Benarkah Penilaian Miss World 2025 Tidak Transparan?

Suchata Chuangsri  atau sering disebut Opal berhasil meraih mahkota Miss World pertama untuk Thailand. - CNN

Perhelatan Miss World 2025 berhasil digelar bulan kemarin.


Wakil Thailand, Suchata Chuangsri atau sering disapa Opal berhasil menjadi pemenang, Opal menjadi wanita Thailand pertama yang memenangkan Miss World dan wanita ASEAN kedua setelah Megan Young dari Filipina pada 2013. Opal menyisihkan 107 kontestan lainnya yang berlaga di Telangana, India.

Sementara itu, wakil Indonesia, Monica Kezia berhasil masuk ke babak 40 besar dan memenangkan dua perlombaan fast track, yakni Talent dan BWAP. Meski sudah berhasil masuk 40 besar dan tetap mempertahankan placement Indonesia sejak 2011, tetap saja kegagalan Monica masuk ke tahap selanjutnya menuai banyak pertanyaan dan kontroversi.

Banyak pageant lover Indonesia mempertanyakan transparansi penilaian Miss World. Mengapa Indonesia yang sudah memenangkan dua fast track terhenti di babak selanjutnya? Mengapa pula Indonesia yang menang BWAP, perlombaan yang menjadi jantung dari Miss World tidak sampai ke babak selanjutnya? Padahal dari beberapa edisi sebelumnya, pemenang BWAP hampir selalu masuk babak 6 besar.

Sebelum membahas lebih lanjut polemik tersebut, perlu diketahui format perombaan Miss World 2025. Pada edisi kali ini, Miss World memperkenalkan sistem benua. Sebanyak 108 kontestan dibagi menjadi 4 benua, yakni Asia & Oceania, Eropa, Afrika, dan Amerika. Masing-masing benua dipilih 10 kontestan untuk masuk ke babak 10 besar.

Selanjutnya, masing-masing benua dipilih 5 kontestan untuk masuk ke babak 20 besar. Dari 20 besar, lalu tiap benua dipilih 2 kontestan untuk masuk 8 besar, kemudian masing-masing 1 kontestan untuk babak 4 besar. Pada babak 4 besar ada sesi tanya jawab dan akhirnya dipilih 1 pemenang.

Peserta yang berhasil masuk babak 40 besar


Pemenang yang berhasil memenangkan babak fast track secara otomatis akan lolos ke babak 40 besar. Sisa kontestan yang masuk babak 40 besar akan dipilih oleh dewan juri. Indonesia yang sudah memenangkan 2 babak fast track secara otomatis melaju ke babak 40 besar bersama Thailand yang memenangkan fast track multimedia.

Sayang, ketika malam final, Indonesia gagal masuk ke babak selanjutnya dan terhenti di babak 40 besar. Capaian ini mengulang edisi sebelumnya. Ada banyak spekulasi mengenai kegagalan Miss World ini. Banyak yang menuding kesalahan konsep evening gown menjadi penyebabnya. Monica gagal masuk babak selanjutnya.

Peserta yang berhasil masuk babak 20 besar.


Monica mengenakan gaun berwarna ungu dengan konsep bulu-bulu angsa yang tampak berbeda dengan kontestan lainnya. Kebanyakan kontestan mengenakan gaun putih atau biru sesuai warna mahkota Miss World. Gaun karya desainer wikiwu ini sebenarnya tidak jelek, tetapi banyak yang menilai tidak cocok digunakan untuk Miss World yang berkonsep lebih soft. Gaun tersebut dianggap lebih cocok dikenakan pada ajang lain seperti Miss Universe, Miss Grand International, atau Miss Supranational.

Meski anggapan kegagalan dari gaun yang dikenakan, tetapi banyak yang berspekulasi jika penilaian Miss World kali ini kurang fair. Alasannya, tidak ada penilaian lanjutan di panggung dari Top 40, Top 20, Top 8, hingga Top 4. Peserta yang lolos ke babak selanjutnya hanya dipanggil maju kemudian dilanjutkan oleh iklan.

Peserta yang berhasil masuk babak Top 8

Padahal, pada pageant lain, ada babak evening gown, swimsuit competition, speech, atau Q and A. Intinya ada penilaian yang bisa ditonton banyak orang sehingga ada obyektivitas dalam penilaian. Walau keputusan tetap ada di tangan juri, tetap saja penonton bisa menilai.

Nah, untuk Miss World ini tidak ada. Tiba-tiba saja peserta masuk ke babak selanjutnya dan tidak ada dasar penilaian yang jelas. Padahal, pada beberapa edisi sebelumnya, peserta akan melakukan chit and chat dengan MC atau sekadar memaparkan proyek mereka. Inilah yang membuat banyak pageant lover kecewa, terutama pageant lover Indonesia.

Peserta yang berhasil masuk babak 4 besar


Ada anggapan jika saat babak 40 besar, semua nilai kontestan direset ulang. Meski sudah menang babak fast track, nilainya akan sama dengan kontestan lain yang masuk dari penilaian dewan juri. Walau demikian, tetap saja pertanyaan timbul seputar dasar penilaian peserta. Apa dari gaun, penampilan di panggung atau apa karena mereka tidak diminta untuk melakukan apapun.

Penilaian yang kurang jelas inilah yang membuat banyak pageant lover kecewa. Terlebih, Monica sudah menang BWAP dan ini adalah inti dari Miss World. Persiapan untuk melakukan BWAP juga tak main-main. Proyek Monica juga sangat berdampak bagi masyarakat yakni penyediaan air bersih.

Memang penilaian Miss World 2025 ini kurang fair. Semua akan kembali ke selera juri dan pemilik Miss World sendiri. Sebagus apapun wakil kita kalau belum masuk kriteria mereka, ya jangan harap bisa memenangkannya.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya