5 Kegiatan Favorit Saat Sekolah Pulang Pagi

Ilustrasi. - Pixabay


Sekolah pulang pagi adalah hal yang paking ditunggu oleh sebagian besar siswa di Indonesia.

Yah mungkin masih ada beberapa siswa yang kesal jika sekolah pulang pagi, tetapi saya yakin siswa mana sih yang tidak suka pulang pagi? Terlebih, jika jadwal pelajaran saat pulang pagi adalah jadwal pelajaran susah, guru horor, dengan tugas seabreg. Rasanya seperti mendapat kejutan kuis 1 Milyar.

Saya sendiri tipe siswa yang tidak munafik suka sekali dengan momen sekolah pulang pagi. Daripada libur, saya mending sekolah pulang pagi karena masih mendapat uang jajan. Saya juga bisa bertemu teman-teman dan melakukan banyak kegiatan. Daripada bosan di rumah menonton Spacetoon kala itu, saya lebih baik sekolah lalu pulang pagi.

Bersekolah di pusat kota bahkan di depan kantor walikota dan gedung DPRD, ada saja momen yang membuat sekolah saya dulu memulangkan pagi siswanya. Mulai acara upacara, konser musik, hingga demonstrasi. Iya, demo mahasiswa karena biasanya jalan pulang tempat saya mencegat angkot digunakan untuk demo. Saya masih ingat saat kenaikan harga BBM dulu rasanya sering sekali pulang pagi. Biasanya sih digilir antara kelas X, dan XI. Kalau kelas XII masih tetap full karena saat itu mungkin mendekati UAN. Barangkali, agar tidak banya siswa yang berkerumun dan menjaga keselamatan, maka sekolah memulangkan pagi siswanya.

Namun, ada juga momen yang membuat alasan pulang pagi menjadi tidak masuk akal. Salah satunya adalah jalan di depan sekolah saya digunakan sebagai arena balap mobil drag race. Kejadian ini terjadi ketika saya kelas XI dulu. Saya ingat hampir 3 kali mengalami momen ini. Entah kok ya kepikiran mereka membuat acara semacam ini di depan sekolah yang tentu mengganggu pembelajaran. Meski memang saya turut gembira karena bisa pulang pagi.

Lalu, apa saja yang saya kerjakan?

Nongkrong depan sekolah

Kegiatan ini menjadi kegiatan utama saat pulang pagi. Saya punya beberapa teman yang mengajak untuk nongkrong di depan sekolah sembari menunggu jam pulang normal. Kalau tidak di depan saya, biasanya saya nongkrong di depan sekolah sebelah. Kebetulan sekolah saya merupakan kompleks dari tiga sekolah.

Nah biasanya, saya nongkrong juga bersama teman SMP yang bersekolah di sekolah tetangga. Kami pun berhaha-hihi seputar kegiatan sekolah dan acara TV. Kadang juga temannya teman saya atauteman saya juga ikut nimbrung. Jadilah tongkrongan kami makin ramai.

Namun, saya kadang sebel kalau ada sekolah lain yang ikut nongkrong. Bukan apa-apa sih kadang mereka itu jahil. Biasanya mereka anak laki-laki bergerumbul banyak duduk sambil merokok. Yang saya gak suka mereka suka roasting temen perempuan saya. Untuk ukuran anak SMA bagi saya agak saru dan berlebihan. Makanya teman perempuan saya biasanya mengajak pulang atau pindah tongrongan semisal ke aula atau di dekat lapangan voli.

Pergi ke Gramedia

Kegiatan favorit saya selanjutnya adalah pergi ke Gramedia. Kebetulan, gramedia di kota saya juga tak jauh dari sekolah saya. Tinggal jalan kaki 1 kman sudah sampai. Makanya, jika ada pemberitahuan atau desas-desus akan pulang pagi, maka saya sudah merencanakan untuk pergi ke Gramedia.

Seringkali saya ke Gramedia itu sendirian. Jalan kaki sendirian ini ternyata melatih saya hingga sekarang. Saya gak gampang ngeluh yak arena terbiasa sedari SMA. Apalagi, rute jalan kaki yang dari sekolah melewati Pasar Burung dan Pasar Ikan. Jadi, saya bisa mampir dulu ke sana.

Kalau tidak sendirian, ada beberapa teman yang juga ikut ke Gramedia. Biasanya sih kami tidak janjian dan spontan saja. Di Gramedia, saya biasanya mencari novel atau buku sejarah. Namanya juga anak SMA ya kebanyakan tidak membeli buku hanya membaca saja.

Namun, kalau sedang ada uang saya juga kadang beli. Ini terjadi ketika habis lebaran. Biasanya hari pertama masuk setelah lebaran sekolah memulangkan siswanya jam 9 pagi. Lantaran masih memegang uang galak gampil, maka saya pun membelanjakan uang tersebut untuk membeli buku. Asli, ini momen paling menyenangkan saat pulang pagi.

Bengong di Stasiun

Kebetulan, sekolah saya dekat sekali dengan Stasiun Malang Kota Baru. Saking dekatnya, jika ada kereta akan berangkat, suara peluitnya terdengar hingga kelas saya. Dari gerbang sekolah kira-kira hanya 250 meteran.    

Makanya, bengong di stasiun adalah opsi yang saya pilih ketika pulang pagi. Saya biasanya menyiapkan uang ekstra sebesar 1.500 untuk membayar tiket peron. Saat itu memang ada sistem tiket peron bagi orang yang bukan penumpang kereta agar bisa masuk peron stasiun. Tiket tersebut kini dihapus.

