Berwisata ke Bali Bersama Guru SD (Bagian 4-Selesai)

Danau bedugul Bali
Pamer duit dulu
 
sebelumya di Cinta Fitri...
Eh maksudnya ini bagian sebelumnya ya....

Tujuan wisata terakhir kami adalah Danau Bratan, Bedugul.

Tempat ini berada di daerah pegunungan dan terletak di Kabupaten Tabanan. Kalau dilihat dalam peta, danau ini hampir berada di sisi utara Pulau Bali. Makanya, dari daerah Celuk tempat kami menonton pertunjukan dan membeli oleh-oleh, jaraknya cukup jauh dan perlu waktu sekitar 1 jam lebih.

Walau demikian, karena melewati jalur pegunungan, rasanya mata disuguhkan oleh pemandangan yang amat cantik. Nah, yang membuat mata tidak bosan, kami sempat melewati sebuah hotel terbengkalai saat perjalanan. Hotel tersebut bernama hotel PI yang sudah dikenal sebagai salah satu bangunan angker di Bali.

Beberapa kilometer sebelum bus melewati depan hotel, bangunan tersebut sudah tampak megah namun suram. Bli Wayan pun menceritakan bahwa hotel tersebut sebenarnya tidak hanya sebatas hotel melainkan ada pula tempat rekreasi dan restoran mewah. Ada yang mengatakan, hotel ini juga merupakan salah satu aset dari putra mantan Presiden RI, Tommy Soeharto. Tapi, setelah saya melihat beberapa video eksporasi di dalam hotel tersebut, ternyata bukan. Lantas milik siapa? Ada yang tahu?

Hotel Pi angker Bedugul Bali
Penasaran dengan hotelnya

Hotel PI Bali
Masih penasaran

Entah bagaimana hotel ini bisa terbengkalai yang jelas ada kepercayaan mengenai hantu berwajah oriental yang sering melintas di dekat jalan raya. Ada pula cerita mengenai pesta atau keramaian di dalam hotel itu ketika malam. Untuk itulah, hotel ini sering juga disebut sebagai Istana Hantu. 

 

Hotel Pi angker Bedugul Bali
Istana hantu dilihat dari atas

Orang-orang yang kepo dengan hotel ini malah berebut mengambil foto. Ini menandakan kadang wisata mistis juga sama digemarinya dengan wisata belanja. Tidak hanya itu, saya juga melihat beberapa wisatawan yang menggunakan mobil menepi sebentar untuk berfoto.

Beberapa kilometer dari tempat terbengkalai itu, kami akhirnya tiba di sebuah rumah makan yang memiliki keindahan panorama ciamik. Saya lupa nama tempat makannya yang jelas sangat terekomendasi. Menunya amat enak dan tempat makannya cukup lapang. Musala dan kamar mandinya juga banyak meski saya harus naik dan turun tangga.

Rumah makannya asyik
 

Saya makan lahap karena lama tidak mendapat asupan nasi dan memang makanannya sangat enak. Saya mengambil sate ayam yang dibumbu rujak dan capjay serta telur dadar. Suasana dingin yang menyapa membuat makan siang setengah sore itu terasa nikmat. Sambil lahap menyantap makanan, saya bisa melihat pemandangan alam yang memesona. Oh ya, ternyata rumah makan ini juga merupakan satu kompleks dengan penginapan. Jadi, kalau mau ke Bedugul bisa menginap di sini.

Mari makan

Ini penginapannya

Jarak dari rumah makan itu ke Danau Bratan ternyata amat dekat. Tak sampai 20 menit kami sudah tiba di lokasi. Sayangnya, kondisi tempat wisata itu amat ramai. Maklum saja, itu kan hari minggu. Meski begitu, saya mencoba enjoy the moment karena ini adalah wisata terakhir kami.

Saya melakukan photo shoot ala Mister Indonesia di taman yang berada di sisi barat daya dari danau ini. Di taman ini suasana amat sepi karena kebanyakan orang akan langsung menuju danau. Saya dan beberapa ibu guru memotret diri sampai ponsel saya panas. Di sana, saya juga sempat melihat beberapa umat Hindu yang sedang bersembahyang.

