San Terra de La Ponte, Fantasi Paripurna di Tengah Taman Bunga

San Terra de La Ponte

 

Ada beberapa tempat wisata hits di Malang yang saya engga begitu ingin mengunjunginya.

Alasannya, lantaran terlalu hits dan ramai. Saya tidak suka keramaian massa terlebih saat pademi ini. salah satu tempat wisata hits yang awalnya tidak berniat saya kunjungi adalah Flora Wisata San Tera de La Ponte. Sebuah wisata berbasis taman bunga yang ada di daerah Pujon, Kabupaten Malang.

Namun, ketidakinginan saya ke tempat ini tiba-tiba saja sirna karena saya melihat beberapa story anggota keluarga yang datang ke sana. Selain bagus, saya mengetahui harga tiketnya hanya 25 ribu rupiah saat weekday dan 30 ribu rupiah saat weekend. Tak hanya itu, menurut informasi yang beredar, wisata ini buka mulai jam 8 pagi. Jadi, saya bisa sepagi mungkin datang ke sana untuk menghindari kerumunan orang.

Dengan semangat menyala, saya pun menggeber motor pinjaman ke wilayah Pujon. Saya harus keluar Kota Malang menuju Kabupaten Malang, masuk ke Kota Batu, dan masuk lagi ke Kabupaten Malang untuk sampai di tempat wisata yang tak jauh dari air terjun Coban Rondho ini. kalau dihitung, ada 3 perbatasan yang saya lalui.

Baca juga: Pengalaman Tersesat di Taman Labirin Coban Rondho Malang

Udara dingin yang saya rasakan terlebih saat memasuki Kota Batu tak menyurutkan tekad saya. Mumpung pagi dan mumpung ada waktu sepi. Dan hanya 30 menit dari rumah, saya pun tiba di lokasi. Suasana parkir masih sepi. Hanya ada sekitar 5 motor yang terparkir. Saya pun segera masuk dan disambut dengan taman bunga yang amat indah. Duh, naluri pageant lover saya mulai muncul. Rasanya, ingin sekali menaiki tangga dengan aneka bunga mengenakan evening gown warna merah seperti yang dikenakan Catriona Gray.

San Terra de La Ponte
Serasa evening gown

Saking larutnya saya dalam suasana, ketika saya memasuki sebuah ruangan yang memisahkan parkiran dengan loket, saya masih berdecak kagum dan serasa masuk 10 besar Miss Universe. Penataan taman bunganya sungguh luar biasa. Padahal, ini masih di luar area bertiket.

Baca juga : Dari Sini Aliran Sungai Brantas Berasal

Saya pun membeli tiket seharga 30 ribu rupiah karena datang pada hari Sabtu. Akan tetapi, karena saya membawa kamera tambahan, maka saya dikenakan tiket kamera seharga 50 ribu rupiah. Walah, kok malah mahal tiket kameranya. Ya sudahlah, masak jauh-jauh ke sini saya tak menggunakan kamera saya.

Selepas membeli tiket, saya disambut oleh petugas keamanan. Tentu, setelah pengecekan suhu dan penggunaan hand sanitizer, saya diperkenankan masuk. Dan karena masih sepi, saya merasa taman yang terhampar di depan saya seakan milik pribadi. Beralasakan rumput sintetis, kembali naluri pageant saya bangkit. Saya pun melakukan atraksi swimsuit competition sambil menari-nari layaknya peserta Miss Universe yang sedang memakai baju bikini. Kapan lagi coba bisa berhalusinasi dengan leluasa seperti itu?

San Terra de La Ponte
Taman bunga dengan rumput sintetis

Aneka bunga yang terhampar pun menambah syahdu suasana. Ada bunga mawar, melati, semuanya indah dengan bunga anggrek kesayangan saya. Beberapa bunga gantung yang menjuntai juga turut memeriahkan suasana. Pendek kata, kalau halusinasi saya semakin menjadi-jadi untuk melakukan atraksi.

Baca juga: Kafe Sawah Pujon; Niat Nongkrong Atau Narsis ?

Untung saja, saya bertemu dengan beberapa pengunjung lain yang berada di area Distrik Korea. Saya tak tahu nama resminya apa yang jelas bangunan khas Korea dengan bunga Sakura memenuhi tempat itu. Bagi saya, ini adalah spot favorit karena benar-benar mirip dengan suasana kota tradsional di Korea. Walau sempat kesulitan mengambil foto, saya pun bisa mengambil foto pribadi dengan meletakkan kamera pada sebuah bangku kosong. Ini sebagai tanda bahwa saya sudah saatnya membeli tripod.

