One Day Isang Araw: Apa yang Terjadi pada Billy si Pembuli?

One Day Isang Araw Billy the Bully
Billy the Bully

One Day Isang Araw (Pada Suatu Hari) menjadi salah satu tontonan wajib saya beberapa hari ke belakang.

Tayangan ini merupakan serial TV Filipina yang mengisahkan cerita fantasi dari empat anak SD dengan ceritanya masing-masing. Mereka adalah  Daisy (Jillian Ward), Isang (Milkcah Wynne Nacion), Juan (Joshua Uy), dan Monching (Marc Justine Alvarez).

Keempat anak ini sering berkumpul di dalam sebuah rumah pohon untuk bercerita pengalaman unik yang mereka hadapi. Kadang, pengalaman itu diikuti dengan pengalaman spiritual seperti adaya setan dan malaikat yang membisiki atau bertemu dengan makhluk halus lain.

Sebenarnya, ada 23 episode dalam serial ini. Akan tetapi, saya paling suka menyimak episode berjudul Billy the Bully karena kisahnya cukup inspiratif dan amat penting untuk dijadikan pelajaran.

Kisah dimulai dengan adanya seorang anak yang mengalami perisakan (bullying) di tepi jalan. Anak tersebut menangis karena bola basketnya diambil oleh sekelompok anak yang badannya berukuran lebih besar. Tentu, sang anak tak bisa melawannya dan hanya mampu menangis. Lalu, keempat anak tadi tak sengaja menemukan kejadian tersebut. Mereka tentu tak bisa melawan dan mengajak anak yang mengalami perisakan untuk menjauh dari para pembuli tersebut. 

 

One Day Isang Araw Billy the Bully
Juan, Monching, Daisy, dan Isang menolong anak korban bullying.

Setelah kejadian itu, keempat anak itu berdiskusi mengenai alasan seorang anak bisa mendapat perisakan. Ternyata, diantara mereka ada yang pernah mengalaminya. Ia adalah Monching yang pernah mengalami perisakan dari kakak kelasnya.

Baca juga: Kisah Nathaniel, Malaikat Kecil dari Filipina

Perisakan yang dialami Monching pun tidak sembarang perisakan. Ia selalu dikejar untuk diolok-olok dan dilecehkan secara fisik. Kakak kelasnya bahkan tak segan menurunkan celana milik Monching sehingga anak laki-laki itu hanya mengenakan celana dalam saat berada di koridor sekolah. 

One Day Isang Araw Billy the Bully
Billy dan teman-temannya yang selalu mengganggu Monching

Tentu, Monching pun hanya bisa menangis dan marah tapi tak bisa berbuat apa-apa. Karena begitu takut dengan kakak kelasnya, Monching bahkan sering bersembunyi di kamar mandi. Di sana, ia selalu was-was untuk keluar tempat itu karena tak ingin bertemu dengan kakak kelasnya.

Perisakan yang dialami oleh Monching semakin menjadi-jadi ketika kakak kelas yang suka mengganggunya tahu bahwa ia mengambil formulir untuk mengikuti ekstrakurikuler menari. Kejadian ini semakin membuat Monching menjadi bulan-bulanan kakak kelasnya. Mereka mengatakan Monching adalah seorang “bading” atau banci lantaran ikut ekskul menari. Anak laki-laki seharusnya tidak ikut menari karena kegiatan itu hanya untuk perempuan. Begitu kata mereka.

Apa yang dialami Monching membuatnya bingung. Malaikat dan setan yang menjaganya terus memberi bisikan. Menurut si malaikat, ia harus berkata pada ayah ibunya agar mereka mendukung pilihannya dan menceritakan perundungannya. Tetapi, kata si setan, lebih baik ia menghajar kakak kelasnya karena ayahnya adalah seorang polisi dan pasti akan mendukungnya. Meski demikian, Monching masih galau.

Baca juga: Melirik Rivalitas Dua Raja Pertelevisian Filipina

Ia semakin galau ketika ayahnya tahu bahwa ia ikut ekskul menari. Sang ayah tak setuju dan malah marah karena bagaimana bisa anak laki-laki, apalagi anak seorang polisi ikut kegiatan menari. Ayahnya memaksa dirinya untuk ikut ekskul Taek Won Do agar bisa membela diri.

Monching pun akhirnya ikut Tak Won Do dan kebetulan di sana juga ada Billy. Ia pun langsung kecut ketika pelatih taek Won Do memintanya mencoba berlatih dan berhadapan dengan Billy. Bisa ditebak, Monching pun ketakutan hingga ia akhirnya menangis kencang ketika mendapat tendangan di wajahnya.

