Menyapa Partini dan Partinah di Taman Balekambang Solo

Taman Balekambang Solo
Partini Tuin

Masih dari kisah Mangkunegara VII, saya menjejaki Kota Solo di sisi utara.


Selain Taman Sriwedari, ternyata ada sebuah taman cantik yang begitu menggoda. Taman yang cukup luas dan menjadi kebanggaan warga Solo. Maka, dari Ponten Ngebrusan yang saya datangi sebelumnya, saya lantas menuju Taman Balekambang. Hanya sekitar 2 kilometer dari ponten taman ini terhampar.

Saking luasnya, saya sempat tersesat saat baru saja masuk dan menuju jogging track yang ada di sisi kiri taman ini. Padahal, dari berbagai narablog dan konten Youtube, hamparan danau mini yang begitu cantik tergambar jelas. Untunglah, seorang petugas kebersihan segera memberi tahu saya bahwa taman-taman tersebut berada di sisi kanan dari pintu masuk.

Taman Balekambang Solo
Jogging track

Apa yang ia katakan ternyata benar. Baru melangkah beberapa meter, fasilitas bagi anak-anak yang cukup banyak pun sudah mulai berjejar. Jungkat-jungkit, perusutan, dan beberapa wahana lain berdiri diantara tanah berpasir yang berseling dengan paving. Saking banyaknya mainan tersebut, saya tidak menemukan anak-anak yang berebut seperti yang saya saksikan di taman lain.

Seorang kakek yang menemani cucunya tampak asyik bermain ayunan. Di tangannya, satu buah mangkuk kecil berisi nasi sop masih tersisa setengah penuh menarik perhatian saya. Sang cucu dengan lahap memakan sendok demi sendok yang diberikan sang kakek.

“Kalau tidak saya ajak ke sini dia tidak mau makan, Mas.”

Ujaran kakek itu mengingatkan saya akan masa kecil saat diajak ayah menuju taman dekat rumah di kala ibu bernagkat mengajar. Dengan trik seperti ini, walau tak semua nasi di dalam mangkuk tersebut habis, itu sudah cukup bagi sang kakek untuk mengajak cucunya pulang. Sang cucu pun menurut meski awalnya keberatan untuk meninggalkan arena bermain dan ayunan kesukaannya. Saya hanya tersenyum melihat bocah berusia tiga tahun tersebut. 


Taman Balekambang
Taman bermain
 

Di dekat ayunan tempat saya berdiri, seorang ibu juga menyuapi sang anak balita yang kira-kira masih berusia dua tahun. Ia berdiri di sebuah perosotan sambil tetap memegangi sang anak yang duduk di atasnya. Walau saya ngeri dengan tinggi perosotan itu, tetapi saya yakin sang ibu sudah mahir benar.



Namun, saya malah penasaran dengan sebuah benda yang berada di dekat ibu itu. Tampak seperti rusa dengan warna kecoklatan. Duduk diam di dekat ibu dan anak yang saya temui. Mulanya, saya mengira itu patung dan sang anak ternyata ingin naik ke punggungnya. Barulah saat sang ibu melarang keinginan anaknya, saya baru paham. Rusa itu ternyata hidup!

Melihat saya dengan tatapan tajam karena saya mengeluarkan kamera, rusa itu segera berjalan menjauh dan malah membuat sang anak menangis. Walah, saya jadi penyebab takutya sang rusa. Berhubung saya tidak mau bertanggung jawab, maka saya beralih ke sebuah patung wanita berkebaya. Dikelilingi oleh air mancur dan beberapa patung kodok, saya pun membaca nama patung tersebut. Partinah Bosch.

Taman Balekambang
Partinah Bosch

Reflek, saya mencari informasi siapa nama wanita tersebut. Ternyata, ia adalah putri dari Mangkunegara VII yang memiliki saudara kembar bernama Partini. Patung itu tampak anggun dengan membawa kipas khas anak wanita Jawa. Ah, sungguh ia begitu menggoda minat saya untuk kembali menjelajahi taman ini lebih jauh lagi.

Taman Balekambang
Taman menuju danau

Deretan rusa yang tampak asyik memakan rumput saya lewati untuk menuju danau kecil yang sering ada di dalam gambar. Beberapa anak SMP yang menikmati hari libur mencoba mengambil gambar seimut mungkin bersama rusa. Lagi-lagi, karena hewan tersebut sangat pemalu, mereka pun pergi. Namun, ada satu rusa yang malah memberikan perlawanan terhadap anak-anak itu. Bisa jadi, dalam hati ia berkata jangan ganggu kedamaianku. 

Taman Balekambang
Para unggas sedang mencari makan

Saya sepakat akan hal itu. Lebih baik, saya menuju danau mini yang sudah terhampar di depan mata untuk mencari kedamaian. Danau ini tampak cantik dengan refleksi cahaya matahari yang sudah naik sepenggalah. Di seberang sisi danau tenpat saya berdiri, sebuah patung wanita tampak samar-samar. Ternyata, patung tersebut adalah Partini Tiun. Partini merupakan saudara dari Partinah. Keduanya adalah putri kesayangan Mangkunegara VII. 