San Terra de La Ponte
Serasa di Korea ya bunda

Selepas dari Distrik Korea, saya beralih ke bagian bangunan Eropa dan Amerika. Di sana, ada banyak bangunan khas negeri tulip dengan rumah kayunya yang berwarna-warni. Beberapa pengunjung yang sudah datang pun tak hentinya memotret diri dengan ponsel mereka.

San Terra de La Ponte
Beralih ke Eropa

Selain bangunan yang beraneka rupa, bagi saya yang unik dari wisata ini adalah penataannya yang cukup rapi. Jalan menuju tiap spot cukup lebar sehingga pengunjung tak berdesakan. Banyak juga tempat duduk yang disediakan sehingga saya bisa sedikit beristirahat setelah capai melakukan sesi photo shoot.

San Terra de La Ponte
Sayang rumahnya tak bisa ditempati

 
San Terra de La Ponte
Serasa di San Marino ya bunda

Bagian lain yang menjadi favorit saya adalah kincir angin yang berada di atas sebuah bukit.  Di dekat kincir angina ini, ada beberapa bangku taman yang bisa digunakan untuk duduk dan melihat pemandangan “kota mini” dari atas. Sungguh, bagian ini menurut saya juga spektakuler. Selain bisa melihat kota mini tersebut, kita juga bisa melihat rangkaian pegunungan Kawi-Butak yang berjajar di belakang pemandangan kota mini. Alhasil, saya seakan enggan untuk beranjak dari tempat tersebut. 

San Terra de La Ponte
Kincir angin dan tugu

Tak hanya sekadar menikmati pemdangan, di bukit ini juga terdapat kafe dan pujasera. Sayangnya, belum banyak pedagang yang menjual makanan di sini. Beberapa bagian kafe juga masih diperbaiki. Ada juga semacam tugu peringatan atau entah apa namanya yang menulang tinggi di bukit ini. Masih ada pula bangunan yang sedang dikerjakan oleh para pekerja.   

 

San Terra de La Ponte
Kalau capai bisa naik mobil ini

 

San Terra de La Ponte
Melihat kota impian dari atas.

San Terra de La Ponte
Kafe dan pujasera

Yang jelas, sebenarnya proses pembangunan tempat wisata ini belum rampung. Itu juga terlihat dari beberapa tukang kebun yang menata bunga di suatu spot. Kerja keras merekalah yang membuat taman di tempat wisata ini benar-benar bisa dinikmati.

San Terra de La Ponte
Kerja keras dari pekerja menjadikan taman ini indah

Selain berfoto, kegiatan yang bisa dilakukan adalah menonton sinema 7 dimensi. Saya tak paham bagaimana maksudnya yang jelas untuk menikmati suguhan tersebut kita harus membeli tiket lagi seharga 20.000 rupiah. Ada pula permainan pendulum dengan harga tiket yang sama. Beberapa pengunjung dari rombongan suatu instansi asyik melakukan permainan ini. Sayang, selama permainan mereka kerap membuka masker.

San Terra de La Ponte
Permainan pedulum

 
San Terra de La Ponte
Ke sinilah selagi sepi

 

San Terra de La Ponte
Asal Jangan abai protokol kesehatan ya

Di wahana ini, saya semakin menemukan banyak pengunjung yang mulai berdatangan. Terutama, para ibu-ibu entah dari mana saja. Mereka sudah siap dengan tarian India sesuai joke yang mereka lontarkan. Bernyanyi India di tengah taman bunga. 

San Terra de La Ponte
Sudah siap menari India?

 
San Terra de La Ponte
Atau sedang mencari pasangan?

Kedatangan rombongan tersebut seakan memberikan sinyal bagi saya untuk segera pergi. Menjaga kesehatan tidak berada di kerumuman adalah hal terbaik saat ini. meski begitu, sebelum pulang, saya penasaran ada apa di balik bangunan unik nan megah yang terbuat dari kayu tersebut. Ternyata, di dalamnya penuh dengan peralatan tukang.

San Terra de La Ponte
Oh jadi begini rahasianya


Oh jadi begini rahasinya…..