Halo
 

Mereka sempat mempersilakan saya masuk ke sebuah candi tetapi saya tolak karena takut mengganggu ritual mereka. Enggak enak saja karena saya melihat mereka sedang bersembahyang dengan khusuk. Jadi, saya berfoto di sekitar taman dan tempat bermain saja.

Puas berfoto, saya bergabung dengan rombongan lain yang ternyata mencari keberadaan saya. Mereka sudah stand by di pinggir danau untuk berfoto bersama menggunakan spanduk. Yah seperti ritual tur kelompok lain. Saya pun bersemangat melakukan sesi ini agar ada cukup waktu untuk berfoto diri lagi.

Pose yang lagi in pada tahun  2016

Danau Bedugul Bali
Hai semesta

Sayangnya, baru melakukan beberapa kali jepretan, gerimis pun turun. Yajh, penonton kecewa. Meski demikian saya cukup puas karena bisa memotret uang 50.000 rupiah yang gambar belakangnya sama dengan lasekap di danau ini.

Danau Bratan ini luas juga ya dan faslitasnya lengkap. Ada bebek-bebekan dan tempat memancing juga. Kalau sedeng solo traveling pasti sudah saya jelajahi semua karena ada lokasi yang cukup jauh untuk ditelisik lebih dalam.

Kami berkumpul kembali menjelang maghrib. Namun, masih ada saja ibu-ibu yang kecantol di pasar oleh-oleh untuk berbelanja kembali. Ya salam, belum puas juga. Maka, tour leader pun memberi waktu toleransi beberapa menit. Sambil menunggu mereka, saya sibuk mengunggah hasil jepretan di Danau Bratan ini ke Instagram. Selepas unggahan bisa saya berikan, banjir likes dan komentar pun datang. Bagaimanapun, konten adalah koentji.

Setelah semua anggota rombongan tiba, bus pun melaju untuk kembali ke Malang. Perjalanan kali ini juga cukup menegangkan karena bus melewati tikungan yang curam. Saya cukup nyiut juga karena kontur Bali utara ternyata hampir sama dengan Malang Sealatan yang berbukit-bukit. Saya tak sempat memotret karena sudah lelah dan hampir semua anggoa rombongan tertidur pulas. Saya pun ikut tertidur. 

 

Sok cool
 

Ketika bangun, saya melihat Pantai Lovina yang masih ramai didatangi wisatawan. Pantai ini kalau tak salah ada di Singaraja ya. Pantai ini bukan tujuan kami jadinya ya tidak ada cerita. Saya tertidur lagi dan baru bangun saat bus berhenti di Gilimanuk. Lah sudah sampai di pelabuhan saja.

Kami harus turun dan berganti tempat duduk di kapal. Lantaran masih ngantuk, saya tidur di kapal dan baru bangun ketika usia saya berkurang lagi satu jam. Alias, kehidupan saya berubah dari zona waktu WITA ke WIB. Kami tiba di Banyuwangi sekitar jam setengah 10 malam.

Bus melaju sebentar dan kemudian berhenti di sebuah warung makan yang menjual aneka ikan. Warung ini baru saya ketahui ketika saya ke Banyuwangi lagi dan berada dekat dengan Pantai Watu Dodol. Walau menu utamanya ikan bakar, saat itu kami mendapat menu nasi soto. Ya lumayanlah, dengan kondisi capai rasanya yang penting perut terisi dan segera pulang.

Restoran di Banyuwangi

Di sini, saya juga sekalian shalat maghrib dan isya yang dijamak. Lalu, bus pun melaju ke arah Malang. Pukul 4 pagi, bus tiba di sekolah. Saya yang  masih ngantuk langsung ke Musala untuk salat subuh. 

Lantaran tidak membawa baju ganti, saya pun pulang dengan mata sembab. Untung rumah saya dekat. Saya tidak sempat tidur lagi dan langsung mengajar matematika pada jam 7 pagi sambil ditatap dengan aneh oleh murid saya karena mata saya yang merah.

