Yuk, Mengenal Tipe-Tipe Kepala Sekolah Idaman Guru dan Karyawan Sekolah

Ilustrasi. freepik.com

Sebagai pimpinan di sebuah sekolah, peran Kepala Sekolah amatlah penting.

Ia berperan besar dalam memutuskan sebuah kebijakan di sebuah sekolah yang dipimpinnya. Tak sebatas itu, layaknya seorang HRD, kepala sekolah juga mengelola sumber daya manusia yang dipimpinnya. Kemampuan manajerial kepala sekolah begitu penting agar sebuah sekolah bisa berjalan dengan baik dan maju.

Tentu, sebagai manusia biasa, kepala sekolah juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Selalu ada sisi positif dan negatif dalam "pemerintahannya".

Ada yang ingin bergerak cepat ada pula yang pelan-pelan tapi pasti dalam mengembangkan sekolah yang ia pimpin. Ada yang money oriented alias begitu perhitungan dengan uang ada pula yang terlalu royal dalam membelanjakan keuangan sekolahnya.

Dalam setiap kesempatan pertemuan antara guru lintas sekolah, biasanya gunjingan seputar kepala sekolah ini tiada habisnya. Gunjingan biasanya berkutat bagaimana sang kepala sekolah mengelola sekolahnya terutama menempatkan diri diantara guru dan karyawan sekolah.

Dari beberapa gunjingan yang saya ikuti ketika sering bertemu guru lain, tidak ada standar yang pas bagaimana seorang kepala sekolah begitu disukai dan menjadi patokan standar keberhasilan bagi guru dan karyawan.

Sawang-sinawang, begitulah kata orang Jawa jika membicarakan seputar kepala sekolah. Namun, setidaknya ada beberapa hal yang bisa jadi acuan seorang kepala sekolah menjadi kepala sekolah idalaman.

Beberapa tahun lalu, di sebuah koran besar ada pemilihan kepala sekolah favorit yang diajukan oleh para guru dan karyawan sekolah. Beberapa nama yang diajukan memiliki alasan dan kriteria sehingga ia layak menjadi kepala sekolah teladan. 

Apa saja itu?

Pertama, mau mendengarkan pendapat warga sekolah.

Terutama, guru dan karyawan. Dalam memutuskan segala kebijakan, kepala sekolah idaman akan membicarakan kebijakan yang akan diambilnya secara terbuka dalam rapat.

Ia akan membeberkan sisi positif dan negatif dari kebijakan tersebut. Guru dan karyawan akan memberikan masukan yang berharga ketika rapat berlangsung. Meski tidak akan memuaskan semua pihak, tetapi jalan tengah yang diambil dari sebuah kebijakan kepala sekolah seperti ini sangat patut dihargai.

Konsekuensi yang akan timbul dari kebijakan tersebut akan bisa dihadapi bersama karena sudah dirapatkan dengan berbagai pertimbangan.

Kebijakan yang kerap menjadi pro kontra di sebuah sekolah adalah mengenai pembangunan atau peremajaan gedung sekolah tersebut. Kebijakan ini sangat rawan sekali untuk mendapatkan sorotan dari wali murid atau masyarakat. Terlebih, jika kepala sekolah ingin mengutip dana dari wali murid.

Kepala sekolah yang bijak akan mempertimbangkan hal ini dengan matang. Ia tak bisa seenak hati langsung memutuskan karena bagaimanapun yang menggunakan bangunan tersebut adalah warga sekolah.

Biasanya, jika kepala sekolah lebih bijaksana, ia akan mengundang komite sekolah untuk membahas hal tersebut dengan baik. Pendapat dari mereka pun akan diterima dengan matang sehingga tak memutuskan sesuatu secara tergesa.

Kedua, kepala sekolah yang menjadi idaman adalah yang mau mengevaluasi kebijakan yang ia ambil setelah rentang waktu tertentu.

Ia juga akan mengevaluasi kebijakan jika ada hambatan atau dampak negatif yang timbul. Salah satu kebijakan yang cukup sering dievaluasi adalah mengenai pengerjaan rapor dan penilaian siswa. Tiap sekolah memiliki aturan yang berbeda mengenai jadwal pembagian rapor.

