Menikmati Hikmah 30 Kisah Teladan, Buku Kiriman Anggota Komisi Yudisial

Buku 30 Kisah teladan.

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah menulis keinginan untuk memiliki seri buku berjudul 30 Kisah Teladan.

Buku ini pernah saya baca beberapa bagian saat SMP dulu. Kalau tak salah, ada sekitar 2-3 buku yang saya baca. Padahal, masih ada banyak buku dalam seri tersebut yang menarik untuk dibaca dan diambil hikmahnya.

Nah, saya juga menulis kesulitan untuk mendapatkan buku tersebut. Beberapa toko buku Islami dan umum sudah tidak menjual buku tersebut. Saat bertandang ke toko buku bekas, tak ad asatu pun buku yang bisa saya dapatkan.

Eh ndilalah, saat libur lebaran kemarin, ada seseorang yang mengenalkan diri sebagai putra dari penulis buku. Beliau sangat mengapresiasi tulisan saya mengenai buku yang ditulis ayahnya. Beliau juga ingin mengirimkan paket buku tersebut karena tahu saya ingin sekali membacanya. Tak lama, saya pun mengirimkan alamat lengkap rumah saya dan selang seminggu paket buku saya terima.

Sungguh saya sangat berterima kasih kepada beliau yang tak lain adalah Bapak Binziad Kadafi selaku Ketua Bidang Sumber Daya Manusia, Advokasi, Hukum, Penelitian dan Pengembangan Komisi Yudisal RI. Saya benar-benar tak menyangka tulisan saya mengenai ayah beliau almarhum KH Abdurrahman Arroisi menarik minat beliau sehingga saya sampai dikirimi buku yang sejak lama saya inginkan.

Saya mendapatkan satu paket berisi 12 buku dengan berbagai kisah yang menarik. Hinga Agustus ini, saya baru menyelesaikan 5 buku. Meski baru 5 buku, tetapi ada beberapa kisah menarik yang cukup menarik hati.

Pertama, kisah persekongkolan jahat tiga orang saat zaman Nabi Isa. Alkisah, ada tiga orang yang sangat mengagungkan harta duniawi dan diberi peta harta karun oleh Nabi isa. Ketiganya pun mendapatkan harta yang mereka inginkan. Namun, saat akan pulang, mereka lapar dan salah seorang diantaranya diminta untuk membeli makanan.

Sang pembeli makanan ternyata punya niat jahat untuk menguasai harta secara utuh sehingga ia membubuhkan racun pada makanan yang ia beli. Sementara, dua temannya juga berniat jahat ingin membunuhnya langsung dengan linggis saat ia datang. Apes, ia benar-benar dihantam linggis saat datang dan meninggal. Kedua temannya pun langsung menguburkannya. Lantaran lapar, keduanya pun tanpa pikir panjang memakan nasi yang sudah diracuni itu.

Ilustrasi yang menarik

Akhirnya, keduanya ikut menyusul rekannya ke alam baka. Saya menikmati kembali kisah singkat tetapi kaya makna lewat buku ini. Makanya, saya terus ketagihan mencari kisah lainnya.

Kedua, kisah Tuhan Lebih Tahu. Kisah ini menceritakan seorang wanita yang tinggal di Bagdad bernama Azizah. Ia ingin menikah dengan lelaki yang bernama Abbas. Sayang, Abbas bukan orang berada begitu pula Azizah. Lantaran ingin sekali menikah dengan Abbas, Azizah pun terus shalat malam dan berdoa begitu pula dengan Abbas.

Namun, ternyata Azizah dijodohkan dengan Abdullah, saudagar kaya di sana. Walau berat, akhirnya Azizah menikah dengan pilihan orang tuanya. Rupanya, pernikahannya membahagiakan. Abdullah sangat sayang dengannya dan ia pun dikaruniai banyak anak.

Pilihan untuk menikahi Abdullah rupanya tepat karena Abbas yang ia kenal senang shalat malam ternyata hanya tipuan belaka. Ia rupanya gemar bangun malam untuk merampok dan siangnya untuk berjudi. Makanya, ia bersyukur menikah dengan Abdullah.

Sayang, Abdullah pun meninggal dan anak mereka pun sudah besar. Meski demikian, ia sangat menyayangi anaknya dan ingin memilik umur panjang. Saat ada nenek tua berjalan di rumahnya, ia pun memanggilnya dan memberi makanan padanya. Ia juga berdoa bisa berumur panjang seperti nenek tersebut.

Alangkah terkejutnya ketika ia tahu bahwa nenek tersebut langsung menyemburkan makanan saat baru dimakannya. Nenek itu juga langsung mengeluarkan kotoran tanpa henti. Azizah pun bingung dan sadar bahwa usia panjang bukan menjadi hal yang baik juga.

Ternyata, nenek tua itu adalah Malaikat Izrail yang akan mencabut nyawanya. Azizah pun meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Kisah ini sangat inspiratif dan membuat saya sadar bahwa meski kita berdoa kencang jika belum dikabulkan bisa jadi keinginan kita bukanlah yang menurut Tuhan kita butuhkan. Tuhan tahu mana yang terbaik bagi makhluk-Nya.

Ketiga, kisah dengan judul Zaman Edan. Kisah ini menyoroti tragedi pemenggalan Marie Antoniette, ratu Prancis yang ditangkap saat revolusi negara itu. Marie yang dulu dipuja saat naik kereta kuda kini berada dalam pesakitan. Nah, sebelum kepalanya dipenggal, ia tak sengaja menginjak kaki algojo tentara. Ia pun meminta maaf pada algojo tersebut. Itulah kata-kata terkahirnya sebelum ia mendapat hukuman penggal.

Sejak kejadian itu, banyak orang yang takut saat kakinya terinjak. Ada seorang pria yang kakinya terinjak oleh seseorang berbadan besar di sebuah kerumunan. Pria tersebut menahan sakit dan bertanya apakah pria yang menginjaknya adalah tentara atau punya kenalan dan saudara tentara. Saat pria yang menginjaknya berkata bukan, ia segera meminta kaki pria itu untuk bergeser kakinya terinjak.

Sungguh, zaman memang semakin edan ketika banyak orang takut dengan tentara yang merupakan tangan kanan penguasa termasuk saat ini. Namun, semuanya bisa berubah cepat dengan jatuhnya kekuasaan mereka yang seakan tanpa kendali saat berkuasa.

Itulah beberapa kisah dalam paket buku yang saya terima. Lantaran ukurannya yang kecil, saya bisa membacanya saat di bus, halte, atau kereta api.

Post a Comment

Next Post Previous Post