Ibu Monching pun sangat khawatir ketika ada luka di wajah anaknya. Ia meminta Monching untuk berhenti ikut Taek Won Do. Tetapi, sang ayah malah menganggap luka itu adalah biasa dan wajar jika mengikuti kegiatan bela diri. Sang ayah tetap bersikukuh bahwa anaknya harus tetap ikut Taek Won Do. Sementara ibunya amat khawatir dan lebih baik Monching ikut ekskul lain. Ibunya pun bertanya apa yang sebenarnya diinginkan oleh Monching. Dan Monching menjawab, ia benar-benar ingin ikut ekskul menari. Walau masih ditentang oleh ayahnya, tetapi akhirnya Monching pun mulai ikut ekskul menari.

One Day Isang Araw Billy the Bully
Ayah dan ibu Monching berselisih paham mengenai pilihan anaknya

Ia masuk ke sanggar tari dan belajar berbagai gerakan menari terutama dansa. Wajah Monching amat sumringah karena inilah yang diinginkannya. Saking senangnya, Monching pun bahkan mencari kelas kosong untuk berlatih gerakan menari yang sudah ia pelajari.

Baca juga: Menjadi Guru dan Pahlawan Super ala Minerva Super Ma'am

Tak disangka, kegiatannya itu diketahui oleh Billy dan teman-temannya. Praktis, mereka langsung mengganggu Monching dan mengambil ponselnya. Monching pun mencoba merebut barang miliknya tetapi tak bisa. Billy dan teman-temannya malah mengolok-oloknya. Bahkan, Billy mendorong Monching hingga terjatuh.

One Day Isang Araw Billy the Bully
Billy dan teman-temannya mengolok-olok Monching yang berlatih menari.

Saat itu, bisikan dari malaikat dan setan pun datang. Si malaikat berkata bahwa ia harus segera pergi dan melaporkannya pada orang dewasa. Sementara si setan berkata bahwa ini kesempatannya untuk meghajar kakak kelasnya itu. Monching pun akhirnya menuruti perkataan si setan karena amarahnya sudah menumpuk lama.

Ia lalu mendorong Bllly dan memukulnya tanpa ampun beserta kawan-kawannya. Entah darimana kekuatannya berasal yang jelas Monching amat kuat sehingga para perisaknya kesakitan. Kejadian ini pun diketahui oleh gurunya dan mereka semua pun dibawa ke ruang guru.

 

One Day Isang Araw Billy the Bully
Malaikat dan setan yang membisiki Monching

Orang tua Monching pun dipanggil. Mulanya, Billy berkata bahwa Monching yang memulainya dengan memukulnya. Tetapi ayah Monching marah dan mengatakan bahwa Billy yang memulainya. Ia berkata kepada guru dan kepala sekolah di sana bahwa anaknya sering mendapat perisakan dari kakak kelasnya itu. Anaknya sering dipanggil “bading” atau gay dan tentu saja itu sangat menyakitkan hati. Pihak sekolah hanya akan memberi wejangan pada anak-anak yang menganggu Monching.

Apa yang didapatkan anaknya tidak bisa diterima begitu saja oleh ayah Monching. Ia pun berniat melabrak rumah Billy. Walau ditentang oleh istrinya, ia tetap melakukan kegiatan itu karena Monching tiba-tiba tidak mau masuk sekolah karena kejadian ini.

Malam harinya, ayah Monching pun datang ke rumah Billy. Ternyata, rumah anak itu berada pada kawasan kumuh di pinggiran Kota Manila. Baru saja akan masuk, ayah Monching pun kaget mendapati Billy menangis meminta perlindungan karena akan dihajar oleh ayahnya yang sedang mabuk. Tentu, nalurinya sebagai polisi membuatnya ingin melindungi Billy.

Ayah Monching melindungi Billy yang akan menghajar Billy

Perkelahian pun terjadi dan dimenangkan oleh ayah Moncing. Ia bahkan sempat memborgol ayah Bolly tetapi tak meneruskannya ke kantor polisi. Lantaran, ayah Billy sadar akan kesalahannya yang setiap hari menghajar anaknya. Ayah Monching pun akhirnya paham mengapa Billy melampiaskan apa yang ia alami di rumah kepada anaknya di sekolah.  

Dari cerita ini, kita banyak belajar bahwa perisakan yang dialami oleh seorang anak adalah sebuah hal kompleks. Kadang, kita tidak tahu apa yang dirasakan dan dialami oleh pelaku perisakan sehingga ia melakukan hal tersebut. Peran keluarga amat penting agar kasus perundungan tak terjadi. Meski demikian, korban perundungan juga harus mendapat dukungan agar tak mengalami trauma.