Perbedaan ini disesuaikan dengan kebijakan kepala sekolah masing-masing. Ada yang ingin segera selesai ada yang ingin lebih lambat bahkan menundanya setelah liburan semester.

Kepala sekolah yang baik akan mengevaluasi kebijakan ini jikalau para guru masih belum siap untuk mencetak rapor. Dulu, saya kerap ditanya oleh sang kepala sekolah apakah para guru sudah siap jika penerimaan rapor dilakukan pada hari Kamis akhir penghabisan semester. Beliau memutuskan hal demikian karena pada hari Sabtu yang merupakan hari terakhir ada rencana untuk makan bersama di sebuah tempat.

Walau kebijakan ini juga baik untuk para guru karena bisa melakukan refreshing, tetapi beliau juga harus melihat kondisi guru lain. Saya pun bertanya kepada para guru lain apakah sudah siap jika penerimaan rapor dilakukan pada hari Kamis. Hampir semuanya menjawab belum siap. Ada yang sudah siap tetapi baru bisa hari Jumat.

Aspirasi tersebut pun saya sampaikan ke kepala sekolah. Beliau sempat keberatan karena ternyata nilai siswa sudah diminta pada hari Kamis oleh UPT Dinas Pendidikan. Akhirnya jalan tengah pun diambil. Beberapa kelas yang sudah siap membagikan rapor hari Jumat akan melakukan pada hari tersebut.

Beliau memutuskan penerimaan rapor kelas kecil (1,2,3) akan dilakukan pada hari tersebut. Sedangkan untuk kelas atas (4,5,6) yang lebih sulit dalam pengolahan nilai dilakukan pada hari Sabtu. Namun, semua rekapan nilai harus sudah selesai pada hari Jumat.

Saya meminta beliau bernegosiasi dengan atasannya, dalam hal ini pengawas di UPT agar memberi kelonggaran satu hari. Untunglah beliau memahami dan berhasil melakukan negosiasi tersebut dengan alasan demi ketelitian pengerjaan rapor.

Kepala sekolah yang bisa bernegosiasi dengan atasan atau lembaga yang berwenang demi kebaikan bersama juga merupakan salah satu kepala sekolah idaman.

Ketiga, kepala sekolah idaman adalah yang mampu menengahi permasalahan dengan wali murid. 

Dalam kehidupan di sekolah, selalu ada saja masalah antara guru, wali murid, atau siswa yang sering tidak bisa diselesaikan dalam tingkatan wali kelas. Wali kelas pun mau tak mau akan meminta bantuan kepala sekolah jika dirasa masalah tersebut cukup berat dan berkaitan dengan penegakan aturan sekolah.

Semisal, ketika ada siswa yang mencuri di sekolah dan sudah dilakukan berkali-kali, maka kepala sekolah mau tak mau harus turun tangan. Atau juga siswa yang tidak pernah mengumpulkan tugas sama sekali dan sering tidak masuk tanpa keterangan, maka kepala sekolah juga harus mulai turut serta menyelesaikan.

Dulu, ada seorang siswa di sekolah saya yang berkali-kali mencuri. Ia mencuri laptop guru, CCTV, kit peraga IPA, dan tentunya uang milik teman, koperasi siswa, dan guru. Ia yang kebetulan duduk di kelas 5 begitu licik dan lihai dalam menjalankan aksinya.

Pada suatu ketika, saat uang koperasi siswa lenyap, para guru yang sudah mulai curiga pun melalukan sidak dan menemukan uang cukup banyak di tasnya. Ketika anak tersebut dipanggil, ia juga memasukkan uang ke dalam kaos kaki dan saku celananya.

Kepala sekolah pun langsung memanggil orangtua siswa tersebut. Ternyata, anak tersebut memang kurang perhatian karena hanya tinggal bersama ibunya yang bekerja.

Meski seharusnya anak tersebut dikeluarkan karena termasuk pelanggaran berat, tetapi kepala sekolah tidak melakukannya. Alasannya, anak tersebut berasal dari kalangan kurang mampu dan sering masuk ranking 3 besar. Hanya sayang kepintarannya digunakan untuk tindakan yang tidak baik.