Anak-anak dipulangkan pagi sekitar pukul 10. Saya langsung izin pulang dan tidur selama berjam-jam. Itulah pengalaman saya ke Bali. Rencananya, kalau wabah covid-19 sudah lumayan terkendali, Desember ini saya mau ke sana lagi sebagai pengganti perjalanan saya ke Filipina yang gagal untuk sekian kali. Semoga ada cerita baru ya. 


TAMAT

 

12 Comments

  1. Wah.. Asyik dong mas ikrom bisa piknik walaupun lagi masa pandemi. Saya udah berbulan-bulan di rumah kayak beruang lagi hibernasi😂

    Saya penasaran sama hotel yang angker itu mas, kayaknya kok misterius banget ya...tapi memang yang serem gitu kadang menarik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini cerita lama mbak taun 2016 hehe

      iya mas misterius banget jadi penasaran ya

      Delete
  2. Wah, jadi pingin berwisata mistis hahahaha...

    ReplyDelete
  3. kelihatan adem dan asri ... apakah itu daerah pegunungannya sana mas? saya belum pernah ke bali ... nek bali ngomah nggih tiap hari

    ReplyDelete
  4. Aku baru tahu kalau di daerah dekat Ulun Danu situ ada hotel terbengkalai. Sepertinya seru kalau ada eksplorasi ke sana.
    Daerah wisata Ulun Danu ini enak ya kak, hawanya dingin seperti di puncak karena memang ini di gunung ya 🤣
    Seru sekali baca perjalanan kak Ikrom ke Bali. Bikin aku jadi ingin ke Bali lagi 😂
    Semoga harapan kita untuk bisa kembali ke Bali, bisa terwujud ya kak. Aminn.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak hotelnya terbengkalai jadi serem banget

      seru banget kalau memang bisa eksplorasi ke sana
      hawanya dingin dan jadi asyik buat rileks
      amin...

      Delete
  5. Aku penasaran juga sama hotel seremnya... Kok nggak dimanfaatkan atau direnov lagi aja ya? Lamaaa...ga ke Bali. Terakhir tahun 2004... Pasti sudah banyak sekali yang berubah, banyak tempat wisata baru..
    Semoga bisa menginjakkan kaki di Bali lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah saya kurang tau mbak taunya terbengkalai gitu
      lama banget udah berapa tahun mbak
      sudah banyak perkembangan pastinya sekarang

      Delete
  6. Ya Alloh mas, terbukti nyata aku penggemar postingan jalan jalanmu hahhahaha

    Menuju hari terakhir, ealah ternyata makin asyik aja mas spot spot yang disinggahi

    Aku terpaku pada kata ini mas Wisata misteri ternyata sama serunya dengan wisata belanja. Lagi lagi cerita kocak ibu ibu guru sik belom puas belanja oleh oleh masih berlanjut ya mas, nganti dikasi tambahan waktu koyo pertandingan sepak bola hahahhahahahah

    Eh tapi serius itu sing hotel angkere kok yo bikin penasaran ya...apalagi pas nemu kata hantu oriental, huahaha...dan seperti terdengar orang pesta di tengah malam...seketika bulu kuduk merinding :D

    Daaaaaan, makan di resto sing berundak undak deket danaunya kok yo asyik tenan....maem lawuh sing ning piringane sakseis bikin ku kemlecer, eneng capjaynya juga lagi hahhahahah...mantab

    Tapi kok yo iso mas, bar plesir isih ngajar matematika. Jos banget lah....nek aku wes KO mas, jetlag hahahha, untunge sekolah bubar gasik ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwkw makasih mbak Nita

      iya masih kurang aja belanjanya padahal wis arep bali haha

      iya hawane lo pas lewat gimana gitu apalagi ada kabut kabutnya

      ini restorannya terekomendasi aku lupa tapi namanya hahah
      habis jek kepikiran hotel itu

      hahahha lah gimana engga boleh libur muride ya wis dimasuk masukne

      Delete
Next Post Previous Post