Ketemu Blogger Idola Berkat Acara Kreatif ISB bersama Indosat Ooredoo





Ternyata Teh Liswanti dan Teh Ani Berta lebih asyik dibandingkan di foto.

Ungkapan itu terlukis di hati saya kala pertama kali berjumpa di salah satu acara gathering bersama yang dilaksanakan oleh Indonesian Social Blogpreneur (ISB) bersama Indosat Ooredoo. Saya baru duduk di serambi depan lantai 2 Galeri Indosat Malang langsung disapa oleh keduanya.

Kala mereka bertanya nama saya dan segera saya jawab, eh keduanya langsung bersorak.

“Eh, ini Mas Ikrom ya. Ya Allah kita biasa main di blog baru ketemu sekarang,” celoteh dari Teh Liswanti, yang komentarnya sering masuk dalam blog ini.
Teh Ani pun tak kalah heboh. Dan saya jadi ikut heboh. Lebih tepatnya senang, karena bisa bertemu dengan dua master blog wanita yang begitu saya idolakan. Teh Ani yang sering menulis masalah kesehatan serta masalah lain dengan detail dan Teh Liswanti yang begitu fasih memberikan tips-tips masalah pengelolaan keuangan.

Acara bertajuk Create Opportunities from Blogging atau jika dialihbahasakan menjadi Membuat Peluang dari Narablog itu tak hanya dipandu oleh Teh Ani dan Teh Liswanti. Ada pula Kak Riri Restiani dan Kak Damavara yang kesemuanya memiliki bidang masing-masing dalam dunia blog.

Beberapa menit selepas pukul 10 siang di hari Minggu (5/5/2018) tersebut, acara dibuka dengan Teh Ani yang begitu kaget dengan semangat para blogger Malang. Maka, tak lama, Kak Riri pun tampil pertama untuk menyampaikan tips-tips berwirausaha melalui blog.

Kak Riri ini hebat lho. Ia masih menjadi karyawan, menulis di blog, dan berwirausaha sesuai hobinya. Blogger dan Enterpreneur. Sejak SMA, hobi ngeblog sudah menjadi sesuatu hal menyenangkan bagi Kak Riri. Ketika kuliah, beliau juga mulai mengembangkan usaha aksesoris terutama berbahan dasar kain flanel. Dengan semangat membara, Kak Riri mempromosikan usahanya ke lingkungan terdekatnya dulu, dan tentunya melalui tulisan di blog serta media sosial.

Kak Riri menjelaskan seputar usahanya
Lambat laun, usahanya mulai dikenal. Kadang, Kak Riri sampai kewalahan untuk menerima orderan aksesoris yang beliau buat. Meski demikian, beliau masih bisa membagi waktu untuk mengerjakan apa yang menjadi hal yang paling menyenangkan. Baginya, ketika akan memulai sebuah usaha atau pekerjaan, yang terpenting adalah kita senang menjalaninya. Kalau sudah senang, apapun tantangan yang kita hadapi, maka kita akan semangat untuk melewatinya.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan penjualan usaha kita. Pertama, tentu merencanakan pemasaran. Siapa sih pelanggan yang akan kita sasar? Bagaimana mereka bisa tertarik dengan barang/jasa kita? Kedua, promosi yang efektif. Baik di blog, media sosial, e-commerce, maupun secara konvensional melalui mulut ke mulut. Pemberian reward kepada pelanggan ataupun reseller sangat penting untuk menjaga agar mereka tetap tertarik dengan usaha kita.

Konsisten terhadap usaha yang dilakukan juga sangat penting. Tanpa adanya konsistensi, maka semuanya hanya omong kosong belaka. Kak Riri selalu meng-update konten yang terjadwal dan sistematis agar para pelanggan mengetahui produk terbarunya dan segera tertarik untuk membelinya. Inovasi yang disesuaikan dengan pasar juga harus dilakukan. Agar selalu kreatif dan bisa berdaya saing. Tentu, evaluasi secara menyeluruh mengenai kegiatan bisnis harus tetap ada. Perbaikan ke depan yang bertumpu pada kemajuan membuat usaha yang dijalankan semakin terencana.

Promosi yang efektif memang menjadi kunci. Lantas, bagaimana agar promosi itu menjadi promosi yang menarik bagi publik terutama pelanggan usaha kita? Atau mungkin jika kita seorang blogger dan influencer?

Maka, paparan dari Kak Damavara sangat berguna untuk disimak. Kak Dama mengupas tuntas bagaimana melakukan lay out blog yang asyik dan bisa membuat blog serta media sosial kita lebih menarik untuk dilihat. Salah satunya adalah aplikasi favorit saya, Canva.

