Aji Mumpung; Ditulung Malah Mentung

Farida Nurhan dan tagihan viral. - Dok Istimewa


Kemarin, lini masa media sosial saya diramaikan oleh kasus Omay Farida Nurhan.

Food vlogger favorit saya yang hampir tiap kontennya selalu saya lihat tersebut sedang mengalami masalah. Ketika melakukan review gratis di daerah Banyumas, Omay terkena pengalaman yang tidak mengenakkan. Niat awalnya untuk membantu sebuah warung yang kurang laku malah membuatnya kena tagihan yang di luar nalar.

Ceritanya, ada sebuah komentar pada videonya terdahulu mengenai sebuah warung yang sepi. Warung ini berada di Jalan Raya Banyumas-Kebumen yang menjual aneka makanan berat dan oleh-oleh. Salah satunya adalah Soto Sokaraja. Oleh-oleh yang dijual di warung tersebut adalah getuk goreng yang juga menjadi makanan khas daerah Sokaraja.

Dalam narasi yang dibuat Omay, sebenarnya ia sudah tidak enak ketika akan melakukan review gratis. Feeling yang ia rasakan bertambah kuat ketika melakukan perjalanan dari Jakarta, ban motornya pecah sehingga harus diganti. Itu pun belum belum termasuk kecelakaan yang menimpa dirinya sebelum berangkat. Pokoknya, ada tanda tidak enak yang membuat Omay seakan gamang untuk bernagkat.

Namun, karena sudah niat dan janji, ia pun akhirnya jauh-jauh datang ke Banyumas. Di sana, ia bertemu dengan sang pemilik warung yang ternyata anak muda berusia 19 tahun bernama David. Dalam paparan yang diberikan, David mengatakan ia berjualan untuk membantu pengobatan kakeknya yang baru saja mengalami kecelakaan. Cerita inilah yang membuat Omay trenyuh dan ingin menolong David.

Singkat cerita, proses review berjalan lancar. Omay begitu happy memakan Soto Sokaraja, Tempe Mendoan, dan Getuk Goreng. Ia juga mentraktir orang-orang di sekitar warung tersebut yang hadir untuk melihat proses pembuatan video. Setelah makan dan mereview warung, Omay pun mendatangi sang kekek yang memang terbujur lemah karena kecelakaan dan memberikan santunan.

Masalah muncul ketika Omay meminta bill tagihan makanan. Ia kaget karena jumlahnya tidak masuk akal. Omay sebenarnya tidak mempermasalhkan harga tetapi jumlah porsi yang dianggapnya terlalu banyak. Ia menghitung bahwa jumlah porsi soto dan bakso sekitar 50an saja. Namun, dalam tagihannya jumlahnya mencapai 115 porsi.

Omay merasa janggal karena panci bakso dan soto cukup kecil dan tidak mungkin sebanyak itu. Selain itu, Omay juga merasa banyak barang yang berasal dari warung sebelahnya ikut dimasukkan perhitungan. Padahal, Omay hanya ingin melakukan review dan membayar warung milik David.

Pada sebuah momen video, tampak seorang ibu-ibu memindahkan getuk goreng dari warung sebelah ke warung David. Ketika melihat kegiatan itu, Omay berkata kepada David bahwa ia hanya mau mereview dan membayar barang di warungnya saja, bukan warung sebelah. Meski diingatkan seperti itu, tetap saja David hanya diam.

Alhasil, ketika masalah ini dinaikkan omay melalui media sosial, warganet pun mengecam David. Anak tersebut dianggap aji mumpung dan memanfaatkan kesempatan. Warganet juga merasa bahwa David sudah berbuat curang karena selain melakukan mark up jumlah porsi, ia juga membiarkan warung sebelah memasukkan dagangannya.

Ketika saya mengamati video tersebut, tampak memang seorang ibu yang awalnya seakan seperti warga yang ikut makan gratis. Ia begitu bersemangat di awal video mengikuti review. Namun, saat akhir video, ia juga tanpa rasa bersalah memasukkan barang dagangan warung sebelah ke warung David. Entah apakah ibu tersebut pemilik warung sebelah, belum ada konfirmasi. Yang jelas, ibu ini cukup berperan dalam tidak wajarnya harga yang diberikan pada Farida Nurhan.

Sosok ibu yang misterius.


Tentu, David dan keluarganya mendapatkan rugi yang banyak. Netizen mengecam keras dan menbuat warungnya tutup. Usaha yang seharusnya bisa lancar semenjak review dari Omay menjadi terhenti. Uang 8 juta memang cukup banyak tapi jika setelahnya susah mencari uang juga buat apa. David sudah membunuh usahanya sendiri berkat aji mumpung dan serakah. Meski demikian, saya masih penasaran dengan peran si ibu yang tampak mendominasi dari kegiatan tersebut.

Ketika melihat peta di Google map. Saya tidak menemukan warung David. Cukup aneh juga warung yang berada di pinggir jalan tidak ada keterangan pada aplikasi Google Map. Padahal, bangunan sekitarnya cukup banyak yang sudah memberi tanda pada Google map.

Pada Google street, tampak warung David dan warung sebelahnya terlihat seperti satu bangunan. Bisa jadi, kedua warung tersebut masih satu manajemen. Artinya, barang yang ada di warung David dan warung sebelahnya berasal dari sumber yang sama. Walau demikian, bukan berarti lantas membuat warung sebelah seenaknya memberikan barangnya untuk ikut dibayar.

lokasi warung david banyumas farida nurhan
Penampakan warung David

Fenomena aji mumpung alias nggragas memang membuat muak. Saya sendiri sering bertemu dengan orang seperti ini. Dalam komunitas yang saya ikuti, saya pernah bertemu dengan seorang ibu yang nggragasnya minta ampun. Pada sebuah acara, ketika ada kuis, ia bahkan meminta anaknya maju menjawab. Padahal ia bertindak sebagai panitia dan sedianya kuis tersebut ditujukan kepada para peserta atau para tamu luar yang datang. Belum lagi sederet tingkahnya yang membuat saya geleng-geleng kepala dan mengguman betapa aji mumpungnya orang tersebut.

Ada lagi cerita ketika saya salat jumat. Biasanya kan ada nasi jumat berkat. Nah, ada seorang Bapak yang sudah mengambil nasi, kue, dan minuman sebelum khutbah berlangsung. Ketika selesai salat, ia mengambil kembali sebanyak dau buah untuk anaknya. Jadi, total ia mengambil tiga buah. Saya hanya  melihat dengan geleng-geleng kepala karena memang nasi tersebut tidak ada yang menjaga.

Orang-orang nggragas dan aji mumpung ini memang sesekali harus diberi pelajaran keras. Salah satunya ya dengan membuat malu agar jera. Alasannya, jika terus dibiarkan, maka akan merugikan orang lain. Ketika berinteraksi apalagi mengenai uang, sudah seharusnya kita memiliki porsi yang tepat. Artinya, jika kita sudah mendapat hak yang kita dapat, ya sudah tidak usah minta tambah.

Aji mumpung seperti itu juga merupakan tindak korupsi meski dalam skala yang berbeda. Akibat yang ditimbulkan lainnya tentu ketidakpercayaan pada orang tersebut. Saya sendiri sudah tak ikut komunitas yang saya ikuti jika masih ada ibu-ibu aji mumpung tersebut. Rasanya kok jengah ya.

1 Comments

  1. Orang-orang aji mumpung itu dengan manfaatin orang lain itu memang ngeselin. Kayak yang gak tau terima kasih. Sebel ih!

    ReplyDelete
Next Post Previous Post