Traveling Adalah Kegiatan Mencari dan Memecahkan Masalah

Bagi saya traveling di tempat ramai. seperti ini adalah sebuah masalah.

Siapa sih yang tidak suka traveling?

Hampir semua orang pasti suka traveling kecuali orang dengan gelar hobi drs alias di rumah saja. Traveling kini seakan menjadi kebutuhan pokok dan tak lagi menjadi kebutuhan sekunder. Terlebih, setelah pandemi berlalu, rasanya orang butuh untuk keluar rumah untuk sekadar healing. 

Traveling pun menjadi gaya hidup dan bahkan menjadi komoditas ekonomi layaknya barang kebutuhan pokok. Berbagai promosi mengenai traveling pun digelar dan membidik berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan manula. Semuanya kini seakan berlomba untuk bisa traveling setelah hampir dua tahun lebih terkungkung di dalam rumah akibat pandemi.

Namun, sesungguhnya jika ditelisik lebih dalam, traveling adalah kegiatan mencari dan memecahkan masalah. Bagaimana tidak, ketika kita merencanakan untuk traveling, maka kita akan dihadapkan dengan berbagai pilihan destinasi wisata. Mulai yang jauh hingga yang dekat-dekat saja. mulai yang murah hingga yang mahal. Semuanya menjadi masalah awal untuk bisa dipecahkan sebelum traveling.

Nyatanya, tiap orang merespon masalah tersebut dengan berbagai cara. Ada yang begitu serius dan detail melakukan persiapan sebelum traveling hingga ia stres sendiri. Ada pula yang easy going asal ada waktu dan sehat untuk urusan lain itu perkara nanti. Ada pula yang memadukan keduanya. Stres pada bagian tertentu dan easy going untuk urusan lain. Kalau saya sih biasanya akan cukup selektif untuk memilih moda transportasi dan akomodasi selama traveling jika di luar kota.

Saya agak rewel mengenai masalah ini karena dulu pernah menggampangkan untuk mencari keduanya akhirnya berubah menjadi zonk. Saya mendapat moda transportasi buruk dan akomodasi yang bapuk. Ujung-ujungnya, selama traveling saya jadi sebal dan setelahnya badan saya sakit semua.

Makanya, sebelum melakukan traveling saya selalu mencari informasi seputar keduanya. Saya membaca review penginapan dari Google map. Jika menurut saya masih oke, maka saya akan memilihnya. Pun demikian dengan moda transportasi. Melihat video You Tube pengalaman You Tuber yang sudah melakukannya dengan moda serupa adalah kunci untuk memecahkan masalah ini. untuk urusan makanan, ke mana saja saya akan berjalan , dan oleh-oleh, saya mah easy going saja asal dua kebutuhan utama traveling ini sudah aman.

Masalah yang dihadapi selanjutnya adalah cultre shock. Ketika traveling, kita akan dihadapkan dengan kebudayaan dan kebiasaan baru masyarakat yang berbeda dengan kita. Makanan dan cara bergaul adalah beberapa diantaranya. Biasanya makanan yang menjadi hal utama kita mendapatkan masalah di tempat yang kita datangi.

Sebagai seorang muslim, tentu kita memiliki batasan tertentu yang membuat kita tidak bisa makanan nonhalal. Maka dari itu, tantangan ini menjadi tantangan utama yang harus dipecahkan. Mencari informasi mengenai makanan halal amat diperlukan agar kita tetap aman saat traveling.

Selain makanan, cuaca saat traveling juga menjadi tantangan tersendiri. Saya kerap mendapatkan amsalah ketika jalan-jalan di daerah pesisis. Beberapa diantaranya adalah Cirebon, Semarang, dan Pekalongan. Angin yang berembus kencang membuat saya gampang masuk angin tetapi kondisi saat itu amat terik. Untuk menyiasatinya, saya menghindari minum es dan lebih banyak mengonsumsi air putih.

Pelajaran lain yang saya dapat ketika traveling adalah bagaimana orang sekitar memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pelajaran ini amat berharga dan kerap saya temui di berbagai tempat. Masalah utama yang kerap muncul adalah mengenai transportasi umum.

Saya kerap berada satu rombongan dengan ibu-ibu yang menunggu bus datang. Kadang, bus yang ditunggu tak jua muncul dan akhirnya menjadi masalah. Kalau tak sabaran, biasanya saya mencari cara lain semisal mengorder ojek online atau mencari ojek pangkalan. Namun, saya belajar dari ibu-ibu tersebut yang begitu sabar menantikan busnya datang.

Bahkan, beberapa diantara mereka sudah hafal mengenai pola bus yang beroperasi. Salah satunya, kapan mereka datang dan hingga sampai jam berapa bus tersebut beroperasi. Mereka begitu tenang sambil mengobrol di tengah panas untuk membunuh waktu. Benar saja, meski cukup lama, bus pun akhirnya tiba.

Saya mendapatkan pelajaran berharga untuk tetap tenang dalam menghadapi masalah. Ketika ada keyakinan bahwa masalah tersebut bisa terpecahkan, maka sejatinya kita hanya perlu sabar dan menunggu serta melakukan hal lain yang bermanfaat. Bukan bingung apakah ada solusi atau tidak.

Tidak hanya itu, saya selalu belajar dari ibu-ibu tersebut ketika merencanakan waktu. Kok bisa ya mereka bekerja atau berkegiatan tanpa banyak pikiran waktunya tak akan cukup karena habis di jalan. Padahal, mereka juga sama sibuknya dengan kita. Harus berbelanja, bekerja, dan melakukan kegiatan lain.

Saya selalu salut dengan ibu-ibu yang berjalan kaki ke pasar dan kemudian naik angkutan umum. Dengan membawa barang yang banyak, mereka seakan tidak begitu kesusahan dalam menjalani hari. Padahal, biasanya kita yang masih muda saja sudah banyak yang mengeluh. Entah capai, panas, atau alasan lain. Dengan traveling, maka kita bisa berusaha untuk lebih sabar dan bijaksana dalam menemui masalah demi tujuan kita. Yakin pasti ada hasil baik jika kita mau berusaha. Semisal, mendapatkan tempat dan pengalaman luar biasa ketika kita sudah berusaha untuk berjalan dengan sekuat tenaga.

Intinya, ketika traveling sebenarnya kita akan dihadapkan pada masalah dan tinggal bagaimana kita menyelasaikan masalah tersebut. Kalau Anda sendiri bagaimana?

 

 

1 Comments

  1. sepemikiran sama mas ikrom saat aku melihat ibu ibu ke pasar sambil bawa keranjang dan mereka naik angkot. Padahal buanyak juga yang memilih naik motor atau kendaraan pribadi.
    di kotaku kalau aku liat angkot angkot disini, banyak sepinya, alias penumpangnya dikit, kecuali jam jam anak sekolah pulang sekolah full dengan pelajar
    kadang nemuin angkot isinya hanya beberapa orang aja

    memang bener traveling di satu sisi mengajarkan untuk sabar, kadang kitanya aja yang grusa grusu ga sabaran. Kalau liat orang lain bisa buat bersabar, dari sini kita juga pasti bisa belajar untuk sabaran dikit.

    ReplyDelete
Next Post Previous Post