Pada aplikasi ini, kita bisa membuat desain apapun pada aplikasi ini. Blog header adalah salah satunya. Saya senang Kak Dama lebih menitikberatkan pada praktik dibandingkan teori. Kak Dama berkeliling mencoba memberi arahan kepada para peserta untuk membuat desain yang mereka inginkan. Bagaimana mengatur kecerahan gambar, memilih dan memadupadankan warna teks, dan lain sebagainya.

Kak Dama yang sering ikut workshop ke luar negeri
Kak Dama juga memperkenalkan aplikasi UNUM yang berfungsi agar Instagram feed kita terlihat lebih estetis. Ketika saya melihat akun IG milik Kak Dara, ternyata apa yang beliau ajarkan memang benar adanya. Terlihat cantik, elegan, dan pas dilihat. Kak Dama juga memberi rekomendasi beberapa aplikasi lain agar IG feed ataupun instastory kita bisa diatur pula jadwal penayangannya.

Selepas rehat sejenak untuk ishoma, pemaparan pun berlanjut dengan Kak Ani Berta sebagai narasumber. Nah ini yang saya tunggu. Kak Ani sebenarnya hanya memfokuskan bagaimana bisa konsisten ngeblog. Sesuatu yang sebenarnya menyenangkan namun sulit untuk diwujudkan terutama bagi yang memiliki pekerjaan di dunia nyata seperti saya.

Ada beberapa poin penting yang harus dimiliki oleh seorang blogger terutama bagi yang ingin blognya menghasilkan. Salah satunya adalah berani mengambil peluang. Seorang freelancer, dan terutama blogger memang tidak memiliki jam kerja khusus seperti para pekerja kantoran. Namun, Kak Ani yang memutuskan untuk resign dari pekerjaannya sekitar tahun 2013 silam, tetap bertekad, meski tidak berada di dalam kubikel, beliau harus tetap bekerja selama 8 jam sehari.

Dengan menyela beberapa pekerjaan dengan kegiatan lain, Kak Ani malah berasa lebih produktif. Asal, semua kembali ke tekad untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Menjadi freelancer artinya harus berusaha lebih keras dibandingkan mereka yang bukan freelancer. Ia juga harus kuat fisik dan mental serta tentunya fleksibel dan mampu beradaptasi. Dan yang paling penting, jangan baper.

Teh Ani menyimak pertanyaan dari seorang peserta
Ini penting mengingat sebagai seorang freelancer apalagi blogger, kita dituntut untuk berhubungan dengan banyak klien. Tentu, mereka memiliki aneka karakter dengan beberapa target khusus. Kita harus bisa beradaptasi dan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi keinginan dari klien tersebut. Selama tidak bertentangan dengan aturan dan hati nurani serta, kita mampu untuk menyelesaikannya, menurut Kak Ani hajar saja!

Pencapaian Kak Ani yang sering menang blog, sering diundang event, baik sebagai peserta maupun pembicara, dan aneka pencapaian lain membuat saya angkat topi terhadap beliau. Padahal, Kak Ani juga berperan single mom yang juga memiliki tugas seabrek. Maka, pengaturan waktu juga sangat penting. Pengaturan rencana kerja jangka pendek maupun panjang juga tak kalah penting. Dan jangan lupakan, sebagai seorang freelancer, kita tak boleh terlalu ngoyo dengan fee. Asal kita berusaha giat dan belajar untuk memperbaiki kualitas kita, besaran fee dan jumlah pekerjaan yang datang akan bertambah dengan sendirinya. Bukan begitu bro dan sis?

Mendekati masa-masa mengantuk, eh Teh Liswanti hadir menjadi pemateri terakhir dengan ulasan bagaimana kiat-kiat mengatur keuangan sebagai seorang freelancer. Ini nih yang sering saya temukan di tulisannya. Teh Liswanti ini lucu juga ya. Saya yang sering terbawa tulisannya semakin hanyut dengan paparanya.

Poin utama yang diberikan Teh Liswanti adalah seorang freelancer harus memisahkan rekening tabungan yang dimilikinya. Beliau bahkan memiliki tiga tabungan khusus, yang terdiri dari tabungan untuk transferan hasil blog, tabungan pribadi, dan tabungan untuk investasi. Kesemuanya bermuara agar uang yang didapat tidak menguap begitu saja.

“Kamu sudah satu dua tahun ngeblog dan ikut event sudah dapat apa saja?” 

Nah pertanyaan itu kadang sulit dijawab. Iya ya, sudah dapat apa ya. Untungnya, kalau saya sih sudah bisa membeli kamera, jalan-jalan, dan untuk modal mencetak buku hasil jalan-jalan. Tapi itu juga belum bisa dikatakan oke lah. Teh Liswanti malah menantang kami untuk merencanakan uang dari hasil ngeblog tiga bulan ke depan untuk apa.

