Mengapa Banyak Orang Bukan Katolik Kehilangan Paus Fransiskus?

Paus menyapa warga Indonesia lintas agama saat kunjungan ke Jakarta. - https://www.newsweek.com/

Berita kematian Paus Fransiskus mengagetkan banyak orang, termasuk saya.


Pasalnya, sehari sebelum kepergiannya, beliau sempat muncul di publik pada perayaan Paskah. Meski terlihat pucat dan didorong dengan kursi roda, tetapi banyak orang senang melihat beliau dan yakin kondisi beliau lebih baik dari dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.

Namun, Tuhan memang punya rencana lain. Kemunculan Paus Fransiskus saat perayaan Paskah kemarin menjadi kemunculan terakhir dan seakan sebagai tanda perpisahan. Kini, Paus Fransiskus yang juga menjadi pemimpin umat Katolik sudah mengembuskan napas terakhirnya.

Kepergian Paus Fransiskus membuat banyak orang Katolik berduka. Selama 13 tahun terakhir ini beliau mendedikasikan diri sebagai pemimpin tertinggi Katolik dengan berbagai gebrakan yang dilakukannya. Mulai membasuh kaki para narapidana, menolak tinggal di Istana Apostolik yang megah, dan beberapa gebrakan lain yang cukup berdampak bagi umat Katolik.

Namun, kepergian sosok Paus Fransiskus juga membuat banyak orang yang bukan beragama Katolik kehilangan. Saya sendiri juga merasa kehilangan sosok Paus ini meski saya seorang muslim. Ada beberapa alasan yang membuat sosok Paus Fransiskus ini begitu mengena di hati saya.

Sebelum membahas lebih lanjut, saya tertarik dengan Paus Fransiskus saat beliau baru diangkat menjadi Paus pada 2013 lalu. Saat itu, saya membaca bahwa beliau memiliki latar belakang pendidikan sama dengan saya, yakni pernah menekuni ilmu Kimia secara lebih lanjut. Persamaan kedua adalah beliau pernah sakit cukup parah pada usia 20an. Ketiga, beliau memilih untuk tidak melanjutkan menekuni ilmu Kimia yang sudah dipelajari. Beliau memilih untuk mendedikasikan dirinya bagi umat.

Dari latar belakang tersebut, saya pun mulai tertarik dengan sosok Paus Fransiskus karena bagi saya cukup ‘out of the box’. Makanya, ketika banyak orang mempertanyakan kenapa lulusan Kimia tidak bekerja sesuai bidangnya, maka cobalah melihat Paus Fransiskus. Makanya, saya melihat sosok beliau mula-mula sebagai sosok yang teguh dengan panggilan hatinya.

Lantas, apa yang membuat saya sebagai muslim begitu terinspirasi dengan Paus?

Pertama, keberanian menyuarakan perdamaian di Gaza

Meski menjadi pemimpin Katolik, Paus Fransiskus secara vokal menentang agresi Israel atas wilayah Gaza yang dihuni mayoritas muslim. Bahkan, beberapa kali Paus Fransiskus mengecam agresi tersebut sebagai kekejaman dan penindasan. Bukan perang. Sebelum meninggal, Paus bahkan mengatakan bahwa situasi kemanusiaan yang menyedihkan" akibat operasi militer Israel di Gaza yang disampaikan pada perayaan paskah.

Paus juga menulis buku berjudul Hope Never Disappoints: Pilgrims Toward a Better World. Buku ini berisi soal kemanusiaan dan banyak menyinggung soal Isarel. Paus menuliskan bahwa harus ada penyelidikan lebih lanjut soal kekejaman Israel di Gaza. Tulisan ini sempat memantik panasnya hubungan Israel dan Vatikan yakni pemanggilan diplomat Vatikan oleh Kementrian Luar Negeri Israel.

