Enak ya Jadi Guru Bisa Libur Panjang, Hmmm... Tunggu Dulu!

Kenangan liburan bersama guru di sekolah

Dibandingkan pekerja kantoran yang hanya bisa libur dengan memotong jatah cuti tahunan, liburan bagi seorang guru terlihat lebih menawan.

Saya sering mendapatkan rasa iri dari rekan-rekan, terkait profesi saya dulu sebagai Guru SD. Banyak yang menyatakan, saya memiliki waktu libur yang pasti dan cukup panjang, berbarengan dengan siswa-siswi saya yang juga ikut libur. Konon katanya waktu libur bisa sampai 2 minggu atau bahkan satu bulan. Siapa coba yang tidak tertarik?

Namun, siapa sangka, di balik persepsi itu, pada kenyataannya tidaklah demikian.

Memang, pada kalender pendidikan (kaldik) tertuang waktu liburan yang cukup panjang. Ada libur akhir semester gasal, libur permulaan puasa, libur menjelang dan pasca Idulfitri, dan tentunya libur semester genap yang terkenal panjangnya se-Indonesia Raya.

Pada tanggal-tanggal tersebut, semua siswa tentunya libur. Tapi, tidak dengan para guru.

Adagium "siswanya libur, gurunya libur" tidak berlaku di sini. Ada guru-guru yang masih masuk dan melakukan kegiatan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Apa saja itu?

Jadwal Piket Jaga Sekolah

Hampir setiap sekolah memiliki jadwal piket jaga. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh petugas keamanan dan kebersihan sekolah, tetapi juga para guru. Mengapa sekolah harus dijaga? Toh tidak ada kegiatan pembelajaran?

Walau tak ada KBM, tetapi masih ada kegiatan administrasi sekolah lainnya yang harus dilakukan. Contohnya, jika ada undangan dari Diknas, memasukkan nilai rapor ke buku induk sekolah, hingga melayani tamu yang berkepentingan dengan sekolah.

Di musim liburan, kegiatan semacam ini masih terus berlangsung. Ada juga wali murid yang baru saja bisa mengambil rapor untuk putrinya dan sederet kegiatan lain.

Intinya, sekolah tidak boleh kosong melompong. Kecuali, pada saat tanggal merah, yakni saat perayaan Natal dan Tahun Baru, maka sekolah akan dikunci. Selain tanggal itu, sekolah tetap akan buka seperti biasa walau dengan jam operasional yang lebih singkat.

Biasanya, kepala sekolah akan membuat jadwal piket harian bagi guru saat libur sekolah. Satu guru bisa mendapat jatah piket satu hingga dua hari tergantung jumlah guru di sekolah tersebut.

Kalau boleh memilih, biasanya saya meminta jadwal piket pada awal liburan agar tidak terpotong di tengah masa liburan. Apalagi, saya yang hobi keluyuran ke luar kota sudah mempersiapkan lama kegiatan ini.

Mengerjakan Laporan BOS

Nah, ini kegiatan yang membuat liburan jadi terpotong banyak. Belum bisa khusyuk liburan jika laporan penggunaan dana BOS belum selesai. Rasanya seperti ditagih-tagih. Untuk itu, rekan saya biasanya mengebut laporan saat awal liburan. Mendekati akhir liburan, laporan pun selesai dan bisa dikumpulkan.

Namun, kadangkala, laporan yang sudah dikumpulkan masih ada kesalahan. Saya pernah mengalaminya saat liburan keluar kota dan saat itu juga harus dikumpulkan. Untungnya, karena banyak sekolah lain yang juga belum mengumpulkan, akhirnya kegiatan itu pun diundur setelah liburan.

Lambat laun, akhirnya kegiatan ini -- laporan Bulan Desember -- biasanya baru diminta saat sekolah masuk. Terlebih, para petugas di Diknas juga akhirnya ikut liburan. Kalau begini, saya hanya bisa membatin. Liburan kok dikejar laporan?

