Laporan Capaian Resolusi Kehidupan Triwulan I 2021


Tidak terasa, tahun 2021 sudah memasuki bulan April alias bulan keempat.

Itu artinya, tahun 2021 ini sudah memasuki triwulan pertama. Kalau masih mengerjakan laporan BOS dulu, ini artinya sudah saatnya saya membuat laporan. Mengevaluasi antara rencana anggaran dengan serapannya. Apakah ada yang sudah terserap dengan baik atau belum. Apakah resolusi yang sudah saya buat di awal tahun sudah terlaksana dengan baik atau belum.

Walau membuat resolusi cukup penting, tetapi saya termasuk orang yang fleksibel dan realistis. Tidak ngoyo harus begini harus begitu. Harus mencapai target ini dan itu. Nanti kalau tidak tercapai bisa kecewa meski ya harus ada patokan juga agar tidak terlalu santai.

Setidaknya, ada 5 resolusi utama yang akan saya evaluasi hasilnya pada triwulan I 2021 ini. Bisa saja, resolusi ini memiliki kesamaan dengan para pembaca sehingga dapat dijadikan sebagai pembelajaran.

Resolusi pertama mengenai konsistensi menulis.

Resolusi ini menjadi resolusi tahunan sebagai refleksi kegiatan menulis saya agar menjadi lebih baik atau paling tidak konsisten. Pada akhir 2020 lalu, saya sempat sakit parah sehingga hanya menulis beberapa buah tulisan saja dalam satu bulan. Saya terlalu memforsir kegiatan membaca, menulis, dan mengajar sehingga tidak memperhatikan kesehatan. Akibatnya, saya kehabisan bensin sehingga harus vakum selama sebulan.

Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga. Saya pun mencari celah untuk bisa menulis dengan baik dan akhirnya kini saya bisa mencicil kegiatan ini di sela-sela kesibukan saya. Saat beristirahat siang sebentar, saya bisa menulis lay out. Lalu, membuat beberapa paragraf sebelum tidur. Melanjutkan kembali pada esok hari hingga selesai. Dengan begini, saya mencoba menulis tidak dalam satu waktu penuh kecuali jika pada hari Sabtu atau Minggu.

 

Mencoba konsisten menulis blog minimal 10 tulisan per bulan

Alhamdulillah, sejak bulan Januari saya masih konsisten menelurkan tulisan di blog ini. Penurunan memang terjadi pada bulan Maret karena saat itu sedang musim ujian. Kegiatan blogwalking pun juga keteteran. Meski demikian, penurunan jumlah tulisan tidaklah terlalu parah.

Untuk kualitas tulisan, untungnya masih bisa terjaga dengan baik. Beberapa tulisan masih bertengger di peringkat pertama Google. Ada juga tulisan yang masih dicari oleh mahasiswa karena saya masih menuliskan dengan detail meski ada juga diantara mereka yang mengubungi saya karena belum jelas. Ini juga menjadi bahan evalusi ke depannya saat saya menulis topik yang dibutuhkan oleh banyak orang tertutama mahasiswa.

Resolusi Menabung yang Tak Kalah Penting

Demi masa depan yang lebih baik, saya juga tetap membuat resolusi gemar menabung. Saya memilih investasi menabung emas minimal 500 ribu dalam sebulan. Saya belum atau mungkin tidak tertarik melakukan investasi lain semisal saham atau reksadana. Saya lebih memilih yang pasti dan aman-aman saja.

Tetap konsisten menabung konten demi Adsense dan tabungan masa depan

Untuk mendukung kegiatan gemar menabung ini, saya mulai mengurangi makan di luar rumah dan membeli barang yang tidak penting. Untung saja, mindset gerakan di rumah saja cukup membantu saat pandemi ini. Jika dulu saya bisa keluar berjam-jam, kini keluar beberapa menit saja rasanya sudah ingin pulang lagi.

Tidak hanya itu, saya juga membiasakan menyusun daftar kebutuhan bulanan agar bisa konsisten menabung. Salah satunya dengan berbelanja kebutuhan untuk satu bulan. Cara ini jauh lebih hemat dibandingkan berbelanja berkali-kali. Berkat kegiatan ini, saya lebih bisa menabung banyak karena bisa sekalian mencoba masak sendiri di rumah daripada membeli di luar rumah.

Resolusi Diet untuk Hidup Lebih Sehat

Akibat pandemi, berat badan saya naik sampai 5 kg. Puncaknya, pada penghabisan  tahun 2020, berat badan saya mencapai 75 kg. Kalau saya tidak sakit cukup parah, bisa-bisa berat badan saya terus naik. Lantaran sakit dan tidak enak makan, maka pada bulan Januari, berat badan saya turun 2 kg menjadi 73 kg.

