![]() |
Ilustrasi. - Dok. Istimewa |
Awal tahun pelajaran baru telah tiba.Sebulan kemarin, orang tua sudah mulai pusing dengan berbagai persiapan anak mereka yang akan memasuki ajaran baru. Ada yang pusing nencari sekolah, membeli perlengkapan sekolah, dan berbagai tetek bengek lainnya. Pokoknya, tahun ajaran baru menjadi masa yang membuat banyak orang tua pusing tujuh keliling.
Perlu Pertimbangan Matang
Nah, ada juga beberapa orang tua yang pusing karena berencana untuk memasukkan anaknya ke pondok pesantren atau ponpes. Kalau beberapa orang bilangnya mondok. Saya sendiri cukup salut dengan orang tua yang memutuskan untuk memondokkan anaknya di ponpes.Tak lain, keputusan tersebut bukan keputusan mudah. Harus dengan berbagai pertimbangan matang dan disetujui oleh orang tua dan anak. Keputusan untuk mondok juga harus merelakan waktu bersama anak menjadi sangat terbatas. Orang tua biasanya hanya bisa berjumpa saat anak sedang libur panjang atau memang saat menjenguk anak. Itu pun durasinya tak bisa lama. Maka, sebelum benar-benar memutuskan untuk memondokkan anak.
Nilai Plus Pondok Pesantren
Walau begitu, saat memutuskan untuk memondokkan anak, tentu ada nilai plus yang didapat. Pertama, tentu kemandirian anak akan mulai terpupuk sejak kecil. Anak tidak akan bergantung terus pada orang tua karena mereka harus terbiasa untuk melakukan berbagai hal sendiri. Kedua, kedisiplinan anak juga akan terbangun sejak dini karena di dalam ponpes ada jadwal yang harus ditaati.
Anak tidak bisa seenak sendiri melakukan berbagai hal di dalam pondok. Mereka akan terbiasa dengan jadwal yang sudah ditentukan. Dengan begini, saat mereka sudah besar, maka mereka akan juga terbiasa melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal.
Ketiga, mental anak untuk menghadapi masalah juga akan terlatih sejak dini. Di dalam ponpes, pasti mereka akan menghadapi banyak masalah. Saat di rumah, kadang masalah tersebut dibantu oleh orang tua. Dalam takaran wajar, mereka akan terbiasa untuk memecahkan masalah tersebut sendiri. Contohnya, jika ada barang yang rusak atau tidak bisa digunakan, maka anak akan berusaha dulu untuk mencari alternatif solusi pemecahannya. Tidak langsung dibantu oleh orang tua.
Keempat dan yang paling penting adalah saat memutuskan untuk memondokkan anak, maka anak akan dikondisikan mengurangi untuk memakai gawai atau ponsel. Untuk masalah ini, orang tua akan kesulitan karena biasanya mereka sudah memberi gawai sejak kecil. Di dalam pondok, anak akan susah untuk menggunakan gawai bahkan tidak bisa sama sekali. Ada auran tegas yang biasanya mengatur soal gawai ini. Untuk itulah, dengan memasukkan anak ke ponpes, maka anak akan dengan sendirinya tidak lagi tergantung pada ponsel.
Tentu, keunggulan lain adalah ilmu agama yang tidak bisa didapatkan anak jika tidak masuk ponpes. Mereka akan mendapatkan ilmu agama yang banyak dan lebih dari cukup yang bisa digunakan sebagai bekal kehidupan. Ilmu agama ini juga berdampingan dengan ilmu umum yang jika digunakan dengan baik akan membuat anak sukses di masa depan.
Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memasukkan anak di ponpes yang benar-benar kredibel. Contohnya Teh Okti blogger Cianjur yang memutuskan untuk memasukkan sang anak di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo Jawa Timur. Meski jauh dan berada di luar Cianjur, Teh Okti mantap anaknya mondok di Gontor karena ponpes ini sudah terkenal akan kualitasnya.
Banyak lulusan Gontor yang sukses, baik yang berkecimpung di bidang agama maupun tidak. Pembelajarannya juga disesuaikan dengan perkembangan zaman masa kini sehingga santrinya juga melek teknologi. Tak heran, ponpes ini menjadi ponpes impian bagi banyak anak dan orang tua. Saya sendiri selalu kagum jika sedang melewati kompleks ponpes ini di Ponorogo saat menuju Wonogiri. Bahkan, ponpes ini juga sudah memiliki beberapa cabang di luar Pulau Jawa.
