisatawan bisa masuk ke Tugu Pahlawan.

Di sini, wisatawan bisa berfoto dengan ikon tugu yang menjadi kebanggaan warga Surabaya. Selain itu, wisatawan dapat berlajar sejarah seputar Pertempuran 10 November 1945 di museum. Harga tiketnya cuma 5 ribu rupiah.

Rute ketujuh: Narsis di Jalan Rajawali dan Jembatan Merah


Narsis adalah kunci. Tanpa narsis dan mengisi feed di Instagram rasanya kurang puas. Maka, dari Tugu Pahlawan wisatawan bisa berjalan kaki kembali ke Halte Pasar Turi. Dari sini, wisatawan bisa naik Suroboyo Bus dan turun di Halte Rajawali.

Di sini, wisatawan bisa berfoto di sepanjang Jalan Rajawali hingga Jembatan Merah. Ada empat gaya bangunan di sini yang cukup unik, yakni Indische Empire Style, Khas Belanda, Ekletisisme, dan De Amsterdam School. Keempat gaya tersebut merupakan macam gaya bangunan sesuai perkembangan zaman Kota Bawah Surabaya alias kawasan di sekitar Jalan Rajawali ini.

Destinasi ini sebaiknya dilipih menjelang akhir perjalanan atau sore hari agar wisatawan tidak kepanasan. Selain itu, pencahayaan yang dihasilkan juga akan lebih baik. Wisatawan bisa berfoto sambil berjalan kaki dari Halte Rajawali ke sekitaran Jembatan Merah.

Jika sudah puas, maka wisatawan bisa menuju ke Halte Jembatan Merah yang terletak di persimpangan antara Jalan Rajawali dan Jalan Elang. Di sini, wisatawan bisa naik Suroboyo Bus menuju tempat wisata selanjutnya.

Rute Kedelapan: Bersantai dan Narsis Kembali Jalan Tunjungan


Setelah seharian berjalan-jalan di Surabaya, maka Jalan Tunjungan bisa jadi penutup. Jika hari sudah senja atau menjelang petang, maka Jalan Tunjungan adalah penutup manis dari romantisme kota ini.

Dari Halte Jembatan Merah, wisatawan naik Suroboyo Bus dan turun di Halte Siola. Halte ini berada dekat dengan Gedung Siola dan berada di bawah jembatan gantung. Silakan untuk menjelajah Jalan Tunjungan dari utara ke selatan.

Berfoto, ngopi, makan, atau sekadar nongkrong bisa jadi solusi. Jika pemberangkatan kereta masih malam, maka wisatawan bisa makan malam di sini. Ada banyak restoran dan warung makan yang bisa dipilih. Dari yang paling murah sampai yang paling mahal.

Halte Suroboyo Bus tunjungan
Halte Tunjungan

 
Jika sudah puas, maka wisatawan bisa berjalan kembali ke Halte Siola atau Halte Tunjungan. Untuk Halte Tunjungan berada di dekat Varna Culture Hotel atau dekat tulisan ikon Tunjungan. Cari saja palang bus stop di sana.

Rute Kesembilan: Kembali ke Stasiun Surabaya Gubeng


Dari halte Tunjungan, wisatawan bisa naik Suroboyo Bus dan turun di Halte Simpang Dukuh. Kemudian, naik Trans Semanggi Koridor 2 dan turun di Halte Grand City. Dari Grand City, wisatawan bisa jalan kaki ke selatan menuju Stasiun Gubeng pintu lama. Jika mau ke pintu baru, maka bisa turun di Halte Moestopo. Namun, saya sarankan lewat pintu lama saja karena jalan kakinya lebih dekat. Untuk naik Trans Semanggi, wisatawan harus membayar tiket lagi seharga 6.200 bisa dengan QRIS atau kartu tol.





Itulah cara jalan-jalan menggunakan Suroboyo Bus, Trans Semanggi, dan Feeder Wira-Wiri. Sebelum jalan, lebih baik download aplikasi Gobis dan Teman Bus untuk mengetahui rute bus serta posisi bus secara realtime.

Selamat jalan-jalan.


Post a Comment

Next Post Previous Post