Pada bulan Januari, ayah saya divonis menderita diabetes. Maka, kami sekeluarga harus mengikuti pola dietnya dengan makan nasi jagung atau nasi merah. Diantara keduanya, nasi merah sering kami makan. Saya pun akhirnya ikut makan ini jika sedang tidak berada di Jogja.

Meski awalnya cukup sulit karena tak terbiasa, lama-lama saya menikmatinya. Nasi merah ini membuat saya cepat kenyang lantaran memiliki serat yang lebih tinggi daripada nasi putih. Kandungan serat nasi merah dalam 1 cangkir nasi (185 gram) sekitar 3,5 gram. Jauh lebih tinggi daripada nasi putih yang hanya sekitar 1 gram.

Jika biasanya saya mengonsumsi hingga 3 centong nasi, kini saya hanya perlu maksimal 1,5 centong saja karena ketika saya makan beberapa sendok saja, rasanya sudah kenyang. Ajaibnya, saya tidak lagi doyan ngemil karena waktu kenyangnya juga lama. Barulah pada saat saya bolak-balik pindah kota dan transit di Surabaya, saya makan fastfood lagi sebagai selingan. 

Nasi merah pengganti nasi putih untuk diet sehat

Kegiatan buruk yang masih belum saya tinggalkan tapi mulai berkurang. Berkat diet nasi merah ini, berta badan saya kini kembali stabil di kisaran 70 hingga 71 kg. Rencananya, selepas puasa ini, saya mau melanjutkan puasa senin kamis dan berlohraga serta tetap makan nasi merah di manapun saya berada.

Resolusi Peningkatan Usaha Bimbel

Pada tahun pelajaran 2020/2021, alhamdulillah jumlah bimbel saya meningkat drastis. Baik siswa yang bimbel secara daring maupun luring terbatas. Saya tidak menyangka kenaikan itu terjadi karena pada saat awal covid-19 rasanya saya hampir hopeless dengan banyaknya siswa yang tidak les lagi.

Peningkatan siswa ini membuat saya harus berjibaku mencari tutor untuk mereka dan seringkali mengorbankan waktu istirahat. Makanya, saya mau menyusun kembali kegiatan usaha ini paling tidak ada orang yang membantu saya dalam merekrut tutor baru.

Resolusi Konsisten Membaca Buku

Diantara sekian resolusi yang saya susun, barangkali resolusi ini yang terlihat sederhana tetapi sulit dalam praktiknya. Sejak siswa bimbel saya mulai banyak, saya mudah sekali terdistraksi dengan ponsel karena ada wali murid atau tutor lain yang menghubungi.

Mau tidak dibalas atau diangkat takutnya nanti penting. Padahal, saat itu saya sedang asyik membaca buku saat istirahat. Akhirnya, saya memutuskan untuk mematikan ponsel selepas salat Jumat dan pada Sabtu atau Minggu sore. Tiga waktu tersebut saya khususkan untuk membaca.

Hingga triwulan I 2021 ini, masih 3 buku yang saya selesaikan. Semuanya adalah buku sejarah mengenai pemilu serta mengenai Perang Tiongkok Daratan dan Taiwan. Padahal, resolusi  saya tahun ini bisa membaca paling tidak 25 buku. Saya masih semangat untuk mencapai resolusi ini karena teman Filipina saya juga gemar membaca buku dan sering memberi rekomendasi buku sejarah berbahasa Inggris pada saya. 

Sedikit percakapan saya dengan teman Filipin mengenai sejarah yang memacu saya untuk lebih gemar membaca buku berbahasa Inggris

Saya terpacu untuk membaca dan menyelesaikan buku-buku tersebut karena kalau tidak saya bakal tidak nyambung dengan pembicaraannya. Maka, ini jadi pemacu saya agar tetap gemar membaca bagaimanapun kondisi saya. Beberapa hari ini, kami berdiskusi masalah kebijakan politik luar negeri ASEAN dalam kaitannya menangani krisis Myanmar.

Ada beberapa buku yang harus saya baca agar bisa nyambung saat diskusi. Untuk itulah, resolusi membaca buku ini tidak sekadar resolusi dan sekadar menggugurkan kewajiban melainkan ada dorongan capaian yang ingin saya peroleh. Bukan pintar-pintaran ya seperti peserta kontes kecantikan tapi entah ada rasa bahagia ketika bisa berdiskusi topik cukup berat dan nyambung dengan lawan bicara saya.  

Nah itulah resolusi yang sudah saya capai selama Triwulan I 2021. Sama dengan laporan BOS, tentu capaian ini belumlah maksimal. Masih ada bulan berikutnya yang setidaknya bisa lebih baik.

