Agar Kegiatan "Classmeeting" di Sekolah Lebih Berfaedah

Kegiatan kampanye pemilahan sampah saat class meeting

Hari-hari penghabisan semester gasal seperti minggu ini bisa jadi merupakan hari paling melelahkan bagi seorang guru.


Mereka tidak mengajar ataupun melakukan kegiatan di kelas. Namun, rasa capai yang melanda mereka bisa jadi jauh berlipat dibandingkan dengan mengajar biasa.

Pasalnya, pada pertengahan Desember ini, hampir semua sekolah mulai melaksanakan pembagian rapor semester gasal. Bahkan, ada beberapa sekolah yang jauh-jauh hari sudah membagikan hasil belajar siswa sehingga mereka bisa libur dengan lebih cepat.

Membagikan rapor tentu berkaitan dengan pengerjaan rapor. Uniknya, pengerjaan rapor ini tidak serta merta bisa dilakukan secara maksimal jika masih ada tanggung jawab lain.

Selepas Penialaian Akhir Semester berakhir, siswa-siswi masih masuk seperti biasa. Mereka masih masuk ke kelas dan tentu saja masih menjadi tanggung jawab dari Bapak/Ibu guru. Masa-masa semacam ini lebih dikenal sebagai class meeting (CM).

Banyak Anggapan Kegiatan Class Meeting Tidak Bermanfaat

Alhasil, masa-masa penantian CM ini dikenal sebagai masa unfaedah di sekolah. Sudah tidak ada pelajaran kenapa masih saja masuk? Begitu keluh kesah dari beberapa orangtua. Mau sekolah kok malas. Tidak masuk tetapi masih dilakukan presensi. Serba repot kan?

Makanya, banyak orangtua yang menggunakan masa CM ini untuk kegiatan keluarga. Ada yang menghitankan anak laki-lakinya dan ada pula yang sebelum PAS berlangsung sudah mengizinkan seminggu tak masuk sekolah saat CM. Apalagi, kalau bukan ikut mereka untuk menghadiri acara pernikahan saudara di luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri.

"Pak, saya mau mengizinkan putra saya seminggu setelah PAS ya. Mau saya ajak hajatan ke Puerto Rico".
Sebagai guru kelas, saya sebenarnya tidak keberatan. Dengan catatan, jika siswa tersebut sudah tidak memiliki tanggungan tugas ataupun kegiatan remedial.

Silakan saja. Tetapi, jika siswa tersebut masih punya banyak cicilan tugas, nilai PAS yang didapatkan masih kurang, dan ada beberapa catatan pelanggaran, biasanya saya menahannya terlebih dahulu beberapa hari selepas PAS.

Untungnya, selama saya menjadi guru, kejadian seperti ini baru sekali terjadi. Walau sang orangtua awalnya keberatan, akhirnya ia pun luluh. Tak lain, saya bertanya balik kepadanya.

"Mau diisi nilai berapa, Bu putranya?"

Orang Tua Sebaiknya Tidak Menyepelekan Kegiatan Class Meeting

Maka dari itu, walau tidak ada pelajaran, orangtua sebaiknya tidak menyepelekan untuk membiarkan sang anak tidak masuk. Selain menunggu adanya informasi penting semisal jadwal penerimaan dan pengembalian rapor, dengan tetap masuk saat CM anak juga belajar untuk bersabar.

Ketika mereka dewasa, mereka juga akan menanti masa-masa menunggu sebuah kabar. Entah pengumuman kerja, pengumuman tes CPNS, beasiswa, dan lain sebagainya. Kalau mereka tidak diajarkan untuk stand by akan datangnya pengumuman tersebut, bisa-bisa mereka akan selalu meremekan sesuatu yang penting.

Jika memang kegiatan tersebut memang tak bisa ditinggal atau sakit yang memang parah, itu tak masalah. Namun, kalau menuruti rasa malas berangkat ke sekolah lantaran sudah dianggap tidak ada pelajaran, rasanya kok sayang.

Bagi guru, sebenarnya kegiatan CM ini juga simalakama. Di satu sisi, mereka ingin berkonsentrasi untuk mengerjakan rapor. Di sisi lain, perhatian mereka masih tercurah kepada siswa-siswi yang masuk kelas. Kalau siswa SMP atau SMA mungkin tak menjadi masalah karena biasanya ada kegiatan pertandingan sepak bola atau apapun yang dilalukan oleh OSIS. Lha bagaimana jika siswa-siswi SD seperti di sekolah saya?

Jika tak diberi kegiatan, mereka akan berkelahi, memetik bunga, naik pohon, bermain pintu kelas, dan lain sebagainya. Terlebih siswa kelas kecil (1, 2, 3) harus tetap dalam pengawasan guru walau sudah tak ada pelajaran.

Guru kelas 1 biasanya memberikan mereka kertas bergambar untuk kegiatan mewarnai. Jadi, selama dua minggu CM, kegiatan mereka ya hidup mati mewarnai gambar.

Kalau kelas besar, biasanya saya memutarkan video mengenai pembelajaran atau video lain yang menarik. Saya pantang memutar film lantaran nantinya siswa-siswi jadi ketagihan. Dari video yang saya putar, biasanya saya meminta mereka merangkumnya. Ya standar lah seperti guru-guru lainnya.

Kalau saya sedang mood dan kebetulan rapor saya sudah hampir rampung, biasanya saya pergunakan untuk lomba cerdas cermat kecil-kecilan.

