Kulit Jadi Cokelat di Pantai Ungapan dan Goa Cina

Perjalanan saya masih berlanjut



Agak capek sih habis treking di Pantai Gatra. Tapi, saya harus kuat dong, lha ini kan liburan langka saya. Meski panas matahari semakin aduhay, saya tetap lanjut menyusuri pantai-pantai lainnya. Rute selanjutnya yang saya tuju adalah Pantai Goa Cina. Nah, pantai ini sebenarnya sudah terkenal. Sudah banyak pengunjung. Sudah banyak orang jual makanan. Di postingan sebelumnya kok kayaknya gak penjual makanan gitu. Jawabannya, di setiap pantai ada, cuma masih gak banyak. Beberapa malah sedang dibangun.

Di pantai Goa Cina ini sudah banyak fasilitas dibangun. Mulai dari tempat jualan makanan, musholla, hingga toilet dengan fasilitas memadai.Tapi, yang namanya sudah rame ya saya jadi males, haha. Gimana gak males, itu pantai sudah penuh. Sama anak-anak dan ibu-ibu PKK. Meski sebenarnya ada dua pantai yang satunya lebih sepi, tapi saya kok, gak begitu menikmati. Tahu kan saya gak begitu suka keramaian?

Apalagi, saat itu jam menujukkan pukul 12.00. Artinya, saya harus break sebentar. Teman jalan-jalan saya juga udah lemes. Ya sudah, kita makan mie aja di pinggir pantai. Gak sehat sih, tapi rata-rata warungnya cuma jual gituan. Jadi, saran aja yang mau ke sini bawa aja makanan banyak. Biar gak kelaparan kayak saya.

Duduk manis di tepi pantai sambil makan mie. Eh si Bapak ngapain nunjuk-nunjuk saya gitu? 


Selepas makan dan sholat, saya masih ingin sedikit mengeksplorasi lebih jauh lagi. Duile bahasanya. Cuma saya kepo kok nama pantai ini Goa Cina. Ternyata ada gua di bibir pantai. Mungkin ada orang Cina ya yang dulu nemukan itu goa. Tapi ketika saya masuk ya.... biasa-biasa aja. Gelap dan gak begitu kelihatan stalaktit dan stalagmitnya. Makanya, saya keluar aja.

Ibu-ibu yang mau ke goa

 Selain keberadaan gua, keistimewaan pantai ini adalah terdapat tiga pulai yang bisa ilihat dari pantai ini nih yang bikin asyik. Cuma karena gak banyak pepohonan di tepi pantai, jadinya panas cak. Saya gak bisa lama-lama. Nanti bisa pingsan kepanasan. Makanya, tak lama setelah maen sebentar saya lalu capcus ke rute selanjutnya.

Bukan musyrik, tapi aku kepanasan dan lelah....


Ramenya.....

Karena rame, foto aja ah....

Rute selanjutnya adalah pantai Ungapan. Pantai ini letaknya persis banget di tepi jalan. Dari jalan raya, sudah terlihat tulisan Pantai Ungapan. Pantai ini sih menurut saya ya hampir sama dengan Gua Cina tadi. Cuma lebih luas dan ada area perkemahannya. Menurut para penggila foto, pantai ini cocok dijadikan wahana bersunset ria. Kalau tak percaya, coba deh cari di Instagram.

Foto duu, dipamerin dulu.....



Rombongan ibu-ibu PKK juga foto-foto


Ini pantainya....

Ini juga...


Jadi, kalau mau menjelajah lebih asyik lagi, mending bermalam di sini saja. Sambil melihat sunset dan gitaran plus nyanyi lagu-lagu berbahasa Tagalog. Duh, asyiknya. Bakal betah deh. Namun, karena saya tak punya banyak waktu, maka saya tak bisa menikmati itu. Lain kali saja, ya.

Oke, perjalanan saya belum berakhir, masih ada beberapa pantai yang saya datangi. Dan ada lagi pantai yang super indah. Mau tahu?

Terus ikuti kisah saya ya.

Duh yang promosi terus, haha.   

8 Comments

  1. Keren pantainya.... Kapan2 bolehlah tuntun aku menuju kesana... pengen banget bisa jala2 kepantai lagi.... setelah beberapa tahun gak jalan2...

    ReplyDelete
  2. Kangen pantai aku ..
    duh enak ya suasana di pantai itu..

    Oh iya, itu batu yg besar hampir sama kya yg di Jogja (gunung kidul) ya pantainya..

    Ditunggu mas post pantai yang indah lainnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas,,, sama2 pantai selatan kan ya,,, yuk ke sini...

      Delete
  3. Perjalanan yang sangat menyenangkan!!

    ReplyDelete
Next Post Previous Post