.jpg)
Ilustrasi. Grok
In this economy, saya makin jarang membaca buku fisik.
.jpg)
Sebagian besar waktu membaca buku saya habiskan melalui aplikasi milik Perpustakaan Nasional atau sering disingkat iPusnas. Buku fisik terakhir saya beli sekitar tahun 2019 atau sebelum pandemi. Setelah itu, saya tidak pernah membeli buku fisik.
Selain masalah dana, saya juga harus berkali-kali pindah kontrakan dan rumah. Beberapa buku fisik saya berikan ke taman baca, teman, atau saudara. Saya hanya menyisakan beberapa buku yang benar-benar ingin saya baca berulang.
Penanda buku di sebuah novel |
Dulu, setiap saya membaca buku fisik, tentu ada penanda buku yang saya gunakan. Biasanya, setiap membeli buku, ada satu buah penanda buku yang diberikan oleh penerbit. Penanda buku ini memiliki warna senada dengan cover buku. Jadi, bagi saya masih terlihat cantik dan rapi tidak terlihat kontras dengan cover buku.
Sayangnya, tidak semua buku memiliki penanda saat saya membelinya. Kadang, saya membeli pembatas buku di toko buku atau jika ada kesempatan saat bazar buku, saya minta pembatas buku secara cuma-cuma. Yah walau gambarnya tidak senada dengan cover buku, bagi saya tak masalah, asal ada penanda yang bisa saya gunakan.
Saya tidak pernah melipat atau memberi tanda pada buku dengan coretan karena dapat merusak buku. Entah saya berpikir sayang saja jika buku dilipat atau dicoret. Meski bisa digunakan untuk menandai bab atau bagian buku yang sedang kita baca dan waktu baca kita terjeda untuk kegiatan lain, tetap saja saya menghindarinya. Lebih baik menggunakan pembatas buku agar lebih rapi.
Sebenarnya, saya masih membaca buku fisik yang saya pinjam di Perpustakaan Umum Kota Malang, Biasanya, saya berkunjung ke sana setiap hari Sabtu dua minggu sekali saat libur kerja. Tidak ada pembatas buku yang terdapat pada buku yang saya pinjam. Jadi, saya menggunakan pembatas buku milik saya untuk menandai buku yang saya baca.
Nah, lantaran lebih banyak menggunakan aplikasi iPusNas, maka saya menggunakan fitur penanda buku yang terdapat pada aplikasi tersebut. Fitur ini bisa digunakan untuk menandai bagian halaman buku yang kita baca. Tinggal klik bagian sepetri bookmark, maka kita bisa menandai halaman buku yang sedang kita baca.
![]() |
Pinjam buku di Ipusnas |
Dalam satu buku, kita bisa menandai lebih dari satu halaman. Keunggulan fitur semacam inilah yang membuat saya bisa memberi banyak tanda pada buku yang kita baca. Jadi, saya bisa mengulang untuk membaca bagian-bagian penting tanpa harus mencari lagi halaman yang ingin saya baca tersebut. Fitur ini cukup memudahkan pembaca buku yang sedang meminjam buku secara online.
Namun, ada kekurangan dari fitur penanda ini. Tak lain, kadang fitur ini tidak bekerja dengan baik. Masih menyimpan halaman penda sebelumnya yang sudah kita tandai. Semisal, saya ingin memberi tanda pada halaman 50. Ternyata, fitur penanda masih menandai halaman 30 yang sudah saya beri tanda sebelumnya.
![]() |
Penanda buku di aplikasi iPusnas |
Alhasil, saya harus menghapus tanda halaman 30 dulu agar saya bisa menandai halaman 50 tersebut. Fitur ini juga sering tidak bekerja jika tanda halaman yang kita berikan berada pada bab yang sama. Entah sedang ada bug atau apa, saya sering mengalami hal ini.
Kekurangan lainnya adalah tentu fitur ini akan menghilang otomatis jika waktu pinjam buku kita sudah habis, sebagai informasi, waktu pinjam buku di aplikasi iPusnas adalah sekitar 2 minggu atau 14 hari. Saat kita menandai sebuah buku dan waktunya habis, maka secara otomatis penanda kita di buku tersebut juga ikut hilang saat kita meminjam ulang. Makanya, saya usahakan menyelesaikan untuk membaca buku sebelum masa pinjam buku habis.
Walau demikian, menurut saya fitur penanda halaman ini cukup efektif untuk menandai halaman. Saya belum pernah mencoba fitur ini di aplikasi e-book lain seperti Google Play Book dan Gramedia Digital. Kemungkinan sih hampir sama karena fitur ini memang cukup universal. .
Tags
Catatanku
wah aku baru tahu ada fitur seperti ini, walau sangat baru infonya tapi pasti berguna
ReplyDelete