![]() |
Ilustrasi by AI |
Beberapa waktu terakhir, saya merasa jarang sekali membeli buku fisik.Selain masalah ekonomi dengan inflasi yang makin membumbung, waktu saya untuk pergi ke toko buku juga semakin sedikit. Meski ada perpustakaan umum di kota saya yang buka sampai akhir pekan, saya juga jarang mengunjunginya. Alasannya, ya karena saya sudah kehabisan energi untuk membaca buku fisik.
Padahal, beberapa bulan terakhir, banyak penulis buku yang menerbitkan bukunya. Namun, saya belum berkeinginan untuk sekadar melihat buku fisiknya secara langsung. Apalagi, jadwal saya yang cukup padat membuat keinginan itu harus saya simpan rapat-rapat.
Keunggulan dan Kelemahan e-book
Untung saja, kini sudah ada pilihan untuk membaca buku lewat e-book. Biasanya sih saya meminjam buku online di aplikasi iPusnas yang tersedia secara gratis. Saya bisa meminjam buku lebih dari seminggu untuk saya baca melalui ponsel. Bagi saya membaca buku lewat e-book ini punya banyak keunggulan.Pertama, kita tidak perlu menggunakan banyak kertas yang menghasilkan penebangan pohon. Kita bisa menghemat kertas dengan jumlah banyak karena buku-buku yang tersedia sudah ada lengkap di aplikasi. Biaya operasional untuk percetakan buku pun menjadi bisa ditekan.
Kedua, saya bisa fleksibel menggunakan waktu untuk membaca buku. Jika membaca buku fisik, kadang saya tidak sempat membawanya karena tas saya penuh. Saat ada keinginan, kadang saya lupa untuk membawa buku tersebut. Nah, dengan buku digital, maka saya bisa membaca buku kapan saja dan di mana saja.
Namun, membaca buku lewat e-book ini juga punya kelemahan. Tentu saya, rasa yang kita dapatkan saat membaca buku secara fisik tidak bisa kita dapatkan. Rasa ini sangat penting karena bisa sebagai pemicu semangat kita untuk terus membaca buku. Siapa sih yang tidak ketagihan dengan bau kertas buku? Apalagi kalau kertas tersebut sudah agak lama. Rasanya tangan ini ingin terus-menerus membaca sampai tuntas.
Kegiatan Journaling dari e-book
Meski begitu, membaca lewat e-book juga bisa mengasah kegiatan journaling. Terutama, kegiatan journaling untuk ibu sibuk. Meski banyak kegiatan yang harus dilakukan, kegiatan journaling bisa dijadikan healing bagi ibu-ibu yang setiap hari berkutat dengan aktivitas melelahkan.Setelah membaca e-book, ibu-ibu bisa meluangkan sedikit waktu untuk membuat jurnal sesuai dengan buku yang sudah dibaca. Syukur-syukur, jurnal tersebut bisa menghasilkan tulisan yang ciamik dan cukup sesuai dengan kehidupan ibu-ibu.
Ada salah satu teman blogger pemilik Sunglowmama blog yang bisa membuat e-book personal dari kegiatan journaling yang dilakukan. Bagi saya kegiatan ini cukup positif karena tidak hanya mencurahkan isi hati dalam bentuk jurnal, tetapi bisa dikumpulkan dalam bentuk e-book.
Tulisan yang dikumpulkan akan menjadi sebuah rangkaian informasi yang membantu banyak para ibu di luar sana. Siapa tahu, dari e-book yang dihasilkan, nantinya bisa menjadi inspirasi bagi para ibu lainnya untuk melakukan kegiatan journaling juga dan mengumpulkannya dalam sebuah e-book.
![]() |
Kegiatan rutin yang bisa dilakukan kapan saja |
Mulai dari Hal Sederhana
Sebenarnya, kegiatan ini tidak perlu dilakukan dengan rumit. Secara konsisten, ibu-ibu bisa memilih topik e-book yang sesuai dengan kegiatan yang sedang atau akan dilakukan. Semisal, topik mengenai susahnya anak makan sayur. Nah, ibu-ibu bisa mencari referensi melalui e-book yang sesuai dengan topik tersebut. Semisal, referensi mengenai nilai kandungan gizi pada sayuran yang dibutuhkan anak.
Selanjutnya, ibu-ibu bisa mencari referensi mengenai tips dan trik dari ahli gizi dan psikologi mengenai bagaimana cara agar anak mau makan sayuran dengan lahap. Lantas, referensi tersebut bisa digabungkan dengan pemikiran dan pengalaman ibu-ibu menjadi sebuah artikel yang enak dibaca.
Selanjutnya, ibu-ibu bisa mencari referensi mengenai tips dan trik dari ahli gizi dan psikologi mengenai bagaimana cara agar anak mau makan sayuran dengan lahap. Lantas, referensi tersebut bisa digabungkan dengan pemikiran dan pengalaman ibu-ibu menjadi sebuah artikel yang enak dibaca.
![]() |
Mulailah dari hal paling sederhana |
Memang, untuk memulai kegiatan journaling lewat referensi e-book ini gampang-gampang susah. Ada anggapan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari hal yang paling rumit. Padahal, jika kita terbiasa merangkai informasi dari referensi e-book dengan pengalaman kita sendiri, maka kegiatan ini tidaklah sesulit yang dibayangkan. Kuncinya adalah konsistensi.
Makanya, dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan, membaca e-book dan menulis jurnal setelahnya sebenarnya bisa dilakukan saat senggang. Semisal, saat anak sekolah dan selesai beberes rumah, saat anak tidur, dan beberapa waktu lainnya. Meski susah, kegiatan ini bisa tetap mengasah otak dan mengeluarkan uneg-uneg dan pemikiran yang tidak bisa dikeluarkan secara verbal. Belum lagi, kalau jurnal yang ditulis bisa dikumpulkan dalam bentuk e-book. Rasanya puas kan?
Nah, bagaimana? Tertarik untuk mencoba?
Makanya, dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan, membaca e-book dan menulis jurnal setelahnya sebenarnya bisa dilakukan saat senggang. Semisal, saat anak sekolah dan selesai beberes rumah, saat anak tidur, dan beberapa waktu lainnya. Meski susah, kegiatan ini bisa tetap mengasah otak dan mengeluarkan uneg-uneg dan pemikiran yang tidak bisa dikeluarkan secara verbal. Belum lagi, kalau jurnal yang ditulis bisa dikumpulkan dalam bentuk e-book. Rasanya puas kan?
Nah, bagaimana? Tertarik untuk mencoba?
Tags
Catatanku
Iya dari kegiatan journaling bisa juga dijadiin e-book. Bisa pula dijadikan blogpost. Memang penting banget sih kegiatan journaling itu
ReplyDelete