Beliau meminta orang tua atau saudaranya mengantar dan menjemput anak itu setiap hari. Beliau mempersilakan khusus untuk orang tuanya bisa masuk ke dalam area sekolah dan menunggu di depan kelas selama rentang waktu tersebut. Sekolah juga tetap mengawasi keseharian siswa tersebut.

Kepala sekolah memberikan kesempatan bagi anak itu untuk mengikuti olimpiade MIPA. Alasanya, ini merupakan sebuah bimbingan agar ia mengalihkan kepintarannya dengan prestasi bukan dengan mencuri.

Ajaib, karena memang dia cerdas dan belum tersalurkan saja, anak itu bisa masuk 10 besar ON MIPA di tingkat kota. Sejak saat itu, dengan ia tak lagi mencuri dan yang membuat kami semua bangga, saat kelas 6 anak tersebut masuk 10 besar peraih NUN tertinggi di tingkat kota dan peringkat 2 di tingkat kecamatan.

Saya masih ingat hampir semua guru saat itu menitikkan air mata dan berterima kasih kepada kepala sekolah karena tak mengeluarkannya.

Keempat, kepala sekolah idaman adalah yang mampu merangkul semua guru dan karyawan menjadi satu tim yang kompak. 

Ia akan meminta guru junior membantu guru senior dalam hal IT dan teknologi masa kini. Sebaliknya, ia akan meminta guru senior terus memandu guru junior dalam hal mengajar, berhubungan dengan wali murid, dan kemampuan pedagogik lain yang masih perlu diasah.

Bisa mengeratkan hubungan antara guru dan karyawan adalah semua prestasi sendiri bagi kepala sekolah. Ketika semua guru dan karyawan merasa dihargai dan dirangkul, maka konflik kepentingan di dalamnya tak akan terjadi.

Kebijakan kepala sekolah akan didukung bersama sehingga kehidupan di sekolah berjalan lancar. Gap yang jauh lintas generasi pun tak akan terjadi.

Terakhir, kepala sekolah idaman adalah ia yang mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar. 

Dengan warga dan pimpinan di lingkungan sekitar sekolah, petugas kebersihan, tukang bangunan yang sedang mengerjakan proyek di sekolah, polisi/petugas keamanan sekitar, dan tentunya para pedagang yang berjualan di dalam atau di sekitar sekolah.

Hubungan yang baik juga akan mendukung warga sekolah dalam melakukan aktivitas. Meski sekarang masih pandemi dan gedung sekolah tidak digunakan, hubungan itu harus tetp terjaga.

Paling tidak, agar lingkungan sekolah tetap terjaga dengan baik. Terlebih, beberapa sekolah saat ini digunakan sebagai tempat isolasi sementara pasien Covid-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan.

Peran kepala sekolah dalam hal ini sangat penting agar usaha menanganan Covid-19 juga bisa dilakukan tetapi tidak menganggu proses belajar mengajar.

6 Comments

  1. Yang terakhir kepala sekolah idaman yaitu, sosok yang tahan digunjing anak buah seputar uang bos. Ha ha ....

    ReplyDelete
  2. Berat juga ya tugas menjadi kepala sekolah, harus bisa mendengar pendapat warga sekolah, mau mengevaluasi kebijakan yang diambilnya dan lainnya.

    Jadi terharu pas baca poin ketiga. Ada anak pintar yang suka mencuri. Harusnya dikeluarkan tapi karena kepala sekolahnya bijak ia diberi kesempatan ya dan ternyata feeling kepala sekolah benar, ia menjadi murid berprestasi yang bisa membanggakan sekolah.

    Sepertinya mas Ikrom nih yang jadi kepala sekolah nya.😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berat banget mas makanya engga sembarangan harusnya klo jadi KS

      kalau saya nanti rusak sekolahnya klo jadi KS wkwk

      Delete
  3. Wough...ngeri ya..anak kelas 5 udah berani ambil2 barang berharga gitu...
    Klo di sekolah anakku pernah ada yang berani ambil hp... dikeluarkan dr sekolah endingnya

    ReplyDelete
Next Post Previous Post