Rencana Jalan-jalan Keliling Kota Medan Pakai Trans Metro Deli

Ilustrasi. - Kompas.com

Kota Medan adalah salah satu kota yang hampir saya singgahi

Dulu, saat masih SMP, saudara saya pernah mengajak untuk berjalan-jalan ke Kota Medan. Rencananya sih, dulu kami akan berangkat naik pesawat dan pulang menggunakan bus Antar Lintas Sumatra (ALS). Sayang, rencana itu gagal karena ada insiden Pesawat Mandala Airlines yang jatuh di sebuah jalan di Kota Medan. Orang tua saya tak mengizinkan saya untuk jalan-jalan ke sana.

Nah, setelah dewasa dan suka bepergian, rasanya saya ingin sekali jalan-jalan ke Kota Medan. Keinginan saya ini karena ingin melengkapi perjalanan saya bersama Bus Rapit Transit (BRT) yang ada di Kota Medan. Tentunya, selain bertemu dengan Travel Blogger Medan yang saya kenal. Lumayan kan kalau bisa menjalin silaturahmi dengan mereka sekalian berjalan-jalan.

BRT yang akan saya coba adalah Bus Trans Metro Deli. Bus ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2020 lalu, bersamaan dengan beberapa Teman Bus yang diluncurkan di berbagai kota. Saya sudah mencoba beberapa Teman Bus dan BRT lain. Namun, kebanyakan berada di Pulau Jawa, mulai Trans Banyumas, Teman Bus Jogja, Batik Solo Trans, dan Trans Semanggi. Untuk di luar Jawa, saya hanya pernah mencoba Trans Metro Dewata.

Saya penasaran sekali dengan Trans Metro Deli yang mengaspal di jalanan sekitar Kota Medan. Walau mungkin jenis armadanya sama, tetapi pasti rasanya akan berbeda. Salah satunya adalah warna livery atau badan bus yang bergambar ukiran khas suku Batak sebagai suku asli di sekitar Medan. Bagi saya warna livery ini menjadi ciri khas tiap BRT yang saya naiki. Selain, suara announcer atau pengumuman di dalam bus Trans Metro Deli menjadi incaran saya karena tiap bus memiliki keunikan masing-masing.

Lantas, apakah saya akan naik bus Trans Metro Deli saja?

Tentu saja tidak. Saya juga ingin berjalan-jalan ke beberapa tempat wisata yang dilalui oleh Trans Metro Deli. Makanya, mempelajari peta integrasi transportasi Kota Medan adalah kunci. Dari peta yang saya dapat, ternyata semua rute bus Trans Metro Deli bermuara di Lapangan Merdeka Medan. Jadi, saya tinggal menggunakan tempat tersebut sebagai patokan tempat transit untuk berpindah antara satu rute ke rute lainnya.

Salah satu tempat wisata yang ingin saya kunjungi tentu saja Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mashun. Saya bisa naik bus Trans Metro Deli K1 dari Lapangan Merdeka menuju tempat ini, Lumayan kan tinggal bayar 5.000 saja, saya bisa menuju ke tempat wisata tersebut.

Meski sudah tidak memiliki kekuasaan politik, saya ingin berkunjung juga ke Keraton Kesultanan Deli yang masih eksis hingga kini. Saya ingin belajar mengenai revolusi fisik yang dialami oleh kesultanan ini sehingga status kewenangannya atas wilayah sekitar Medan dihapuskan, sama seperti apa yang terjadi di Surakarta. Selain sejarah tersebut, saya juga ingin menikmati bangunan dan peninggalan sejarah Kesultanan Deli yang sampai kini masih tersimpan rapi.

Selain Istana Maimun Kesultanan Deli, masih menggunakan bus Trans Metro Deli K1, saya juga ingin mengujungi Tjong A Fie Mansion yang berada di sekitar kawasan heritage Kota Tua Kesawan. Bangunan khas Tionghoa ini menarik minat saya karena beberapa rekan pernah mengunggahnya dan menurut saya eksotik.

Mereka menggunakan jasa tur wisata berkeliling bangunan yang sudah didirikan sejak abad ke-19 ini. Bangunan ini sendiri dibangun oleh Tjong A Fie, seorang pengusaha Tionghoa di Medan dengan berbagai usaha dan lebih dari 10.000 orang karyawan pada masa jayanya. Tak heran, ia diangkat sebagai Kapitan Tionghoa di Medan.

Ada satu lagi tempat menarik yang ingin saya kunjungi yakni kuil Sri Mariamman yang berada di sekitar Jalan Teuku Umar. Saya bisa naik bus Trans Metro Deli K2 menuju tempat ini. Ingin sekali rasanya melihat kuil khas India di Medan. Saya selalu penasaran bagaimana warga keturunan India bisa hidup berdampingan dengan suku lain di Medan. Di dekat kuil ini juga ada Kampung Madras yang dihuni banyak warga keturunan Tamil India. Lumayan, saya bisa kulineran khas India di sana.

Biasanya, saya naik BRT dari ujung ke ujung. Untuk di Medan, saya ingin pergi ke Pasar Belawan menggunakan bus K3. Pasar ini menjadi titik akhir dari Bus Trans Deli di bagian utara. Saya penasaran dengan aktivitas jual beli di pasar tersebut yang katanya dilakukan di dekat rel kereta api.

Semoga saja niat saya ke Medan untuk berjalan-jalan menggunakan Trans Metro Deli bisa segera terlaksana. Penasaran sekali rasanya menggunakan BRT ini menjelajah Medan dengan murah.

1 Comments

  1. wishlist ke Medan, tapi belum kesampaian. Aku sendiri kayaknya baru cobain naik trans waktu ke Jogya dan itupun udah luama sekali,mungkin tahun 2012an.
    sekarang keberadaan Trans terutama di ibukota udah hampir merata, meskipun nggak disemua ibukota ada transportasi berupa Trans.
    pastinya kalau ke kota asing, pengennya bisa cobain transportasi yang nggak ada di kota sendiri, biar nggak penasaran lagi

    ReplyDelete
Sebelumnya Selanjutnya