Menghalalkan Segala Cara demi Emas ala Kembang Kuburan

Atlet Kun Batakor Indonesia sedang berlaga. Cabang olahraha ini menjadi lumbung emas Kamboja. - Dok. Istimewa.

 

Jadi ceritanya temlen Twitter saya beberapa waktu terakhir ini ramai dengan perhelatan SEA Games 2023.

Bukan mengenai siapa atlet Indonesia yang berhasil mendapatkan medali emas, melainkan soal ulah tuan rumah Kamboja yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan emas sebanyak-banyaknya. Lantaran sedang menjadi tuan rumah, maka keinginan untuk mendapatkan banyak medali pun timbul.

Narasi pertama yang muncul datang dari olahraga bulu tangkis. Nah, ada nomor bulu tangkis yang hanya mempertandingkan beberapa negara saja. Mereka adalah tuan rumah Kamboja, Myanmar, Brunei Darusalam, Laos, dan Timur Leste. Kalau tak salah nomor perlombaanya adalah beregu putri. Sementara beberapa negara lain seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina tidak ikut serta.

Alasannya agar memberikan kesempatan bagi negara yang belum kuat untuk bisa mendapatkan medali. Makanya, negara yang ikut serta adalah negara yang tidak memiliki atlet berkualitas pada cabang ini. Aneh memang mendengarnya karena bulu tangkis menjadi lumbung medali bagi Indonesia dan Malaysia yang dianggap kuat. 

Atlet Gaib dan Sederet Peraturan Aneh

Masih dalam cabang olahraga bulu tangkis, kejutan datang dari tuan rumah Kamboja yang berhasil memenangkan medali emas. Kejutan tersebut lantas menjadi viral karena yang mendapatkan medali diduga adalah atlet asal Tiongkok bernama Zhou Meng.

Atlet wanita ini berhasil meraih medali emas pada nomor ganda campuran. Namun, dia memakai nama Chourng Meng agar lebih terdengar seperti orang Kamboja. Publik pun curiga karena saat selebrasi kemenangan, ia sangat mirip dengan Zhou Meng. Tak hanya itu, official tim Kamboja pun lantas menariknya agar tidak semakin menimbulkan kecurigaan publik.

Kontroversi selanjutnya datang dari cabang pencak silat. Salah seorang atlet Indonesia, Bayu Lesmana dipaksa menyerah secara WO dari atlet ruan rumah Kamboja saat babak final. Bayu pun harus puas dengan medali perak padahal dia sangat berpotensi mendapatkan emas.

Sambil menangis sesenggukan, video Bayu tersebar di media sosial. Sayang, video tersebut tak memiliki suara hanya rekannya yang mengunggah video tersebut mengatakan bahwa Bayu diancam oleh tuan rumah jika tetap bertanding. Ancamannya kurang jelas tetapi menurut beberapa info medali yang didapatkannya akan dicabut.

Lagi-lagi pada olahraga pencaki silat, beredar kabar bahwa olahraga ini sebenarnya tidak akan dipertandingkan. Namun, berkat lobi-lobi manjah dan durjana beberapa negara, akhirnya olahraga ini tetap dipertandingkan dengan catatan tuan rumah harus mendapatkan medali emas di nomor tertentu.

Beralih ke cabang bola basket putra, untuk pertama kalinya, Kamboja berhasil mengalahkan Filipina yang dikenal sebagai raja ASEAN. Selama ini, Filipina hanya sekali dikalahkan oleh Indonesia pada SEA Games sebelumnya di Vietnam. Itu pun dengan perjuangan yang berdarah-darah dari atlet kita.

Nah, pada SEA Games kali ini, tuan rumah Kamboja berhasil mengalahkan Filipina dengan skor yang cukup telak, yakni 79-68. Padahal, dalam dua edisi SEA Games terakhir, mereka hanya pernahg menang sekali dari 10 kali pertandingan. Lalu, apa resep kemenangan mereka?

Tak lain adalah hadirnya pemain naturalisasi asal Amerika Serikat yang memperkuat hampir seratus persen skuad Tim Kamboja. Dari foto tim Kamboja yang beredar, tampak wajah sangar khas pemain NBA terpampang di sana. Memang ada beberapa wajah asli Kamboja yang kata sebagian netizen merupakan tukang bawa air galon bagi pemain yang bertanding. Agak sarkas memang tapi kalau melihat betapa liciknya mereka menghalalkan segala cara agar bisa menang, rasanya cukup ngakak membaca komentar tersebut.

Tuan Rumah mah Bebas...

