Agar Ilmu Baru Lebih Cepat Terserap


menjadi pemateri jne
Meski pernah jadi pemateri tapi menjadi penyimak materi jauh lebih menyenangkan.

Saya sebenarnya tipe orang yang haus akan informasi baru.


Makanya, saya selalu menyempatkan diri untuk membaca maupun melihat video mengenai berbagai hal yang mungkin baru saya ketahui. Masalahnya, kadang timbul juga rasa menggampangkan dari dalam diri ketika ada informasi yang baru saya dapat. Entah informasi tersebut berguna atau tidak, tetapi sebenarnya kita tidak boleh menggampangkan akan adanya informasi tersebut.

Bisa jadi, saat ini kita belum membutuhkan informasi yang dimaksud. Namun, siapa tahu, pada suatu waktu kita atau orang sekitar membutuhkannya. Makanya, infomasi sekecil apapun yang bermanfaat selalu saya simpan.

Jika saya mengikuti kelas tertentu, maka saya akan mempersiapkan diri lebih baik. Hal ini bertujuan agar materi yang disampaikan lebih bisa saya tangkap dengan baik. Berikut beberapa hal yang saya lakukan agar ilmu baru yang saya dapat bisa lebih saya pahami.

Pertama, jangan lupa berdoa.

Tentu ini yang jarang kita sadari urgensinya. Saat sekolah dulu, kita selalu berdoa sebelum belajar. Paling tidak, saya membaca basmalah sebelum saya mengikuti kelas. Dengan membaca doa, gangguan dan halangan di depan mata, baik nyata maupun gaib akan enyah. Berdoa juga bisa menambah konsentrasi kita saat menyimak materi.

Kedua, kalau tidak perlu menggunakan ponsel, lebih baik saya mematikannya.

Dengan mematikan ponsel, secara otomatis pemateri yang sedang menyampaikan materinya menjadi prioritas saya. Saya akan menjadikannya hal terpenting dalam otak saya. Segala gangguan lain - semacam WA yang masuk - akan bisa saya kesampingkan sementara waktu.

Jika kelas berlangsung secara daring, maka saya biasanya menggunakan WA web untuk menampung infromasi yang saya dapat. Lagi-lagi, ponsel saya kesampingkan dulu agar saya lebih bisa berkonsentrasi. Terlebih, jika membuka WA melalui web saya bisa langsung membaca gambar atau dokumen yang diberikan pemateri saat kelas berlangsung.

Ketiga, sebisa mungkin saya tetap menatap pemateri ataupun slide presentasi selama kelas yang saya ikuti berjalan.

Saya menghindari menatap peserta lain yang mungkin mengajak saya berbicara. Dengan begini, selain menghargai pemateri, saya juga lebih bisa fokus dan tidak teralihkan untuk kegiatan lainnya. Berbicara saat kelas berlangsung juga tanda bahwa kita tidak siap mengikuti materi. Lebih baik saya tidak mengikuti kelas tersebut jika hanya untuk berbicara.

kelas menulis
Saya selalu suka kelas yang memberi saya kesempatan untuk mengoreksi hasil tulisan saya.

Keempat, saya selalu menanamkan bahwa saya masih haus akan ilmu baru.


Saya masih belum mendapat banyak kesempatan ataupun pengalaman sehingga saya butuh mengikuti kelas tersebut. Ada kalanya, saya melihat peserta yang merasa sudah bisa atau paham tetapi cenderung memaksakan diri ikut di dalam sebuah kelas. Mereka kadang merasa sudah paham dan mahir benar.

Saya pernah lho ikut sebuah kelas kepenulisan yang banyak berisi oknum penulis yang merasa sudah mahir. Padahal, pemateri kelas tersebut sangat berkompeten dan asyik dalam menyampaikan materi. Beliau bahkan sangat bersemangat. Nyatanya, banyak peserta di belakang yang asyik sendiri. Berbicara bahkan bermain gim. Saya tahu keikutsertaan mereka dalam kelas tersebut tak lain untuk mendapatkan sertifikat ataupun beberapa reward lain. Makanya, ketika ada waktu berbagi hasil menulis, dengan rasa menyesal saya bisa katakan tulisan mereka acak adut. Berbeda dengan para peserta yang sangat antusias menyimak pemateri dari awal hingga akhir dengan baik. Intinya, menghargai pemateri dan menyimaknya dengan baik adalah kunci.

Walau saya pernah menjadi pemateri tetapi saya justru lebih sering menjadi penyimak materi. Saya masih menekankan dalam diri untuk terus belajar dan belajar agar ada keberlanjutan dalam kualitas diri saya terutama mengenai masalah kepenulisan. Dengan begini, saya berharap ilmu saya lebih berkembang dan ada banyak manfaat yang bisa saya tebar.

4 Comments

  1. Thanks, Mas.
    yes, matiin ponseel ya paling tidak silent...dan sebel kalau dalam suatu acara, pas lagi fokus tiba-tiba terddengar deringan telepon

    ReplyDelete
  2. Betul sangat, berdoa dan matikan ponsel. kadang ponsel memang ganggu pas lagi fokus-fokusnya

    ReplyDelete
  3. Setuju banget sih...
    Meleng 20 detik aja udh ketinggalan materinya...
    kadang kita emng dituntut fokus...

    ReplyDelete
Next Post Previous Post