Taman Balekambang
Partini Tuin dari kejauhan

Saking sayangnya, sang adipati membangun taman ini khusus untuk keduanya. Ditata dengan desain arsitektur seindah mungkin, bisa jadi taman ini menjadi salah satu taman terbaik di Indonesia. Menjadi taman yang begitu dibanggakan di Kota Solo. Menjadi ikon bagaimana rasa sayang orang tua terhadap anaknya meski ia memiliki kesibukan sendiri di pemerintahan. Lebih mantapnya lagi, kini Taman Balekambang tak hanya bisa dinikmati oleh para bangsawan tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Realita yang semakin meneguhkan bagaimana sang adipati juga memikirkan kehidupan rakyatnya.

Berjalan mengitari tepian danau menjadi hal yang sangat menyenagkan. Sayangnya, saat saya ingin mencoba untuk mengelilingi danau dengan sepeda air, wahana ini belum buka. Saya pun hanya mengobrol sebentar dengan para pemancing ikan yang duduk santai sembari ditemani rokok dan kacang tanah. Jangan lupakan pula seruputan kopi tubruk yang membuat siang itu makin terasa nyaman.

Taman Balekambang
Kolam ikan

Itu belum seberapa. Rasa nyaman akan semakin paripurna dengan duduk di bagian danau lain yang dekat dengan kolam renang. Pohon perdu yang menaunginya membuat siapa saja akan betah duduk berlama-lama di bangku yang telah disediakan. Kolam renang yang masih belum buka itu juga menjadi andalan taman ini. Ia dipagari sosok Partini yang seakan menjaga anak-anak dengan segala keceriannya. Menjaga asa anak-anak untuk mendapatkan tempat bermainnya secara layak yang kini perlahan hilang.

Rasanya, kaki ini enggan melangkahkan kaki untuk meninggalkan taman cantik ini. Kalau tidak saja rekan saya segera mengajak ke Sukoharjo, bisa jadi saya bermalam di sana. Ah sudahlah, saya pun menyapa kembali patung Partini dan Partinah yang setia di taman ini siang dan malam.

Para pedagang yang menjajakan dagangannya masih semangat melayani para pembeli yang semakin ramai memadati taman itu. Mereka seolah tak terpengaruh dengan kehadiran rusa dan angsa – hewan paling ganas – yang hilir mudik di sana. Bisa jadi, hanya di Taman Balekambang saya mendapati interaksi antar komunitas itu. Yang hanya ada di Kota Solo, sebuah kota istimewa di Pulau Jawa. Sampai jumpa Partini dan Partinah.

14 Comments

  1. Mas, dari pas perjalanan di Banyuwangi aku ngeliat kayaknya sampean ini park enthusiast ya? XD
    Aku kalau ke beberapa tempat gitu g ada kepikiran soalnya buat main ke taman. Dulu sempet sih, pas di Bandung. Cuman ya lewat tok, omong doang. Ujung-ujungnya mangkring di kafe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. soalnya kalau taman itu mudah diakses mbak hehe
      yang penting engga rame banget si kalau aku

      Delete
  2. Hayo Mas, tanggung jawab tuh udah bikin anak orang nangis. 🤣

    Tamannya menarik banget ya Mas, luas juga.
    Ada danaunya dan ada rusa-rusa juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahah gimana ya
      menarik banget emang ma slayak dikunjungi

      Delete
  3. Wah wah saya yang asli solo belum pernah kesana
    Ini jadi kayak mirip taman RPTRA model Jakarta ya
    Hanya bedanya lebih luas dan lebih lengkap
    Saya juga begitu, sering mengajak ponakan ke taman, walau sekedar ingin menyuapinya
    Sungguh luar biasa sang adipati ,begitu sayangnya terhadap putri-putrinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. lho mas jangkaru orang jogja apa orang solo ya heheh

      iya luar biasa banget ini adipatinya

      Delete
  4. Kaget aku lihat rusanya dilepas liar seperti itu 😱. Aku belum pernah lihat rusa yang dilepas liar dan bisa bebas berinteraksi dengan pengunjung seperti itu 😂. Menarik sekaliii seperti di Jepang hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku juga sempat kaget mbak
      bisa berinteraksi gitu ya

      Delete
  5. perhatianku langsung tercuri sama si Rusa yang ada di foto. Setelah baca akhirnya ngeh kalo itu rusa hidup.

    Seems to be so enjoying place to visit nih!!! Thanks for sharing mas

    ReplyDelete
  6. tadi aku mengira kalau rusa itu patung, karena ga mungkin ada rusa di taman yang bebas kayak gini, ehh ternyata rusa beneran.
    berarti si rusa ini udah hidup berdampingan dengan manusia ya? aman gitu ya?

    hahahaha mungkin kalau aku jadi mas ikrom aku akan kabur juga tuh mas kalau tiba tiba ada anak kecil yang nangis dan nampak dari kejauhan
    aku baru denger sosok nama partini dan partinah, menarik untuk dicari lebih banyak lagi ya
    dan tamannya adem banget ini plus luas

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama mbak aku juga mengira patung eh ternyata asli
      iya hidup berdampingan
      aman kok mbak
      hahahah ya gimana ya mbak

      Delete
  7. Trik untuk mengajak anak makan sambil bermain di luar cukup bagus, yaa. Yang penting si anak mau makan. Kalau aku dulu, seingatku, tidak pernah digitukan oleh orangtua ku mas 😅

    ReplyDelete
Next Post Previous Post