Teh Liswanti gayeng memberi penjelasan seputar finansial
Ternyata, saya kelimpungan juga. Semua bermuara lagi kepada belum terpisahnya rekening yang saya miliki. Jadinya ya ngambang. Teh Liswanti memberi saran agar ada pula pencatatan keuangan setiap hari melalui aplikasi. Kami juga harus bisa mencatat berapa uang yang masuk dan memperkirakan pos-pos pengeluaran tertentu. Zakat, sedekah, dan asuransi kesehatan juga penting untuk dikeluarkan agar pekerjaan kita menjadi berkah. Teh Liswanti juga kembali menegaskan kalau sebagai seorang freelancer, kita tidak bisa memprediksi berapa penghasilan kita dalam sebulan. Kalau sedang ramai job ya alhamdulillah, kalau sedang sepi?

Para peserta yang menyimak dan melakukan live tweet
Maka, ketika telah mendapatkan hasil dari usaha kita, jangan langsung digunakan untuk gaya hidup. Nongkrong di kafe dan membeli barang yang sebenarnya tidak perlu memang menyenangkan. Namun, anggaran untuk itu hanya maksimal 5% dari pengeluaran kita. Jadi, sebagai seorang freelancer, kita juga kembali berani untuk lebih merencanakan keuangan kita agar tidak kebingungan saat tak banyak job yang kita dapat.

Saya sungguh puas dengan pemaparan keempat narasumber dari ISB ini. Mereka bisa memaparkan hal-hal yang memang belum kami ketahui sebagai bloggr daerah. Kami juga tidak merasa mengantuk dan bosan karena semuanya betul-betul bisa menjaga suasana workshop yang berlangsung selama empat jam tersebut.

 
Keseruan acara. Dokumen Teh Lis dan rekan-rekan ISB.
Kala para narasumber mengunggah keseruan wisata jalan-jalan di Kota Malang yang sebenarnya sedang banyak masalah jalan berlubang sehabis acara, saya masih bersyukur kota saya didatangi orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Malang masih menjadi barometer dunia narablog dan dunia digital di Indonesia. Saya tunggu kedatangannya ke Malang lagi ya Mbak atau mungkin ke tempat saya sementara ini, Magelang.

Terima kasih ilmunya. Terima kasih juga saya diperkenankan bergabung dengan komunitas ISB yang seru punya. Salam.

15 Comments

  1. Saya juga terkesan banget dg acara isb kmrin. Rasanya terlalu singkat ya. Semoga akan ada lagi event yg lebih seru ya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin.. semoga ada lagi bakal ikut lagi ya mbak

      Delete
  2. Bersyukur diundang ISB. saya orang malang baru tahu di kota ini ternyata banyak blogger keren. Sipp

    ReplyDelete
  3. wah iyaaa, saya jd minder sendiri ketemu blogger2 keren malang...pdhl udah ngeblog dari 10th lalu tapi kok yaaaa, jalan di tempat :))

    ReplyDelete
  4. keren nih, idolaaa.. emg sih kl freelancer kudu gesit, selalu jaga stamina. keren yaw ISB

    ReplyDelete
  5. Acaranya keren, dan pastinya ilmunya sangat bermanfaat
    Saya sangat tersentil dengan kalimat "menjadi freelancer harus lebih bekerja keras dari pada yang bukan freelancer". Ya, ha tersebut yang sangat jarang kita praktekan memang

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah maka dari itu harus lebih semangat ya mass

      Delete
  6. Dari 4 materi yang disampaikan, yang paling ngena buat saya adalah materi dari Teh Ani terutama tentang skala prioritas karena selama ini saya masih dilema antara ngejar kesuksesan di blog dan YT trus ketambahan IG.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar mas, kita harus punya prioritas
      kalau saya sih masih fokus ngeblog dulu
      kalau YT dikit2 aja yang penting sambil belajar

      Delete
  7. Saya pernah nyoba nekad resign dari kerjaan lama karena terbuai dengan 'hijaunya' dunia blog,lho. Pengen jadi fulltime blogger dan freelancer juga. Tapi nyatanya gagal. Ya karena kesalahan sendiri juga sih. Nggak bisa konsisten buat fokus ke dunia ini (blogger--freelance), akhir e....Ya, nyari kerjaan tetap lagi. Blogger sama freelance, sementara buat hobi dan kerjaan sampingan dulu lah. He...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kalau saya masih belum berani mas
      harus punya pegangan dulu
      sama jadinya hehe

      Delete
  8. Bapak mah hebat, nongkrongnya sama blogger. Saya mah nongkrongnya sama Keenan

    ReplyDelete
Next Post Previous Post