Menjadi tuan rumah SEA Games memang memiliki banyak kans untuk juara. Tuan rumah bisa menentukan pertandingan mana saja yang akan digelar. Mereka bebas mempertandingkan olahraga tradisional asal negara mereka asal diikuti oleh minimal 4 negara dari 11 negara di ASEAN. Makanya, ada olahraga Kun Bokator dan Chinlone yang menjadi lumbung emas bagi Kamboja. Dua olahraga ini terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat. Tak hanya Kamboja,  dulu Filipina juga pernah melakukan hal yang sama.

Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam juga melakukan hal yang sama saat menjadi tuan rumah. Mereka bebas memasukkan cabang olahraga yang dinilai menguntungkan mereka sehingga bisa meraih medali emas sebanyak-banyaknya. Tujuannya tentu agar mereka menjadi juara umum yang melengkapi kesuksesan menjadi tuan rumah. 

Cabang olahraga dayung yang tak banyak dipertandingkan. - Dok istimewa


Praktik ini sah-sah saja dan memang diperbolehkan dalam SEA Games. Namun, untuk kasus Kamboja rasanya seakan another level of menguntungkan diri sendiri. Pasalnya, mereka juga tidak mau mempertandingkan cabang olahraga penting yang juga dipertandingkan dalam Olimpiade. Dua diantaranya adalah menembak dan panahan.

Cabang olahraga ini dikenal memiliki jumlah nomor perlombaan. Tentu, jumlah medali emas yang diperebutkan juga sangat banyak. Dua cabang olahraga ini, terutama panahan juga menjadi andalan Indonesia dalam meraih medali. Saat Asian Games dulu, banyak atlet Indonesia yang menyumbang medali. Entah alasannya apa, yang jelas tuan rumah Kamboja tidak mau menggelar cabang panahan. Tentu, hal ini cukup merugikan Indonesia karena sumber medali emas menjadi hilang.

Meski masih menggelar beberapa nomor, tuan rumah Kamboja juga banyak tak menggelar olahraga dayung. Sudah menjadi rahasia umum bahwa olahraga ini juga merupakan sumber medali emas Indonesia. Saat SEA Games di Filipina 4 tahun lalu, Indonesia bahkan bisa meraih 10 medali emas.

Apa yang dilakukan oleh tuan rumah Kamboja memang cukup menjengkelkan. Saya sendiri masih ingat saat voting menuju babak 20 besar Miss Grand International 2020, PL dari negara tersebut menggunakan cara curang alias bot di Facebook. Alhasil, wakil mereka lolos dengan mudah. Namun, saaat babak pakaian renang, wakil mereka justu mendapat nilai paling rendah dari juri. Jauh di bawah Indonesia yang hampir sempurna.

Kebangkitan Olahraga Indonesia

Akhirnya, harus diakui kualitas tidak akan bohong. Saat edisi SEA Games kali ini, meski banyak cabang andalan Indonesia tak  dipertandingkan, tetapi atlet Indonesia masih bertaji. Mereka berhasil masuk ke 3 besar perolehan medali. Memang masih kalah dengan Vietnam dan Thailand. Namun, perlu diingat bahwa jumlah atlet Indonesia yang dikirim ke Kamboja jauh di bawah dua negara tersebut. Tak hanya itu, banyak cabang olahraga yang juga dipertandingkan di Asian Games dan Olimpiade berhasil mendapat emas. Bisa dibilang, Indonesia cukup mendominasi olahraga-olahraga yang wajar.

Atlet Indonesia juga berhasil melampaui jumlah medali emas bahkan cukup jauh. Dari target 69 emas menjadi 87 emas. Ada 18 emas yang berhasil diraih tidak ditargetkan sebelumnya. Indonesia juga menjadi juara umum beberapa cabang olahraga penting, seperti badminton, tenis, dan wushu. Bahkan, Indonesia berhasil meraih emas pada cabang bola basket putri untuk pertama kalinya. Yang terakhir, Indonesia akhirnya mengakhiri paceklik medali emas cabang sepakbola putra setelah 32 tahun.

Artinya, dunia olahraga kita sudah mulai bangkit terlebih sejak ganti Menpora. Banyak sekali dukungan di luar pemerintah yang ikut dalam pembinaan atlet. Tenis misalnya yang didukung penuh Raffi Ahmad lewat jejaring RANS miliknya. Terbukti 4 medali emas berhasil disabet oleh Indonesia. Sebagian besar peraih medali emas juga masih merupakan bibit muda yang masih sangat berprospek. Semoga saja ada kelanjutan prestasi di dunia olahraga kita.

 

  

1 Comments

  1. Sebal banget nih sama Kamboja. Cara curangnya sudah terang-terangan banget, gak ngumpet-ngumpet lagi. Tapi, dipikir-pikir sia-sia juga ya usaha tuan rumah sudah pakai cara curang eh gak bisa jadi juara umum juga. Wkwkwk.

    ReplyDelete
Next Post Previous Post