Apa yang Ada di Surabaya (Harus Ada) di Malang

Tenant parfum di Tunjungan Plaza Surabaya


Mungkin frasa dari judul di atas berlebihan.

Namun, melihat perkembangan Kota Malang beberapa waktu terakhir, saya kok merasa ada benarnya juga. Frasa ini keluar dari mulut teman saya saat ia mencoba gerai pertama Subway di kawasan Jalan Ijen, Kota Malang.

Ia yang tinggal di Malang sering jauh-jauh datang ke Surabaya untuk mencicipi aneka hidangan sandwich dengan harga yang cukup menguras kantong menurut saya. Ia memang sangat menggemari Subway sejak lama bekerja di Jakarta sehingga ketika ia memutuskan resign dan kembali ke Malang untuk berwirausaha, ia harus pergi ke Surabaya hanya untuk mengobati rasa kangannya makan Subway.

Nah, pada suatu kesempatan, akhirnya Subway membuka gerainya di Malang. Pembukaan gerai Subway di Malang ini juga sempat menarik perhatian banyak kalangan karena merupakan sebuah prestise sendiri sebuah waralaba internasional hadir di Malang. Sebelumnya, tentu sudah banyak waralaba yang bertebaran seperti McD, KFC, Pizza Hut, Starcbuck, Burger King, dan lain sebagainya.

Walau demikian, untuk Subway sendiri seakan sebuah hal yang istimewa karena kita ketahui bersama mereka hanya membuka gerai di kota-kota pilihan. Artinya, mereka menganggap Malang sebagai pasar yang potensial dan menjanjikan untuk menjadi pasar baru mereka.

Selain Subway, ada beberapa waralaba yang juga mulai hadir di Malang. Sebut saja KKV, sebuah store yang menjual aneka pernak-pernik yang digandrungi anak-anak muda. KKV hadir pertama di Malang tepatnya di Mall Olympic Garden (MOG).

Sama seperti Subway, KKV hadir untuk menjawab pasar potensial di Malang. Selama ini, pecinta belanja KKV di Malang harus ke Surabaya dulu untuk merasakan berbelanja di sana. Beberapa store KKV di Surabaya antara lain di Tunjungan Plaza, Pakuwon Mall. Galaxy Mall, dan Ciputra World Mall. Kebanyakan anak-anak muda Malang yang ingin berbelanja di KKV langsung menuju Tunjungan Plaza. Selain dekat dengan stasiun, akses mall ini mudah dan cukup lengkap.

Pada suatu akhir pekan, saya pernah menjumpai beberapa mahasiswa Malang yang sedang menunggu jemputan ojek mobil online di pelataran Tunjungan Plaza. Mereka menenteng tas-tas kuning bertulisakan KKV sambil bercengkrama. Ada rasa puas dan bahagia dari wajah mereka. Saat saya iseng bertanya, mereka menjawab bahwa memang niat jauh-jauh ke Surabaya hanya untuk berbelanja di KKV karena penasaran dengan produk yang menarik. Padahal, ada beberapa store mirip KKV seperti Miniso dan Nice So.

Seminggu setelah saya bertemu dengan mereka. Eh ternyata KKV buka di MOG Malang. Sebuah antiklimaks yang jika mereka sabar menunggu seminggu bisa menghemat banyak pengeluaran. Namun, bisa jadi pengalaman ke Surabaya hanya untuk ke KKV menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka. Di sisi lain, pembukaan KKV di MOG Malang pun disambut dengan sangat antusias.

Setiap saya berjalan-jalan ke mall di Surabaya, saya selalu menghitung dan mencari kira-kira bisnis retail mana yang belum ada di Malang. Saya selalu menduga apakah retail tersebut akan membuka gerainya di Malang. Ada beberapa bisnis retail atau waralaba yang saya catat belum ada di Malang dan cukup potensial jika mereka membuka gerai di Malang. Sebut saja Family Mart, IKEA, Wings Stop, dan lain sebagainya. Family Mart dan IKEA adalah dua retail yang menurut saya sangat potensial pasarnya di Malang.

Family Mart sendiri menjual aneka makanan dan minuman dengan sangat murah. Mereka juga menyediakan banyak tempat duduk untuk nongkrong atau nugas dengan colokan yang banyak. Ruangan ber-AC yang mereka sediakan juga bisa menarik minat. Walau demikian, Family Mart harus bisa menggusur dominasi Lawson yang gerainya di Malang semakin menjamur.

IKEA sebenarnya sudah hadir di Malang hanya saja dalam bentuk store kecil. Yah semacam toko meubel yang tidak bisa digunakan untuk nongkrong. Beda dengan di Surabaya yang hadir dalam bentuk tenant besar di Ciputra World Mall. Pengunjung bisa melakukan room tour melihat berbagai barang kebutuhan rumah tangga yang ditata sedemikian rupa. Pengunjung juga bisa makan es krim yang keluar dari mesin otomatis. Tentu pengalaman ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Entah retail atau waralaba mana yang akan buka dulu di Malang. Yang jelas, ketika para pengelola retail tersebut buka di Surabaya, pasti mereka juga memetakan market yang datang ke store mereka. Saya yakin pasti sebagian pelanggan adalah warga Malang yang jauh-jauh ke Surabaya karena di Malang belum ada store yang buka.

Ketika saya selesai membayar pajak kendaraan di MOG Malang, saya juga kaget beberapa tenant makanan, terutama makanan Jepang ayng sebelumnya cuma ada di Surabaya sudah ada di sana. Bahkan, tenant tersebut jauh lebih ramai dibandingkan di Surabaya. Entah karena masih FOMO atau penasaran, tetapi pangsa pasar di Malang kelihatannya jauh lebih potensial.

Malah, ada beberapa pengunjung datang dari beberapa kota kecil sekitar Malang seperti Blitar, Tulungagung, dan Pasuruan hanya untuk mencoba makanan tersebut. Kalau sudah begini, rasanya mereka juga perlu membuka store meski saya rasa agak sulit karena di kota kecil tidak banyak orang yang begitu terpacu untuk mencoba sesuatu yang baru di mall.

 

 

 

1 Comments

  1. dan yang diharapkan warga Malang untuk brand-brand yang kalau bisa masuk yaitu Uniqlo, zara. Pecinta fashion kayaknya nunggu nih, soalnya mereka kudu rela ke surabaya selama ini
    Duluuu zaman aku kuliah sampe niatin ke Surabaya seharian buat ngemall, kalau inget zaman itu kudu ngguyu sebenere, dulu masih belum ada MOG dan matos. Beli tas Gosh sampe mbelani ke Tunjungan Plaza, bahkan sampe ke Pakuwon zaman bahula pertama kali dulu dibuka dan masih belum ada apa-apanya alias masih sepi

    ReplyDelete
Next Post Previous Post