Mekanisme Reaksi yang Menimbulkan Ledakan


Credit : Graphicart


Pernahkah kita berpikir bagaiman sebuah bom bisa meledak?


Sebenarnya, banyak cara dilakukan para pengebom untuk memicu bom bisa meledak. Di sini saya tidak membahas cara bom bisa meledak dan bahan yang digunakan sebagai bom. Apapun cara dan bahan yang dilakukan para pengebom, tujuan mereka semua hanya satu : memicu reaksi yang menghasilkan ledakan.

Reaksi ini merupakan kunci dari timbulnya ledakan. Tahukah anda, di dalam ilmu Kimia Fisika, reaksi yang menimbulkan ledakan adalah salah satu topik yang menarik untuk dibahas.

Reaksi yang menimbulkan ledakan merupakan reaksi yang memiliki ciri adanya dorongan tiba-tiba dan mengeluarkan energi yang tiba-tiba pula. Berdasarkan tipenya, reaksi yang menghasilkan ledakan disebabkan oleh dua hal, yakni ledakan termal dan reaksi rantai.

1. Ledakan Termal


Ledakan ini diakibatkan oleh terjadinya kenaikan temperatur pada suatu sistem secara tiba-tiba dan sangat besar. Saat terjadi kenaikan temperatur, energi yang terkandung di dalam benda yang berpotensi meledak akan semakin besar. Jika terdapat reaksi, maka kecepatan reaksi akan semakin cepat. Saat pada suatu titik maka ledakan akan terjadi. Bisa dibayangkan apa jadinya ribuan orang yang terkunci ruangan tertutup, pengap, dan panas dalam waktu lama. Saat pintu dibuka, orang-orang di dalam ruangan akan keluar berdesakan dan tak teratur. Maka blarrrrrr!

Reaksi ledakan tipe ini hanya dipengaruhi oleh kenaikan teperatur dan reaksi yang semakin cepat.

2.Reaksi Rantai


Berbeda dengan tipe reaksi pertama, tipe reaksi ini cukup rumit karena dipengaruhi oleh reaksi rantai. Apa itu reaksi rantai? Dari namanya sudah bisa ditebak. Reaksi yang seperti rantai. Anda tahu rantai kan? Ya, rantai jika diamati adalah untaian yang panjang. Reaksi rantai merupakan reaksi yang terjadi tidak hanya sekali langsung selesai.


Namun saat satu reaksi selesai, maka akan timbul reaksi lain dan reaksi lain lagi. Seperti gosip yang menyebar dari satu mulut ke mulut yang lain. Sampai si bigos (biang gosip) bosan dengan gosip yang disebarkannya. Reaksi rantai ini terjadi akibat adanya radikal bebas dalam jumlah banyak. Apa itu radikal bebas?

Radikal bebas merupakan spesi kimia yang tidak memiliki elektron tak berpasangan. Gampangnya, kalau dimisalkan radikal bebas itu seperti jomblo. Ayo siapa yang jomblo, berarti dia adalah radikal bebas (padahal penulis sendiri jomblo, huhu).

Spesi radikal bebas memiliki satu buah elektron tidak berpasangan yang ditunjukkan dengan tanda titik di sebelah kiri atom C. Dalam reaksi kimia, spesi radikal adalah spesi yang sering menjadi pemicu reaksi. Sama halnya dengan jomblo yang mudah galau. (http://groups.chem.usyd.edu.au)
Pada saat radikal yang terbentuk ini semakin banyak, maka pada suatu titik akan menimbulkan ledakan. Namun, untuk membuat kondisi itu, kita harus mengatur kondisi bahan dengan tepat. Pengaturan tersebut dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menekan tombol pemicu ledakan, sinyal ponsel, percikan api, dan lain sebagainya. Pengaturan kondisi ini tergambar pada diagram reaksi ledakan di bawah ini.
diagram temperatur dan tekanan pemicu reaksi ledakan
Diagram tekanan dan temperatur pemicu sebuah reaksi ledakan. (Sumber)

Diagram tersebut merupakan perpaduan kondisi temperatur dan tekanan. Jadi, temperatur dan tekanan harus disetel karena merupakan kunci agar radikal yang bereaksi bisa menimbulkan ledakan. Nah perhatikan pada daerah berwarna pink. Daerah berwarna pink adalah kondisi saat benda yang akan kita ledakkan dalam kondisi meledak.

Daerah berwarna biru adalah kondisi saat benda yang akan kita ledakkan dalam kondisi belum  meledak. Batas antara daerah biru dan pink adalah garis berwarna hijau. Garis ini menujukkan kondisi saat benda akan mulai meledak. Nah para pelaku bom menggunakan batas ini ketika memicu ledakan.


Kondisi bahan bom pada daerah ini juga harus dihitung dengan perhitungan matematika yang tepat. Maka dari itu, tak jarang perakit bom bunuh diri rata-rata telah memiliki keahlian yang mereka dapatkan dengan belajar serius di suatu tempat dan mereka memiliki tingkat kejeniusan yang cukup tinggi. Contohnya adalah Dr. Azahari dan Nordin Moh Top yang sekarang telah tewas.

Jika diperhatikan lagi, meski temperatur cukup tinggi, belum tentu ledakan akan terjadi. Lihat pada daerah di sebelah kiri first limit diagram di atas. Demikian pula dengan tekanan tinggi, belum tentu pula menimbulkan ledakan. Kombinasi dari tekanan dan temperatur yang tepatlah yang akan menghasilkan ledakan.

Nah itulah sekilas mengenai reaksi yang menimbulkan ledakan. Sesungguhnya aplikasi reaksi ini sangat berguna untuk aktivitas penambangan dan meruntuhkan bangunan yang tak terpakai. Tapi karena ulah sebagian oknum, maka ilmu pengetahuan yang harusnya bermanfaat malah menjadi mesin pencabut nyawa. Semoga mereka-mereka ini segera sadar akan perbuatannya.


Sumber Bacaan : di sini

12 Comments

  1. nggak mudeng aku cara bikin bom, mas. taapi dulu pernah ada yg mau ngajari cara bikin mercon pakai karbit sih. dan itu ledakan yg dihasilkan lumayannlah utk ukuran mercon.

    ReplyDelete
    Replies
    1. karbit juga sama ams mekanismenya
      cuma lebih kecil daya ledaknya

      Delete
  2. ngeri mendengar kata bom maz
    bom sangat berbahaya

    ReplyDelete
  3. reaksi termal itu sama kayak manusia kali ya, kalo dipanas-panasin kapan nikah, atau kapan wisuda pengennya meledak wkkwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi jomblo radikal ya dipanasin kapan nikah
      ati2 meledak ahaha

      Delete
  4. Bkini petasan aja gk bisa
    tapi ini nambah pengetahuan tentang bom dan ledakan
    pengetahuan kalo di aplikasikan ke tempat yang salah akan berbahaya ya mas

    ReplyDelete
  5. Bicara ledakan, ada satu hal yang juga bisa sangat berbahaya, yaitu emosi yang meledak-ledak, bila dibiarkan bisa terjadi perang dunia ke 4, maka waspadalah.. waspadalah...

    ReplyDelete
  6. Lebih baik, ledakan cinta saja lah, supaya bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitar ;)

    ReplyDelete
  7. akhirnya aku bisa tidur dengan mata tertutup. (lho???)

    ReplyDelete
Next Post Previous Post