Saat Paus wafat, pejabat Israel tidak mengucapkan ucapan duka cita. Bahkan, sempat ada ucapan duka cita yang terlanjur ditulis akhirnya dihapus. Beberapa warga dan pejabat Israel malah terlihat bahagia dengan kematian Paus. Sungguh memang bangsa tidak bermoral.

Kegigihan Paus Fransiskus menyuarakan perdamaian di Gaza membuat saya sebagai muslim menaruh rasa hormat pada beliau. Tak banyak pemimpin dunia dan agama mau terang-terangan untuk melakukannya.

Kedua, permintaan untuk menguburkan jenazah secara sederhana

Namanya pemimpin agama dan negara, pasti jika wafat akan dikuburkan secara besar dan meriah. Namun, Paus Fransiskus malah menolaknya. Beliau meminta untuk dikuburkan dengan peti kayu biasa. Permintaan ini beliau sampaikan kepada pejabat vatikan beberapa waktu lalu di samping meminta untuk dikubur di peti kayu biasa,

Paus Fransiskus juga meminta dikubur di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore, sebuah pemakaman di pegunungan Kota Roma, Italia yang sudah bukan bagian dari Vatikan. Pemilihan makam ini agar bisa lebih sederhana dan tanpa ada hiasan. Permintaan ini membuat Paus seakan tidak mau banyak orang terlalu mengkultuskan dirinya. Sebuah permintaan yang menurut saya sangat menarik dan bisa diikuti oleh banyak pemimpin agama.

Ketiga, memperjuangkan kaum marjinal dan keseimbangan lingkungan

Semakin hari, saya melihat banyak pemimpin agama, termasuk Islam yang jauh dari kaum marjinal. Mereka seakan berjarak dengan umat dan mengejar duniawi. Padahal, dalam ajaran agama apapun kita, terutama pemimpin umat harus dekat dengan kaum marjinal. Al Quran sendiri sering mewanti-wanti soal ini, terutama dalam Surat Al Maun ayat 1-7. Perintah untuk mengasihi kaum marjinal adalah perintah Tuhan yang tidak bia ditawar.

Paus cukup sering menyuarakan kepedulian soal kaum marjinal. Beliau juga mengkritik sistem ekonomi global yang malah memperbesar jurang antara si kaya dan si miskin. Kepedulian Paus juga tampak pada usaha mencegah kerusakan lingkungan akibat keserakahan manusia.

Dalam dokumen "Laudato Si", Paus Fransiskus menyerukan perubahan gaya hidup, produksi, dan konsumsi manusia untuk mengatasi pemanasan global. aus mengkritik gaya hidup konsumtif dan pembangunan tidak terkendali yang menyebabkan kerusakan lingkungan serta ketidakadilan sosial, terutama terhadap kaum miskin yang paling terdampak oleh krisis lingkungan.

Paus mengajak umat Katolik untuk melakukan pertobatan ekologis demi kemaslahatan alam dan seluruh umat manusia. Masalah pertobatan ekologis ini sebenarnya menjadi perhatian seluruh umat karena kondisi kerusakan alam, termasuk di Indonesia makin parah.

Keempat, wajahnya yang teduh

Alasan selanjutnya adalah alasan personal. Saya melihat wajah dari Paus Fransiskus ini cukup teduh dan cute. Saya melihatnya seperti mbah-mbah yang suka main sama cucunya. Wajah mbah-mbah yang asyik kalau sedang bertemu atau bercanda. Alhasil banyak anak kecil yang sangat ingin bertemu Paus karena seakan seperti kakeknya sendiri. Beberapa kali beliau juga memberi berkat pada anak kecil yang ditemuinya.

Memang, secara liturgi dan keagamaan, Paus Fransiskus adalah pemimpin umat Katolik. Namun, secara kemanusiaan dan beberapa aspek lain, sebenarnya beliau juga pemimpin umat di dunia. Atas alasan itu, banyak orang bukan Katolik seakan kehilangan sosok yang sangat ramah dan bersahaja ini.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya