![]() |
Ilustrasi. - Suara Nusantara |
Selama 6 tahun menjadi nasabah (bukan) prioritas BCA, saya masih setia menggunakan aplikasi Mobile Banking BCA untuk melakukan berbagai transaksi.
Alasan utamanya adalah simpel dan saya tidak banyak keperluan untuk banyak hal. Kalau pun ingin membeli pulsa, membayar ini itu, dan mendapatkan banyak promo dari pembayaran menggunakan QRIS, maka saya lebih sering menggunakan dana dari aplikasi Gopay. Jadi, tiap awal bulan, saya mendepositokan dana sekitar 1,5 juta rupiah untuk berbagai keperluan di aplikasi Gopay.
Praktis, aplikasi Mobile Banking BCA hanya saya gunakan untuk menyimpan uang dari gaji, melakukan transfer, dan keperluan mendadak. Terbatasnya fitur pada aplikasi Mobile Banking BCA membuat saya juga tidak bisa berbuat banyak. Paling-paling ya cek saldo.
Terbatasnya aplikasi ini memang tidak menarik. Namun, pihak BCA masih mempertahankan aplikasi ini karena digunakan oleh banyak lansia yang tidak membutuhkan banyak kegiatan transaksi. Aplikasi ini juga sangat user friendly dan mudah digunakan.
Sayang, ada dua hal utama yang membuat saya akhirnya memutuskan tidak lagi menggunakan aplikasi Mobile Banking BCA dan berpindah ke aplikasi yang lebih canggih, My BCA. pertama, untuk melakukan transaksi, saya harus menunggu lampu indikator berkedip hijau. Apesnya, saya kebanyakan bekerja di tempat yang susah sinyal sehingga kadang lampu berkedip merah. Kalaupun agak cepat, seringnya berkedip biru yang juga tidak bisa untuk dilakukan transaksi.
Padahal, saya butuh melakukan transaksi segera, untuk transfer misalnya. Pernah suatu ketika saya harus mencari ATM BCA terdekat karena lampu indikator tak juga menyala hijau. Bagi saya ini sungguh mengganggu karena bagaimanapun kita juga perlu 24/7 untuk melakukan transaksi.
Kedua, saat ini saya dipercaya mengelola keuangan tempat saya bekerja. Nah, saya harus memegang satu buah rekening lagi. Otomatis, saya juga harus mengecek transaksi keuangan kapan pun dan di mana pun. Jika saya mempertahankan menggunakan aplikasi Mobile BCA, maka saya tak bisa melakukannya. Alasannya, aplikasi ini hanya bisa digunakan untuk satu rekening saja. Maka, saya pun memutuskan untuk menggunakan aplikasi My BCA karena bisa digunakan untuk lebih dari 1 rekening.
Selain itu, jika saya tetap menggunakan aplikasi Mobile Banking BCA, maka saya terbatas untuk melakukan cek mutasi seminggu untuk periode transaksi. Padahal, untuk keperluan pembukuan, saya harus mendapatkan informasi mutasi satu bulan untuk laporan. Mau tak mau, suka tak suka, saya pun harus bermigrasi ke My BCA.
Apakah bermigrasi ke My BCA bisa dilakukan mudah?
Oh tidak semudah itu Antonio. Lantaran saya tidak membaca dan melihat tutorial, saya pun harus melakukannya berkali-kali. Yah mungkin karena panik tiba-tiba mendapat tanggung jawab sebesar itu.
Saya gagal untuk mendaftar karena nomor ponsel saya belum terdaftar untuk aplikasi e-banking. Saya mengira jika saya sudah menggunakan aplikasi Mobile Banking BCA, maka saya tidak perlu lagi mendaftarkan nomor. Nyatanya tidak. Saya tetap harus mendaftarkannya melalui dua cara. Pertama, datang ke teller BCA di kantor cabang terdekat. Kedua, saya bisa mendaftarkan lewat ATM BCA. Tentu, saya pilih opsi kedua.
Apesnya, saya juga tidak melihat tutorial dulu untuk mendaftarkan e-banking. Sesampainya di ATM BCA, saya gagap untuk memasukkan nomor ponsel karena ada instruksi yang bagi saya kurang jelas. Saat itu juga ATM sedang ramai sehingga saya harus melihat tutorial dulu. Setelah melihat beberapa kali tutorial, saya akhirnya bisa paham dan berhasil melakukannya.
Sesampainya di kontrakan, drama belum juga usai. Saya berkali-kali gagal melakukan verifikasi wajah. Proses ini memang menjadi nightmare bagi saya karena saya berkacamata tebal. Wajah saya susah sekali dideteksi.
Untung saja, setelah 3 kali gagal, secara otomatis ada notifikasi untuk melakukan verifikasi wajah yang dibantu pihak call center. Aplikasi saya pun langsung terhubung dengan Halo BCA. ya ampun mbok ya dari tadi ada pilihan itu.
Setelah menunggu sekitar 3 menitan, saya pun terhubung dengan mbak-mbak BCA yang cantik jelita dan super ramah. Saya ;pun diminta melepas kacamata lalu ditanya informasi pribadi. Tak lama, proses verifikasi pun berhasil. Saya langsung bisa memasukkan rekening milik tempat kerja saya untuk saya kelola. Semoga amanah ya, wkwk.
Menurut saya, proses migrasi ini perlu lebih disosialisasikan agar lebih banyak orang pindah ke My BCA. Setelah saya lihat dengan saksama, memang My BCA banyak sekali keunggulannya. Saya tak perlu lagi memasukkan kode akses untuk masuk ke aplikasi tinggal pakai sidik jari. Walau unggul jauh, saya yakin melihat keribetan untuk berpindah ini, akan banyak orang yang masih setia dengan Mobile Banking BCA.
Tags
Catatanku