Nah, jika anak nyaman mondok di ponpes yang terkenal macam Gontor, maka orang tua juga akan bangga. Paling tidak, meski tak bisa bertemu setiap hari, mereka akan memiliki anak yang tak hanya punya bekal dunia tapi juga akhirat. Apalagi, di zaman modern yang penuh tantangan ini, membekali putra-putri dengan ilmu agama dan umum adalah kunci.
Anak tidak bisa seenak sendiri melakukan berbagai hal di dalam pondok. Mereka akan terbiasa dengan jadwal yang sudah ditentukan. Dengan begini, saat mereka sudah besar, maka mereka akan juga terbiasa melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal.
Ketiga, mental anak untuk menghadapi masalah juga akan terlatih sejak dini. Di dalam ponpes, pasti mereka akan menghadapi banyak masalah. Saat di rumah, kadang masalah tersebut dibantu oleh orang tua. Dalam takaran wajar, mereka akan terbiasa untuk memecahkan masalah tersebut sendiri. Contohnya, jika ada barang yang rusak atau tidak bisa digunakan, maka anak akan berusaha dulu untuk mencari alternatif solusi pemecahannya. Tidak langsung dibantu oleh orang tua.
Keempat dan yang paling penting adalah saat memutuskan untuk memondokkan anak, maka anak akan dikondisikan mengurangi untuk memakai gawai atau ponsel. Untuk masalah ini, orang tua akan kesulitan karena biasanya mereka sudah memberi gawai sejak kecil. Di dalam pondok, anak akan susah untuk menggunakan gawai bahkan tidak bisa sama sekali. Ada auran tegas yang biasanya mengatur soal gawai ini. Untuk itulah, dengan memasukkan anak ke ponpes, maka anak akan dengan sendirinya tidak lagi tergantung pada ponsel.
Tentu, keunggulan lain adalah ilmu agama yang tidak bisa didapatkan anak jika tidak masuk ponpes. Mereka akan mendapatkan ilmu agama yang banyak dan lebih dari cukup yang bisa digunakan sebagai bekal kehidupan. Ilmu agama ini juga berdampingan dengan ilmu umum yang jika digunakan dengan baik akan membuat anak sukses di masa depan.
Perlunya Memilih Ponpes yang Kredibel
Walau banyak keunggulan, memasukkan anak di pondok pesantren harus dilakukan dengan persiapan matang. Tidak asal memasukkan anak ke ponpes tertentu karena ikut-ikutan atau hanya karena bentuk bangunannya bagus. Banyaknya kasus yang merugikan anak sebagai santri di ponpes. Mulai dari pencabulan, penyiksaan, atau dugaan ajaran sesat. Banyaknya kasus semacam ini bisa jadi kurangnya kontrol dari masyarakat dan pemangku kepentingan mengenai ponpes.Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memasukkan anak di ponpes yang benar-benar kredibel. Contohnya Teh Okti blogger Cianjur yang memutuskan untuk memasukkan sang anak di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo Jawa Timur. Meski jauh dan berada di luar Cianjur, Teh Okti mantap anaknya mondok di Gontor karena ponpes ini sudah terkenal akan kualitasnya.
Banyak lulusan Gontor yang sukses, baik yang berkecimpung di bidang agama maupun tidak. Pembelajarannya juga disesuaikan dengan perkembangan zaman masa kini sehingga santrinya juga melek teknologi. Tak heran, ponpes ini menjadi ponpes impian bagi banyak anak dan orang tua. Saya sendiri selalu kagum jika sedang melewati kompleks ponpes ini di Ponorogo saat menuju Wonogiri. Bahkan, ponpes ini juga sudah memiliki beberapa cabang di luar Pulau Jawa.
Nah, jika anak nyaman mondok di ponpes yang terkenal macam Gontor, maka orang tua juga akan bangga. Paling tidak, meski tak bisa bertemu setiap hari, mereka akan memiliki anak yang tak hanya punya bekal dunia tapi juga akhirat. Apalagi, di zaman modern yang penuh tantangan ini, membekali putra-putri dengan ilmu agama dan umum adalah kunci.
Tags
Catatanku