Lalu, bagaimana capaian resolusimu selama triwulan I 2021 ini?

12 Comments

  1. podo mas, aku juga melu pola makan diet gulane ibuku...jadi lumayan turun berat badan ditambah puasa, sesekali tok maem sing enak koyo menu bukaanku wingi...tapi saiki seringe pola makan hambar ngikuti menune wong tua hihi

    nasi merah ternyata bikin ga pengen ngemil ya..cepet kenyang tinggi serat

    mas takperhatikan rekap tulisan dalam bulan meh podo mbi aku jumlahe ya kitaran belasan lah...konsisten ya berarti xixixxi

    alhamdulilah yo mas berkat pandemi malah jumlah siswa sing les meningkat tajam sampe perlu dicarikan tutor baru...mantebbbb...

    btw aku jadi penasaran kata kunci pelajaran apa mas sing sering ditakokke mahasiswa di blog?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak melu pola makan wong tuwa ya
      tapi ya dienggo ksehetan dewe
      sajeke mangan sego abang saiki ga gampang luwe

      iya mbak soale aku lek nulis blog tak leti sedino sedionan
      koyok poso daud wkwkwk
      sedini nggo moco sedino nggo nulis ben gabosen

      alhamdulilllah mbak heheh

      materi kimia karo sejarah mbak
      ternyata akeh mahasiwa sing kecantol maca blog iki hehe

      Delete
  2. Kak Ikrom, selamat ya 🥳 Aku turut senang akan pencapaian-pencapaian Kakak di awal tahun ini. Baru hampir 4 bulan berlalu tapi banyak sekali pencapaian besar yang udah terjadi di hidup Kakak. Kerennn!!
    Untuk goals baca buku, tenang aja, masih ada 8 bulan lagi sampai pergantian tahun. 25 buku pasti bisa tercapai kok. Kak Ikrom gitu lho, pasti bisa hahaha. Semangat Kak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mbak Lia
      Mbak lIa juga keren kok pencapaiannya

      iya mau nguber ini pas libur lebaran
      sudah siap dengan list buku bacaan hahaha

      Delete
  3. resolusi membaca yang buat saya paling menarik karena saya sendiri sudah lama sekali tidak membaca. dulu biasanya saya membaca novel fiksi. sekarang-sekarang ini sudah sangat berkurang karena ada pengaruh gadget.

    ReplyDelete
  4. Sebelumnya selamat ya buat pencapaiannya.. hehe 😁 dan teeus semangat untuk mengejar resolusi yang lainnya.. Semangat semangatt...

    Aku sama soal makan malah masih seperti biasa.. entahlah.. mengenai diet2an seperrinya aku nggk cocok. Itulah sebabnya badanku makin jadi besarnya.. wkwk. Tali yasudah.. tapi pengen kurus... 😂😂 gimana donk.. olahraga juga cuma bisa senam irama sama Sepedahan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. semangat ya buat mas Bayu

      sama sama semangat...

      iya si mas sebenarnya engga ketat banget aku cuma kalau pas di malang kan ikut makan orang rumah jadi ya ikut diet
      klo pas di YK ya balik lagi kalap hahahahah

      aku cuma senan gitu doang mas hahahah

      Delete
  5. Wah, jadi kepikiran buat bikin model resolusi ala Mas Ikrom 😁

    Ngomong-ngomong soal membaca, pencapaian membaca saya masih PR banget.

    Eh, dulu alm. Bapak juga diabetes. Saya jadi parno untuk urusan makanan.

    Semangat terus untuk pencapaian selanjutnya ya mas Ikrom

    Sehat-sehat selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya buay evaluasi ala ala saja mbak hehe
      memang sekarang mudah sekali ya terdistraksi sama ponsel

      makanya mbak aku mulai mengurangi makan nasi putih sekarang
      amin semangat juga ya mbak
      sehat sehat selalu

      Delete
  6. Wahhh.. mas Ikrom lebih berat dari saya yah... hahahahaha.. Ga usah mikirin berat badan mas, yang penting sehat...

    Hebat juga mas pencapaian resolusinya. Saya mah entah pencapaiannya untuk tahun ini. Tidak stagnan, tetapi berjalan lamban. Itu pun sudah sangat disyukuri.

    Kok tidak ada resolusi berkaitan dengan memotret mas.. hahahahaha Kan sudah ada kamera baru...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahah maklum Pak tambah lama tambah subur

      iya bersyukur aja sih sebenanrnya
      soal motret saya ga bisa ke mana2 pak
      paling2 di rumah dan din tempat les
      lagian kameranya dipakai terus sama adik saya, yah saya akhirnya ngalah huhu

      Delete
Next Post Previous Post