Menguak Misteri Asal Senjata Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua

Para anggota KKB mmebawa senjata dari rampasan anggota TNI/Polri yang gugur. - Sumber: https://twitter.com/RandomWorldWar

Beberapa waktu lalu, saya mendapati sebuah foto soal aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.


Dalam foto tersebut, tampak beberapa anggota KKB sedang menenteng senjata cukup canggih. Mulai dari senapan serbu FN FNC buatan Belgia (atau SS1 batch awal), Pindad SS1 V1, Pindad SS2 V1 dengan pelontar granat kaliber 40mm UBGL, kemudian SS2 V1 dengan optik 4x TA31 ACOG, buatan Pindad, Indonesia dengan kaliber 5.56 x 45mm NATO.

Mereka juga menenteng senapan mesin ada FN Minimi buatan Belgia kaliber 5.56x45mm NATO. Untuk submachine gun/PDW terdapat M3 Grease Gun buatan Amerika Serikat kaliber .45 ACP (11.23x43mm) dan Heckler & Koch MP7A1 buatan Jerman kaliber 4.6x30mm. Ada juga satu "sniper rifle" yang sepertinya senapan angin modifikasi.

Foto ini saya dapat dari akun X Random World War yang secara khusus membahas berbagai perang yang terjadi. Dalam narasi selanjutnya, admin akun tersebut memberi informasi bahwa mereka mendapatkan aneka alusista tersebut dari berbagai sumber. Mulai dari Indonesia, dalam hal ini dari rampasan anggota TNI/Polri yang mereka bunuh, membeli secara ilegal pada oknum aparat, hingga mendapatkannya dari pasar gelap di luar negeri.

Anggota TNI/Polri Tertangkap. Senjata pun Dilucuti  

Untuk sumber yang pertama, saya tahu bahwa saat anggota TNI/Polri berhasil mereka tangkap dan mereka bunuh, maka mereka akan merampas apa saja yang ada di tubuh personel. Walau mungkin mereka tak bisa mendapatkan pasokan peluru dan sejenisnya, tetapi hampir setiap ada anggota TNI/Polri yang berhasil mereka tangkap, senjata para personil pun akan lenyap dan berpindah tangan ke mereka.

Kadang, tak hanya merampas senjata, para anggota KKB juga melakukan tindakan yang di luar nalar. Salah satunya adalah melakukan mut**lasi terhadap anggota Brimob yang tertangkap. Sebuah video memperlihatkan seorang anggota dengan kaos brimob tak berdaya tengah dibantai dengan sadis. Saya sendiri tak berani meneruskan menonton potongan video tersebut karena sangat ngilu.

Hingga kini, belum ada info resmi yang bisa dipercaya soal video tadi dan siapa sosok brimob malang tersebut. Pastinya, senjata dari brimob yang diduga dijebak oleh KKB tersebut akan diambil dan digunakan. 

Oknum Aparat yang Membelot Jadi Sumber Penting 


Untuk sumber yang kedua, banyak rahasia dan isu yang mengatakan bahwa sulitnya KKB ditumpas adalah karena banyaknya oknum aparat yang mempejualbelikan senjata kepada mereka. Biasanya, oknum aparat ini kemudian membelot kepada KKB atau masih bergabung dengan TNI/Polri.

Jikalau info ini akurat, maka sungguh hal yang mengerikan. Kekuatan TNI/Polri yang sudah kewalahan menghadapi KKB akan semakin lemah. Kalau sudah begini, sampai kapan satu per satu anggota TNI/Polri menjadi tumbal gugur melawan KKB dan senjata mereka dirampas? Kalau membaca berita, sepertinya anggota KKB juga lebih menguasai medan dengan menyergap anggota TNI/Polri yang sedang bertugas. Berarti, ada keterlibatan orang dalam dari aparat yang membantu para anggota KKB.

Pasar Senpi Ilegal dari Filipina


Nah yang memantik rasa ingin tahu saya adalah sumber ketiga yakni dari pasar gelap asing. Ada dua negara yang diduga sebagai pemasok utama senjata ke KKB. Pertama adalah Papua Nughini dan kedua adalah Filipina.

Kalau Papua Nugini saya tidak kaget. Negara ini berbatasan langsung dengan Papua yang mudah saja untuk menyelundupkan senjata. Yang membuat saya bertanya adalah Filipina. Negara ini kan cukup jauh dari Papua atau tidak berbatasan langsung. Bagaimana cara menyelundupkan senjata dari Filipina?

Lalu, saya pun ingat dokumenter sebuah acara TV Filipina. Dalam tayangan tersebut, ada sebuah daerah di sekitar Kota Iligan, Mindanao, Filipina Selatan yang menjadi tempat merakit senpi ilegal. Sayang, saat saya mencari video tersebut sudah tak ada. Hanya saja, dalam narasi bebahasa Tagalog, pembuat senpi rakitan sempat membicarakan Papua sebagai tempat pemasaran senpi mereka.

Mulanya saya tak percaya dengan fakta ini karena saya melihat geografi Kota Iligan yang berada di utara Pulau Mindanao. Kalau ada yang mau menyelundupkan lewat laut, pasti akan diendus oleh AL Filipina. Kalau lewat udara pun juga akan ketahuan. Lantas, mereka menyelundupkan senpi ilegal lewat mana?

Rasa tak percaya saya pun akhirnya terbantahkan oleh sebuah berita mengenai oknum pilot Indonesia yang ditangkap oleh aparat Filipina. Pilot tersebut telah membeli banyak sekali senpi untuk digunakan organiasi pemberontak Papua alias KKB. Ada 10 senpi laras panjang dan 2 senpi laras pendek yang dibeli pilot tersebut.

Artinya, Filipina memang menjadi sumber pasokan utama senjata bagi KKB. Ada hubungan kuat antara pemasok senjata dari Papua dengan produsen senpi ilegal di sana. Hubungan ini tentu sudah berlangsung lama dan baru saja tercium baru-baru ini.

Satu info yang unik adalah pilot tersebut ternyata pernah berfoto dengan mantan Gubernur Papua Lukas Enembe yang terkerat kasus korupsi. Mantan gubernur yang menggunakan uang hasil korupsinya untuk judi di kasino tersebut kini sudah meninggal. Walau masih belum terbukti benar, tentu ada indikasi bahwa oknum pemerintah daerah juga punya andil dalam pemasokan senpi ini.

Logikanya begini, kita tahu anggota KKB banyak sembunyi di pegunungan. Kalau mereka mendapatkan senjata secanggih itu, selain merampas dari anggota TNI/Polri, lalu dari mana? Apalagi beberapa senjata merupakan senjata yang hanya bisa digunakan oleh anggota TNI/Polri dengan pangkat tinggi atau sudah terlatih.

Keinginan saya menguak ini meski hanya warga biasa karena tidak tahan dengan satu per satu anggota TNI/Polri yang gugur di Papua. Mereka seakan tak berdaya menjadi tumbal untuk menumpas KKB. Walau tentu hal itu sudah jadi risiko, tetapi kalau pembiaran soal pasokan senpi ini, akan berapa banyak lagi dari para pahlawan bangsa yang gugur? Belum lagi saat melihat potongan video anggota Brimob yang dimut**asi, rasanya kok makin tidak tega.

Post a Comment

Next Post Previous Post