Besok Kulineran di Mana? Pembicaraan yang Sering Muncul pada Diri Sendiri

Ilustrasi. https://www.emilyprogram.com/


Self talk menjadi salah satu hal penting saat ini.

Menurut beberapa sumber, self talk memiliki banyak manfaat. Mulai mengurangi rasa kesepian, melatih diri dalam keadaan sulit, mengambil hikmah dari peristiwa, dan lain sebagainya. Hampir semua orang sepertinya pernah melakukan self talk. Baik ketika bahagia, senang, atau sedih. 

Uniknya, saya malah sering melakukan self talk untuk merencanakan healing pada diri sendiri. Terutama, ketika saya kerap mejalani hari-hari melelahkan. Saat waktu jeda, biasanya saya melakukan self talk untuk melihat apa saja yang sudah saya kerjakan selama beberapa waktu ke belakang dan reward apa yang akan saya berikan pada diri sendiri.

Biasanya sih, saya mempertimbangkan kondisi keuangan, kondisi waktu, dan beberapa kondisi lain saat melakukan self talk. Semisal, saat awal bulan, tentu muncul keinginan menggebu untuk membelanjakan uang pada akhir pekan.

Nah, sebelum saya melakukan tindakan tersebut, biasanya saya melakukan self talk dulu. Kira-kira, pantas tidak ya saya mendapatkan reward di akhir pekan?

Self talk ini biasanya berupa apa saja yang sudah saya kerjakan selama semingguan. Apa saja yang sudah saya alami. Apa saja yang membuat saya senang, kecewa, sedih, dan berbagai rasa lainnya. Walau terkesan bisa menambah beban, tetapi setidaknya tujuan saya baik.

Membiarkan semua rasa tersebut hinggap dan menyadari dengan penuh bahwa saya merasakan hal tersebut. Lantas, sebagai bentuk apresiasi dari berbagai hal yang telah saya lalui, saya merasa pantas untuk mendapatkan reward di akhir pekan.

Kadang, reward yang ingin saya dapat bisa menjadi bumerang menjadi pelarian dari rasa tidak mengenakkan yang sudah saya alami. Semisal, ketika banyak rasa marah, sedih, dan kecewa, maka saya bisa saja menggunakan kesempatan di akhir pekan dan awal bulan untuk berbelanja dan makan tanpa ampun.

Jika itu terjadi, maka bukan keuntungan yang saya dapat melainkan kerugian. Rasa tidak enak akan tetap ada dan uang saya ambles karena habis untuk membeli apa pun untuk menuruti hasrat. Hasrat untuk mengalihkan sementara rasa tidak menyenangkan yang semestinya bisa dimenej lebih baik lagi.

Untuk itulah, saya bisanya melakukan self talk terlebih dahulu sebelum memberi reward pada diri pada akhir pekan. Kira-kira, apa yang bisa saya lakukan dan saya makan untuk bisa membuat hati saya merasa tenang?

Saya pun memaknai kembali apa saja yang sudah saya alami. Lantas, saya membaca berbagai artikel mengenai bagiamana untuk membuat saya nyaman meski bersama rasa nano-nano tersebut.  Walau akhirnya saya memutuskan untuk makan, tetapi saya mencoba untuk mencari proses menuju makan tersebut agar saya bisa menikmati makanan yang saya santap.

Semisal, jika memungkinkan, saya mencoba memasak dengan menonton tutorial You Tube. Proses panjang memasak tersebut juga bisa saya gunakan untuk self talk. Mulai dari mengupas bawang, menggoreng tempe, atau hal-hal lain. Saya menyadari untuk meraih segala sesuatu yang menyenangkan Sebagian besar harus dimulai dari hal-hal yang tidak menyenangkan.

Untuk mendapatkan tempe yang enak, maka kita harus berjibaku dengan minyak goreng yang panas dan meletup-letup. Pun demikian dengan kehidupan yang kadang harus merasakan panasnya intrik-intrik dan drama-drama. Untuk mendapatkan sambal yang enak, tentu membutuhkan goyangan badan saat mengulek lombok dan teman-temannya. Sama halnya saat menikmati sambal maka kita juga perlu bergoyang dengan bersusah payah berusaha semaksimal mungkin.

Kadang, sambal yang kita hasilkan tidak sesuai dengan harapan kita. Terlalu pedaslah, terlalu asin, atau terlalu hambar. Saya pun melakukan self talk bahwa apa yang kita dapatkan bisa jadi tak sesuai harapan kita. Walau kita sudah susah payah seperti goyangan ngulek sambal, tetap saja belum tentu hasilnya akan memuaskan.

Namun, jika memaknai lebih dalam, maka sambal yang kita makan akan masih terasa enak karena kita lapar. Sama dengan kehidupan yang walau hasilnya belum sesuai ekspektasi kita, tetapi sebenarnya ada kenikmatan yang tetap tercipta dari sebuah sambal. Sesuatu yang patut disyukuri.

Tak hanya saat makan dengan masa sendiri, saya juga melakukan self talk ketika makan di luar. Terutama, saat antre makanan di sebuah rumah makan. Saya sering berpikir mengapa begitu banyak orang yang rela antre demi makanan yang tak sampai 10 menit mereka makan? Bahkan, kadang mereka rela antre sejam lebih. Kadang pula mereka mau saja antre saat hujan turun deras?

Saya memaknainya dengan keinginan orang-orang yang kuat akan sesuatu yang kadang mengorbankan apa yang sudah mereka dapatkan. Mulai dari pekerjaan, keluarga, harta, pasangan, dan lain sebagainya. Padahal, belum tentu juga mereka akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik atau bahkan sama dengan apa yang mereka korbankan.

Ketika saya melakukan self talk tersebut, saya pun berpikir apakah nanti jika saat akhir pekan saya mengorbankan waktu dengan macet di jalan dan antre panjang akan mendapatkan kenikmatan sama di sebuah warung? Saya pun akhirny sering mengurungkan niat untuk melakukan self reward tersebut dan menggantinya dengan tempat lain yang menurut saya lebih nyaman untuk saya datangi.

Self talk memang dibutuhkan. Terutama, dalam merefleksikan masa lalu dan menata masa depan. Asal tidak terlalu tenggelam dalam kedua masa tersebut, self talk menjadi jembatan pengingat bahwa kita sedang di masa kini.

2 Comments


  1. nek kami sih urip takgawe santai gitu mas ikrom, maklum dah fase dewasa wkwkwk...jadi ya menjalankan apa yang sepatutnya dijalankan. Paling aku kih riweh cuma bab ngurus si kecil secara koyo ngurus cah kembar isih cilik kabeh 2 2 nya pula jadi paling selalu gloomynya ya bagian kui tok sih..di rantau pula, selalu kami pegang sendiri...ga bisa nitip ortu kan hahahahha...di bab perkara kehidupan yang lain malah kami santai banget wkwkkw...misal perkara makan...belanja, atau reward itu juga hal hal yang ga seurgent urusan tentang bocah sih...

    nek arep mangan ning njobo yo ayo...nek arep masak yo masak bareng neng dapur...ga kami bikin sesuatu hal yang rumit.....yang penting kita uripe ayem wae...ga banyak mikir yang kejauhan atau yang di luar jangkauan kita..insyaAloh selalu dikei ayem tentrem lan sakpiturute...

    ReplyDelete
Next Post Previous Post