Mengikuti Workhsop

Jujur, banyak guru -- termasuk saya -- yang tidak ikhlas jika saat liburan masih harus mengikuti workshop. Terlebih, jika workshop yang dilakukan lebih dari tiga hari atau bahkan bisa seminggu. Waktu liburan pun akan terpotong banyak, belum juga dipotong masa piket.

Sering saya mendengar keluhan dari guru yang sudah membayangkan liburan selepas melembur rapor bermalam-malam. Kok enggak nanti-nanti saja workshop-nya saat semester genap berakhir, gitu.

Nyatanya, suka atau tidak suka, kegiatan workshop pun berjalan. Dengan tugas yang juga banyak dan mengerikan. Sempat pula saya lihat, ada beberapa peserta workshop yang masih mengantuk karena baru saja melembur rapor. Kalau sudah begini, apa bisa hasil workshop didapatkan dengan maksimal?

Meski demikian, saya senang jika workshop yang dilakukan dengan acara outbound dan semacamnya yang tidak melulu di dalam ruangan. Materi yang disampaikan akan lebih mengena sekaligus para guru juga melakukan refreshing.

Kalau begini, maka saya malah semangat mengikuti workshop. Intinya, jikalau ada kegiatan workshop yang dilakukan selepas mengerjakan rapor, kalau bisa tidak dikemas secara kaku.

Kerja Bakti di Sekolah

Bagi sebagian sekolah, waktu lliburan digunakan sebagai waktu yang tepat untuk membersihkan sekolah. Terutama, bagi sekolah yang akan mengikuti kegiatan Adiwiyata. Berbagai daya dan upaya untuk mempersiapkan lingkungan sekolah pun dilakukan. Makanya, para guru tetap masuk mempersiapkan ini.

Membuat biopori, mengecat kelas, menata taman, dan lain sebagainya. Belum lagi kalau sedang musim hujan, biasanya ada saja ruangan kelas yang mengalami kebocoran. Para guru juga kerap menata kembali kelasnya dan mempersiapkan untuk kegiatan belajar semester berikutnya.

Kegiatan PPDB

Jika semester genap berakhir, maka kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Kegiatan ini tidak main-main dan perlu persiapan khusus. Libur semester genap yang cukup panjang seolah sangat singkat karena kegiatan ini.

Para guru yang diberi tugas pun tetap masuk untuk mengerjakan tugasnya. Setelah kegiatan PPDB berakhir pun, mereka tetap masuk untuk membagi kelas dan tugas mengajar, mempersiapkan perangkat pembelajaran, dan lain sebagainya.

Nah, itulah beberapa kegiatan yang menyebabkan guru tidak bisa libur panjang seperti para siswanya. Namun, jika dibandingkan dengan pekerja biasa, para guru masih memiliki keistimewaan yakni memiliki jadwal libur yang lebih terencana.

Biasanya, hari-hari selepas Natal dan menjelang Tahun Baru adalah hari libur yang paling pas bagi guru. Kegiatan kedinasan sudah banyak yang selesai dan tak ada workshop yang dilakukan. Pada tanggal itulah, para guru bisa khusyuk berlibur. Sekolah saya pun biasanya mengadakan liburan bersama pada tanggal-tanggal tersebut.

Apapun itu, liburan adalah cara terbaik bagi seorang guru untuk menjaga kesehatan mentalnya. Jadi, untuk para guru semua, selamat berlibur ya. Semoga di awal semester genap bisa menjalankan tugas dengan maksimal.

6 Comments

  1. Ternyata, banyak juga kegiatan Bapak dan Ibu Guru ya Pak Ikrom. Semoga Pahlawan pendidikan ini mendapatkan berkah dan rahmat dari Tuhan yang Maha Esa. Salam sehat dan selamat beraktifitas.

    ReplyDelete
  2. Kirain aku kalo siswanya libur gurunya ikut liburan juga mas Ikrom, ternyata tidak toh.

    Ada piket ke sekolah ya, belum kerja bakti dan mengurus dana bansos eh bos, apalagi kalo ada workshop, capek deh.

    ReplyDelete
  3. kalau soal gaji dipotong nggak ya, temen saya ada gajinya dipotong padahal uang sekolah tetap

    ReplyDelete
Next Post Previous Post