Jika dukungan tak diberikan, bisa saja ia akan terus membawa trauma itu hingga dewasa. Atau, ia malah menyimpan dendam dan melakukan hal serupa kepada orang lain yang dirasa lebih lemah.

Sekian, salam. 

 

Sumber Gambar: GMA TV

11 Comments

  1. Ini ikutan one day one post mas? Nembe buka landing page blog, lha kok update'e kayaknya setiap hari. Mantep gila.

    Tak kira malah si Billy ini anak dari orang kaya yang orang tuanya bercerai atau sibuk kerja gitu, makanya dia jadi suka membully temennya di sekolah. Oh, ternyata...

    Kalau serial Filipina memang hanya beberapa episode mas? Nggak kayak sinetron Indonesia yang sampai ribuan atau bahkan berpuluh-puluh session?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ODOPnya tiga hari sekali mas
      tapi karanea udah kadung semangat ya sehari sekali jadinya wkwk

      iya kasian banget sebenernya billy ini

      biasanya antara 50-100 ada si yang di atas 100 cuma bakal turun ratingya jadi mesti ditamatin

      engga kayak di indoensia huhu

      Delete
  2. Ini sepertinya serial tv buat anak-anak ya, mas? Kalau iya, bagus banget nih, mas. Bisa untuk edukasi buat anak juga. Sayang banget siaran tv di sini sudah jarang yang menyiarkan drama anak gini. Kebanyakan drama cinta-cintaan kalau gak gitu drama kumenangis. Blas gak ada edukasinya blas.😢

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ini buat anak-anak mbak
      makanya bagus banget ceritanya

      Delete
  3. bagus serial tv nya, bisa mengajarkan kalo bully gak baik buat anak-anak, dan pastinta buat orang dewasa juga :D.. rekomended banget nih serialnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mas penting banget ini masalah perundungan

      Delete
  4. Maknanya boleh juga dari episode ini ya. Jadi seorang pembully itu sedikit banyak karena pengaruh dari keluarga juga ya. Ayahnya suka mabok-mabokan dan mukulin si Billy, jadilah di sekolah Billy lampiasin ke orang yang lebih lemah. Ckck

    Btw ada sedikit salah nulis sepertinya kak

    "Apa yang didapatkan anaknya tidak bisa diterima begitu saja oleh ayah Billy. Ia pun berniat melabrak rumah Billy."

    Itu maksudnya "Apa yang didapatkan anaknya tidak bisa diterima begitu saja oleh ayah Monching" kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak itu amanatnya
      wah belum berubah ya perasaan sudah saya edit kemarin
      maklum masih belum terbiasa tampilan dashboard yang baru huhu

      btw makasih ya kak koreksinya...

      Delete
    2. iya kak sama-sama...soalnya pas aku baca bagian itu ampe aku ulang-ulang karena bikin bingung soal yang labrak siapa. Hehe
      Gpp kak santuyy. Lama-lama juga terbiasa hehe

      Delete
  5. memang kadang kalau dari sisi ibu agak luweh luwes mas nerima apa minate anak, senajan lanang nek seneng nari pesti ibu tetep mbela, beda ama bapak sik kadang lanang ki kudu lanang, ga semua bapak bapak sih tapi kebanyakan gitu

    trus masalah perisakan ini, pancen bener mas kadang kita nda tau yo motif sang perisak melakukan itu, eh siapa nyana karena terpengaruh latar belakang kehidupannya yang uda berat ini seperti yang terjadi pada billy yang ternyata disiksa bapaknya yang pemabuk...

    biyen aku juga meh mirip gitu sih, pas sd aku diculek matanya ama anak cowok yang badannya paling gede di kelas, ibuku agak nda trima trus nyamper ke rumahnya buat kasih tau ortu temenku itu biar ga suka nakal, eh siapa nyana pas ke rumahnya kita tampak terkejut karena kehidupannya amat sangat sederhana, njuk paling ibuku cuma ngasih tau aja tapi ga nglabrak sih hihi

    eh si monching kok cute ya kayak brandon yang pinter dance indonesia mencari bakat jaman biyen loh hahhaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak memang begitu ya

      latar belakang emang penting buat ngerti kenapa di kok bully
      tapi ya engga bisa dibenarkan juga si

      duh culek culen mata dari dulu sampe sekarang tetep ya mbak
      untung ibune mbak nita juga pengertian

      hahahhaha aku juga mikire gitu kayak brandon
      tapi udah gede sekarang ini film 2013
      kayaknya dia seumuran sama brandon juga

      Delete
Next Post Previous Post