Tiga Alasan Feeder Wira-Wiri 02 Tidak Banyak Penumpang

Feeder 02 di Halte Balaikota

Feeder Wira-Wiri Suroboyo telah menjadi salah satu andalan warga Surabaya untuk bepergian.

Berkat adanya Feeder wira-wiri, maka warga Surabaya bisa menjangkau daerah-daerah yang tidak bisa dilalui oleh Suroboyo Bus dan Trans Semanggi. Feeder wira-wiri juga berperan dalam melayani transportasi di daerah yang selama ini belum bisa dijangkau oleh transportasi umum.

Saat ini, ada 6 jalur Feeder Wira-Wiri yang beroperasi. Sebelumnya, ada 7 jalur tetapi jalur 3 dan 4 digabung menjadi 1. Diantara enam jalur tersebut, jalur 1 dan jalur 6 adalah jalur yang paling ramai penumpang. Pun demikian jalur 3 yang menuju ke arah Surabaya Timur juga kerap dicari oleh penumpang.

Sementara itu, ada satu jalur Feeder Wira-Wiri yang tidak seramai jalur lainnya. Jalur tersebut adalah jalur 02 atau FD02. Jalur ini bermula dari Park and Ride Mayjend Sungkono menuju daerah Pakis. Lalu, FD02 akan menuju Jalan Diponegoro dan berputar di sekitar Jalan Kartini. FD 02 lalu menuju ke Jalan Raya Darmo, Embong Wungu, Kayoon, Jalan Pemuda, Balaikota, kembali ke Jalan Kayoon dan akhirnya putar kembali ke Pakis dan Park and Ride Mayjend Sungkono.

Beberapa kali saya naik FD 02, jumlah penumpang tak seramai jalur lain. Bahkan, saya sering menjadi satu-satunya penumpang. Kadangkala, saking tidak adanya penumpang, kondektur yang ada sangat antusias dengan kehadiran saya sebagai penumpang. Kadang pula, ada calon penumpang yang akan naik tetapi tidak jadi naik.

Lalu, apa yang menjadi alasan FD 02 ini sepi penumpang?

Pertama, jalur yang pendek dan tidak terlalu banyak peminat

Berbeda dengan jalur Feeder lainnya, FD 02 ini memiliki jalur yang cukup pendek. Armada hanya berputar di sekitar Pakis, Jalan Raya Darmo, Kayoon, Jalan Pemuda, Balaikota, dan kembali lagi ke arah Pakis. Rutenya tak sepanjang Feeder 01 yang ke arah Benowo dan Feeder 06 ke arah Lakarsantri.

Alhasil, penumpang yang naik tidak sebanyak feeder lain karena tidak berasal dari kantong-kantong pemukiman padat di Surabaya. Satu-satunya kantong pemukiman yang dilewati oleh FD 02 adalah daerah Pakis. Itu pun banyak warga sekitar sana yang lebih memilih kendaraan pribadi. FD 02 juga melewati kawasan perkantoran yang sebagian besar karyawannya juga menggunakan kendaraan pribadi.

Kedua, penumpang naik untuk jarak pendek

Jika penumpang Feeder wira-wiri jalur lainnya naik untuk jarak jauh, maka penumpang FD 02 ini biasanya hanya untuk jarak pendek. Semisal, dari Grand City ke Halte Sonokembang untuk oper Suroboyo Bus arah Bungurasih. Makanya, keberadaan penumpang di dalam armada FD 02 tak selama jalur lain. Armada FD 02 pun akan terlihat lebih kosong.

Kondisi ini berbeda dengan feeder jalur lain yang penumpangnya cukup lama di dalam armada. Ketika ada penumpang yang akan naik di uatu halte, seringkali armada feeder sudah penuh. Namun, untuk Feeder 02 seringkali kosong hanya ada kondektur di dalam mobil bersama sopir. Kalau pun penuh, biasanya terjadi saat akhir pekan ketika ada keluarga yang jalan-jalan.

Ketiga, banyak masyarakat tidak tahu rutenya

Banyak masyarakat terutama yang ingin mencoba naik transportasi umum tidak paham rute Feeder 02. Alhasil, mereka ragu dan tidak jadi naik ketika ada Feeder 02 yang singgah di sebuah halte. Padahal, kondektur seringkali sudah membuka pintu mobil dan menanyakan tujuan mereka. Saat mereka bingung, kondektur dan sopir pun juga menjelaskan.

Padahal, rute Feeder 02 ini sangat berguna bagi masyakarat yang ingin berjalan-jalan di pusat Kota Surabaya. Mereka bisa menuju ke Tunjungan Plaza, Grand City, Monkasel, Delta Plaza, dan beberapa tempat menarik lain. Jika tidak paham rute, maka mereka bisa mengunduh aplikasi Gobis.

Kurangnya sosialisasi rute terutama masih banyak halte yang belum terpasang rute menjadi salah satu alasannya. Tidak hanya itu, kurangnya informasi mengenai cara pembayaran membuat banyak masyarakat ragu untuk naik Feeder 02 ini.

Beberapa alasan di atas memang membuat FD 02 kurang diminati. Semoga saja, nantinya ada perubahan rute seperti bisa berhenti di halte dekat Stasiun Surabaya Gubeng. Alasannya, setelah dari Grand City, FD 02 tidak berhenti di sekitar Stasiun Surabaya Gubeng, melainkan langsung ke arah Kayoon. Padahal, jika rute FD 02 ini diubah ke dekat Stasiun Surabaya Gubeng, seperti di depan Hote Sahid, maka akan banyak penumpang KA memanfaatkan angkutan ini.

Walaupun sepi, keberadaan FD 02 masih sangat penting. Penumpang yang akan berpindah ke Suroboyo Bus dan Trans Semanggi tidak perlu memutar karena banyak jalan di pusat Kota Surabaya adalah jalur searah.

Post a Comment

Next Post Previous Post