Saya melakukan kegiatan ini sendirian karena tidak ada teman saya yang mau saya ajak. Saya pun berjalan kaki ke stasiun lalu membeli tiket peron dan duduk di kursi tunggu. Yah saya Cuma bengong melihat kereta yang datang dan pergi. Kadang pula saya memotret dengan ponsel nokia jadul saya sebagai koleksi.

Kadang, saking gabutnya saya, pernah saya sampai 4 jam berada di stasiun. Saking lamanya, ada beberapa orang yang menanyakan saya ngapain. Saya sih jujur menjawab lagi malas pulang karena sekolah pulang pagi. Ada yang malah mengajak saya ke Jakarta buat jalan-jalan. Entah iseng atau apa, kalau nekat sih saya juga bakal ikut.

Saya suka dengan kereta api zaman dulu sebelum di restorasi apalagi kereta kelas eksekutif. Saya masih ingat kursi beludru merah dari KA Gajayana yang terlihat mewah dengan sandaran kaki yang lega. Di beberapa bagian, saya melihat ada TV dan VCD karaoke yang bisa digunakan oleh penumpang. Fasilitas ini kini sudah dihapuskan. Padahal saya ingin sekali mencobanya. Ketika saya naik KA Gajayana dari Jakarta, tentu saya tak bisa mendapatkan fasilitas ini yang saya impikan sejak SMA.

Pernah juga saya iseng naik turun tangga ruang bawah tanah stasiun. Jadi, Stasiun Malang Kotabaru itu untuk karena ada lorong di bawah peron sebagai tempat pindah peron bagi penumpang. Katanya sih ada cerita mistis bahwa lorong ini tersambung dengan aula di sekolah saya. Makanya, pernah dulu pas masih berseragam saya naik turun peron demi membuktikan apakah cerita itu memang ada. Bukan sambungan mistis yang saya temukan tetapi malah orang yang sedang mencari barang bekas di dekat stasiun.

Kulineran Dekat Stasiun

Saya beruntung sekali bersekolah tepat di tengah kota jadi tidak kehabisan ide untuk mengahbiskan waktu kalau sekolah sedang pulang pagi. Di dekat stasiun, dulu banyak sekali kuliner di pinggir jalan. Sekarang semuanya sudah banyak yang digusur atau memang pindah.

Kuliner favorit saya tak lain dan tak bukan adalah Semut alias Serabi Imut. Kuliner ini berupa serabi khas Bandung aneka rasa dengan harga murah meriah. Saya masih ingat dulu harganya ada yang Cuma seribuan saja. Saya juga suka sekali dengan Yoghourtnya karena rasanya enak dan 5 ribuan. Biasnaya sih kalau ke sini saya ramai-ramai dengan teman.

Kalau tidak ke sini, biasanya saya ke WW alias warung warna-warni. Sebenarnya ini sih warung biasa yang menjual aneka masakan seperti nasi goreng, mie, dan gado. Cuma karena sudah legendaris maka di sini hampir selalu ramai. Saya suka sekali dengan es sarang burung dan es kacang hijaunya. Jarang sekali saya makan makanan berat di sini karena bagi saya ya sama seperti warung lain.

Ngenet di Warnet Belakang Sekolah

Favorit saya selanjutnya apalagi kalau bukan ngenet. Dengan 3.000an per jam, saya bisa menghabiskan waktu sampai jam pulang normal untuk ngenet. Makanya, saya tidak pernah menghabiskan uang saku tiap harinnya untuk jajan sebagai jaga-jaga kalau tiba-tiba ada jam kosong saya bisa ngenet.

Tentu, saya akan membuka Friendster sebagai tujuan utama saya. mengotak-atik background. Saya juga suka sekali membalas testimonial dari teman atau teman baru. Sebenarnya bisa sih menggunakan ponsel Nokia jadul saya tetapi tentunya terbatas. Nah, ketika lewat PC di warnet, rasanya puas sekali.

Kalau tidak, saya pasti main Ayo Dance. Gim perusak keyboard warnet ini menjadi favorit kala itu. saya bisa melampiaskan kekesalan dan hal tidak menyenangkan lewat gim ini. Saya paling suka lagu dangdut koplo semacam EGP atau Alay. Sampai sekarang kalau saya mendengarkan dua lagu itu terutama Alay, rasanya kok sedih ya. Seakan kepingin mengenang masa-masa pulang pagi.

Sebenarnya, ada kegiatan satu lagi yang kadang saya lakukan yakni pergi ke rumah teman. Namun jujur, saya menghindari kegiatan ini karena takut mengganggu tuan rumah. Saya baru melakukannya jika sedang ada tugas kelompok.

Kalau kalian sendiri, apa yang kalian lakukan ketika pulang pagi pas sekolah dulu?   

 

1 Comments

  1. jadi inget, aku dulu cobain surabi bandung pertama kali ya di malang. Kalau ga salah, dulu deket jalan bromo situ. Kayak ada cafe sederhana dan jualan surabi ini. Dulu lariss manis yang jualan surabi, kayak di jalan Soekarno Hatta.

    bikin aku flasback lagi nih, dulu waktu masih jadi anak sekolahan, kayaknya yang cukup sering dilakuin adalah pergi ke Gramed. Beli buku biografi atau sekedar komik kesukaan. Sampe belain naik becak waktu SMA ke gramedia, yang lumayan jauh juga
    tapi jaman dulu seneng seneng aja

    ReplyDelete
Next Post Previous Post