17 Comments

  1. Suasananya mirip dengan D'Voyage di Bogor mas. Rupanya makin lama makin banyak tempat wisata yang bertema replika dari berbagai belahan dunia lain ya karena polanya sama. Berbeda hanya bangunan yang ada di dalamnya.

    btw, foto-fotonya bagus mas.. ceria penuh warna

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah di bogor ada juga ya Pak
      iya pernuh warna jadi ceria hehe

      Delete
  2. Astagaaa, saya bacanya sambil minum kopi, pas membayangkan adegan Mas Ikrom berlarian memakai gaun merah di tangga, langsung muncrat dah waakakakakakakak

    Lebih ngakak lagi membayangkan pake swimsuit, ya Allahhhh, wakakkakaa.
    Buyar sudah keindahan foto-fotonya karena saya sibuk ngakak.

    Etapi saya baru tau dong tempat ini, asyik banget ya, apalagi pas hujan gini kan pada serba hijau di mana-mana, lebih segar.
    Asal jangan pas ke sana aja trus hujan hahaha.

    jadi ingat awal taun 2019 lalu, kami ke Batu, udah bayar mahal-mahal, eh malah hujan, ga bisa explore :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh maaf mbak jadi bikin keselek wkwkw
      habis sih langsung terpatri ini jiwa pageant ya

      dan bener harus pas cerah makanya saya datang pagi banget selain menghindari kerumunan

      wah sayang banget mending ke sininya pas mei juni aja mbak biar gag ujan

      Delete
  3. Tempatnya keren dan menarik yaa mas. tapi sayang sekali harga tiketnya cukup mahal nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. tiketnya sebenarya murah
      cuma kalau pakai kamera ya jadi mahal hehe

      Delete
  4. Kadang saya itu heran ya, tempat wisata sudah kena harga tiket
    Eh masih kena harga tambahan buat kamera, ih kadang tidak lucu
    Serba diduitkan
    Penataan bunganya keren banget, saya sangat suka sekali
    Keadaan begini, saya jarang keluar rumah, masih takut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin kalau pakai kamera kan bisa dikomersilkan mas
      kayak blog dan vlog gini
      kan saya dapat uang lagi hehe
      makanya suruh bayar lagi

      Delete
  5. Cakep pemandangannya, mas Ikrom 😍 Tapi toko-tokonya sayang kosongan yaaa. Hehehehe. Kalau isi mungkin akan lebih seru, bisa hunting belanjaan *eh* 🤣 Dan suasananya mirip sama yang pernah saya datangi di Thailand. Nggak heran jika ramai pengunjungan, sebab tempat seperti ini selalu menarik dan bagus untuk background foto 😆

    Terima kasih sudah ajak saya jalan-jalan virtual, mas 🥳

    ReplyDelete
    Replies
    1. masih pandemi mbak jadi banyak yg belum buka

      iya belum ada buat belanja ahahahah

      banyak juga si yang konsep gini
      makasih mbak udah mampir

      Delete
  6. Auowooo .. , lokasi ini mah ketjeh beuuud buat bekgron fefotoan!.
    Kalao ngajak para ponakanku kesini ,udah pasti betah ngga mo pulang-pulang, wwkkk ��.

    Mas :

    "Rasanya, ingin sekali menaiki tangga dengan aneka bunga mengenakan evening gown warna merah seperti yang dikenakan Catriona Gray"

    Hadeuuuh .. auto ngakak bikin kaget mamaku saat baca bagian teks itu ��!!.
    Bisaan deh nukis kayak gitu ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. buat gulung gulung manjalita ya mas him wkwkwk

      akakakka ya gimana ya jiwa pageant saya meronta'
      melihat taman bunga ini

      Delete
  7. ya Alloh ya Robbi aku ngakak bagian evening gown ahhahaha
    ihhhh kok eneng pemandangan gunung kawine mbarang...pengen ik ...bebungaane juga ciantik ciantik banget, cerah cerah dominan merah ya...serasa beneran kayak di europe dan negara subtropis lainnya

    tapi nek kon numpak pendulum aku kayake emoh...mumet palane hahahhahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkawkwkwk lha gmana mbak suasana mendukung
      aku juga emoh mbak takut ketinggian'
      mending foto foto aja ya yang banyak hihi

      Delete
  8. Wah tempatnya instagrammable sekali mas. Sudah berasa jalan-jalan ke luar negeri saja. Saya kira itu juga bukan di Indonesia. Baru tahu ada tempat seperti ini. Thanks for sharing mas. Salam.

    ReplyDelete
Next Post Previous Post