'Nawak', Usaha Mendekatkan Rekan Mulai Menjauh di Usia Kepala 3

Ilustrasi. klikdokter

Ada adagium bahwa lingkup pertemanan akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Adagium ini ternyata benar adanya dan mulai saya rasakan beberapa waktu ke belakang. Jika dulu saat usia 20an banyak sekali teman yang bersama saya, kini jumlahnya mulai berkurang. Mulai hilang perlahan, mundur teratur, dan akhirnya tak lagi terdengar kabar.

Salah satu alasan utamanya adalah kesibukan. Dulu, pertemanan menjadi prioritas karena belum banyak tanggungan. Kini, semakin tua usia, tentu makin banyak beban dan tanggungan yang harus dijalankan. Mulai beban pekerjaan hingga tanggungan keluarga.

Saya paham sekali kondisi tersebut. Bagaimanapun, kehidupan pribadi dan keluarga sangat penting dan harus ditamakan. Diri sendiri dan keluarga adalah prioritas dalam menyusun kegiatan sebelum pertemanan. Makanya, jika mereka jarang menghubungi saya atau mulai menjauh, saya tak begitu mempermasalahkan. Toh saya pun juga prioritas serupa sehingga jika diminta untuk bertemu teman, biasanya saya juga harus melihat situasi dan kondisi.

Nah, yang menjadi perhatian adalah jika ada teman yang mulai menjauh karena kondisi tertentu. Tak terdengar kabarnya dalam waktu lama. Tak tahu bagaimana batang hidungnya sekarang. Tinggal di mana, sudah berkeluarga atau belum, dan lain sebagainya. Soal berkeluarga atau belum sebenarnya saya tak ambil pusing. Saya biasanya bertanya apa dia sudah menikah atau belum. Kalau sudah ya alhamdulillah kalau belum ya tidak masalah.

Saya tidak ingin mencampuri urusan privasi teman. Pertanyaan saya pun lebih terkait kondisi kesehatan dan tempat tinggal. Siapa tahu saya punya tempat tinggal yang dekat dengannya sehingga jika ada waktu luang bisa bertemu. Tidak hanya itu, saya juga ingin memastikan bahwa yang bersangkutan masih hidup. Lantaran, saya punya beberapa teman yang ternyata sudah meninggal setelah lama tak ada kabar. Mereka banyak yang meninggal akibat covid-19 kemarin dan saya baru tahu beritanya beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, keaktifan kita di media sosial menjadi salah satu bukti keeksisan kita. Makanya, ketika ada teman yang lama tak berkabar dan tiba-tiba membuat insta story, bisanya saya membalas dan menanyakan kabar. Meski jujur saya malas melihat story orang dan teman, tetapi saya akan melihat story teman yang jarang eksis.

Saya penasaran saja apakah ia masih hidup atau tidak. Dalam artian, apa dia baik-baik saja atau tidak. Kebanyakan balasan story saya juga dibalas oleh mereka. Kebanyakan pula ketika saya tanya mengapa lama tak terdengar kabar, rata-rata memang sibuk. Atau, mereka tidak terlalu aktif di media sosial dan grup WA. Saya jarang sekali mendapati teman yang mulai tak ada kabar karena menghindar. Rata-rata alasan mereka ya sibuk dan belum bisa diganggu.

Namun, ada satu teman saya yang tiba-tiba saja hilang dan menghindar. Padahal, dulu dia sempat aktif dalam grup WA. Usut punya usut, ternyata ia sedang diliit masalah keuangan. Utangnya banyak dan menumpuk sehingga ia sempat kehilangan pekerjaan dan menjual beberapa barang.

Saya tidak tahu pasti mengapa ia bisa terlilit hutang. Saya menduga ia terkena pinjol atau masalah lain. Yang jelas, beberapa kali ia sempat meminjam uang pada rekan saya dan saya juga. Saat itu, ia meminjam uang 500 ribu yang hanya saya beri 200 ribu rupiah.  

Meski hingga kini tak jua dikembalikan, tetapi saya sudah ikhlas. Saya hanya penasaran mengapa ia menghilang dari peredaran. Masalah keuangan apakah yang membuat ia menjauh seperti itu.

Mendekatkan teman yang sudah menjauh memang tidak mudah. Terlebih, di usia kepala 3 salah satu tujuan pertemanan biasanya mengenai bisnis. Memang tidak semua, tetapin setelah saya alami beberapa waktu terkahir memang mengarah ke sana. Jarang sekali pertemanan yang benar-benar bertujuan saling mengisi satu sama lain seperti dulu.

Saya pun melihat beberapa teman dekat saya sekarang banyak untuk urusan bisnis. Mulai dari bisnis di bidang bimbel maupun bisnis lain. Obrolan kami saat bertemu juga mengenai bisnis. Walau kadang disela dengan kondisi kehidupan saat ini, tetap saja obrolan bisnis yang mendominasi.

Untungnya, ada seorang rekan saya yang cukup nawak – saya tidak tahu istilah Bahasa Indonesianya – dengan memberi perhatian kepada temannya yang jarang berkabar. Ia tak segan mendatangi rekan tersebut jika waktu hilangnya sudah lama.

Saya sendiri pernah didatangi ketika masih tinggal di Kertajaya Surabaya dulu. Saya kaget kok bisa ia menemukan tempat tinggal saya padahal saya memang lama tak memberi kabar. Saat itu memang sedang sibuk-sibuknya sehingga saya jarang aktif dalam WAG.

Ia mengira saya sakit karena dulu sempat update di Twitter sedang terkena covid-19. Saat datang ke tempat saya, ia membawa banyak buah-buahan dan roti. Dengan kelakar uniknya, malah ia mengira saya sudah meninggal.

Sosok teman yang nawak ini sebenarnya penting dalam mendekatkan kembali hubungan pertemanan dengan teman yang mulai berubah dan menjauh. Biasanya, mereka memiliki sisi humor yang cukup tinggi. Rekan saya tersebut kerap meminta saya tidak berfokus pada pekerjaan saja agar tidak cepat keriput. Baginya, hubungan pertemanan sama pentingnya dengan pekerjaan agar hidup seimbang.

Makanya, kini sebisa mungkin saya memberi kabar, membalas pesan, atau memberi tanda bahwa masih hidup dan baik-baik saja. Jangan sampai hubungan pertemanan yang sudah lama terjalin menjadi renggang karena lama tak berkabar. Saya saja dengan beberapa teman sekolah kini mulai tak begitu akrab karena jarang menyapa. Walau demikian, masih ada beberapa diantaranya yang menjadli komunikasi apik hingga sekarang.

2 Comments

  1. He eh...makin banyak umur, lingkar pertemanan makin sempit

    Aku yang sekota aja, jadi jarang main ke tempat sahabat. Kadang ada aja yang jadi penghalang...mirip rencana bukber di grup2 WA...sering sebatas wacana...blm terlaksana, tau2 dah lebaran...😀

    ReplyDelete
  2. Kalo saya bertambah umur, temen2 lama, teman sekolah memang berkurang mas......bahkan ada yg tdk ada kabar sama sekali, namun bermunculan teman2 baru di lingkup pekerjaan

    ReplyDelete
Next Post Previous Post