Biasanya, saya menggunakan bel listrik yang sudah dibuat pada kegiatan pembelajaran sebelumnya. Selain menambah wawasan, kegiatan ini juga dilakukan agar mereka tidak bosan dan masih semangat untuk masuk sekolah. Kadangkala, siswa yang masih masuk sekolah akan bercerita keseruan apa saja yang mereka dapatkan.

Kegiatan Class Meeting untuk Menyaring Bakat Siswa


Jika masih memungkinkan, kegiatan CM juga bisa digunakan untuk menyaring siswa yang akan mengikuti lomba mewakili sekolah pada kegiatan bina kreativitas siswa dan kegiatan lain pada semester berikutnya. Ketika sudah mendapatkan nama siswa yang sudah disaring pada CM semester gasal, maka guru atau pelatih akan lebih fokus dalam melatih mereka.

Makanya, tujuan lomba cerdas cermat yang saya lakukan, selain sebagai hiburan juga sebagai ajang untuk melakukan hal ini. Sebagai pembina lomba siswa teladan dan olimpiade MIPA, saya langsung menemukan nama-nama yang bisa diajukan untuk kegiatan tersebut.

Terlebih, pesan Bapak KS untuk menjaga asa tetap masuk 50 besar olimpiade MIPA tingkat kota dan 3 besar siswa teladan di tingkat kecamatan cukup berat. Untuk itu, kegiatan class meeting masih menjadi andalannya.

Guru-guru lain yang membina aneka lomba juga melakukan hal sama. Mereka juga mengadakan lomba puisi dan pidato kecil-kecilan sehingga siswa lebih siap.

Kegiatan seperti ini sudah berlangsung lama di sekolah saya dan hasilnya memang cukup memuaskan. Banyak prestsi yang didapat dari penjaringan siswa saat CM ini. Kegiatan CM pun tidak sia-sia.

Para guru cukup terbantu ketika ada pihak luar yang akan melakukan kegiatan di sekolah kami. Entah demo memasak, demo cuci tangan, kampanye anti narkoba dan keselamatan dari kepolisian, hingga try out dari sebuah bimbingan belajar. Rentang waktu panjang siswa-siswi saat mengikuti kegiatan tersebut bisa kami gunakan untuk mengerjakan rapor.

Kalau sudah benar-benar mentok karena saking panjangnya CM yang berlangsung hingga dua minggu lebih, maka guru olahraga dan guru agama akhirnya yang bertanggung jawab.

Berhubung mereka sudah menyetor nilai dan tidak ikut mencetak rapor, maka saya biasanya meminta mereka untuk mengajak siswa berkegiatan. Entah lomba agama kecil-kecilan, khotmil quran, penjelajahan, ataupun berenang. Saya selalu bilang, "Pak, plis ajak mereka apa. Rapor saya belum selesai, hiks". 

Untuk kegiatan kemah pramuka, biasanya sekolah saya melakukannya setelah penerimaan rapor selesai. Bapak KS sangat paham tugas guru-guru sangatlah banyak dan tidak bisa diganggu gugat. Makanya, kegiatan ini biasanya dilakukan pasca penerimaan rapor sekaligus berdarma wisata.

Yah itulah beberapa cerita mengenai kegiatan CM yang seringkali dianggap unfaedah oleh beberapa orangtua. Apapun itu, satu hal yang pasti, saat kegiatan CM siswa pun dipulangkan lebih pagi. Siswa senang karena bisa bermain dan guru pun senang bisa kembali mengerjalan rapor yang njlimet ini. Bukan begitu?

7 Comments

  1. hehehe terus ortu siswa jawab apa kalau misalkan di tanyai "mau dikasih nilai berapa buk rapor anakny", ini pertanyaan yang to the point juga dan menohok hahaha
    classmeeting ini waktu zaman-zamannya aku masih muda dulu #eaaa. dulu tuh kayaknya kalau pas CS kayak hari krida alias hari santai. Isinya pertandingan antar kelas, dan aku jarang banget ambil bagian, pokoknya hari santai

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk menohok banget ya mbak
      hari santai duduk duduk manja sambil ngegosip bareng temen emang enak ya mbak
      dulu belum ada HP kayak sekarang soalnya hehe

      Delete
  2. Semua krgiatan yang positif pasti bermanfaat. Adalah keliru jika sebagian orang tua mengagap CM itu tdak penting. Selamat siang, Mas Akram. Selamat berhari minggu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar bu nur masih penting diikuti
      terima kasih salam

      Delete
  3. Setelah menjadi orang "dewasa", selepas tamat sekolah dan kuliah, jujur saja bahwa kegiatan class meeting ini adalah salah satu kegiatan yang cukup dirindukan. Biasanya akan ada lomba lomba antar kelas. Tapi aku, seringnya stay di kelas saja, ngobrol bersama teman.
    Tapi kini, sudah sulit menemukan teman ngobrol yang nyambung. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ngobrol sama ngegosip ya ma senak banget dulu pas di kelas
      apalagi klo ada yang salng nyomblangin hehe

      Delete
  4. Btw saya dong ga tahu apa itu Class meeting hahaha.
    Waktu sekolah dulu anaknya cupu, nggak pernah kebagian hal-hal di luar pelajaran, jadilah ketika kuliah, semua kegiatan pengen saya ikutin.

    Btw itu ortunya jawab apa ya ditanya mau dikasih nilai berapa? :D
    Untungnya sih anak saya di swasta, masih belom ngerasain deg-degan nggak naik kelas karena nilai kurang.
    Dan saya nggak terlalu permasalahin nilai sih, yang penting anak saya mau usaha belajar dan naik kelas aja, itu udah cukup.
    Dasar saya mak-mak luwar biasa malasnya wakakakkakaa

    ReplyDelete
Next Post Previous Post