Perihal Sengketa Hasil Lomba Blog



Sarita Devi, petinju wanita asal India membuang medali perunggu yang didapatkannya pada Asian Games 2014 karena dianggap dicurangi oleh tim tuan rumah Korea Selatan. Penjurian secara tertutup memang selalu memuat kontroversi, termasuk pula lomba blog. Sumber : indiatimes.com

Halo, apa kabar semua?

Bagaimana penghabisan tahun 2019 ini?

Sudah menang berapa lomba blog tahun ini? Atau malah nihil sama sekali?

Bagi yang sudah menang banyak, saya ucapkan selamat, ya. Semoga tahun depan bisa menang lebih banyak lagi. Bagi yang belum, hmmmm harap bersabar. Ini bukan ujian melainkan kesempatan untuk bisa berkarya lebih baik lagi.


Nah, berbicara lomba blog yang saya ikuti, saya cukup bersyukur jika tahun ini kemenangan lomba blog yang saya ikuti jauh melebihi ekspektasi. Walau dengan kemenangan 4 dari 8 lomba blog yang memuat saya sebagai peserta (hanya 50% saja), saya masih terus berucap syukur. Pasalnya, khusus tahun ini, saya memang tidak menargetkan menang satu pun lomba blog.

Lha, kok bisa?

Alasannya, saya ingin lebih berkonsentrasi dalam merampungkan buku saya. Tidak boleh ada hal-hal lain yang mengganggu konsentrasi saya dalam mencetak sejarah hidup. Termasuk, lomba blog. Jadi, sejak awal tahun, saya benar-benar khusyuk menulis hanya untuk mengisi blogsekadarnya dan merampungkan buku. Makanya, hingga pertengahan 2019 ini, tak satu pun lomba blog yang saya menangkan.

Namun, saat buku saya rampung, kok godaan untuk mengikuti lomba blog lagi muncul ya. Mau enggak ikut kok sayang. Terlebih, ada beberapa lomba blog yang menurut saya ada potensi untuk memenangkannya. Jika boleh mengambil ujaran pelatih tim wu shu, ada potensi untuk mendapatkan medali. Makanya, saya mulai coba-coba lagi mengikuti lomba blog di pertengahan tahun kedua ini.

Ketika kalah lomba blog jangan komplain

Ada yang menang dan ada pula yang kalah. Yang pasti, dari semua lomba blog yang saya ikuti dan saya tidak mendapatkan kemenangan, saya selalu berujar dalam diri saya: tidak boleh komplain. Iya, saya harus bisa legowo, menerima apapun hasilnya. Selalu berujar meski kalah, saya masih tetap menang melawan diri saya sendiri dari rasa ketermalasan dan sifat buruk lainnya. Itulah yang selalu saya tanamkan ketika mengikuti lomba blog.

Jika boleh dianalogikan, saat unggahan blog berhasil saya tuntaskan bersamaan dengan membaginya ke jejaring sosial, saya seperti sedang mengikuti lomba jalan sehat. Saat kupon undian sudah saya masukkan ya seterusnya tinggal berpasrah dan berdoa. Menang ya Alhamdulillah, kalah ya nanti coba lagi.

Sayangnya, itu tak berlaku bagi  - saya menyebutnya rekan – blogger. Beberapa diantaranya masih tidak terima dengan lomba blog yang hasilnya baru saja diumumkan. Yang tidak terima biasanya ya yang kalah. Kalau menang, apalagi yang mendapat juara 1, pasti akan bersorak.

Tidak terimanya mereka biasanya terletak pada mekanisme penjurian yang dianggap tidak adil. Pemenang yang tidak memenuhi syarat, pemenang ganda (bisa menang lebih dari 1 posisi), hingga sederet parameter lain. Saya maklum kok, itu sangat manusiawi. Di awal-awal ikut lomba blog dulu, sekitar tahun 2014, saya juga sering komplain. Kok yang menang tulisannya biasa saja? Banyak salah ejaan? Kok menyimpang sekali dari tema dan seterusnya?

Mekanisme penjurian lomba blog tertutup

Namun, seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa mekanisme lomba blog adalah mekanisme penjurian secara tertutup. Artinya, penyelenggara tidak akan membuka seluruh proses penilaian kepada publik. Mereka hanya memberikan poin-poin penilaian. Jika pengumuman pemenang sudah dilakukan, maka publik dan peserta hanya bisa membandingkan tulisannya dengan para pemenang. Selebihnya, ya hanya dewan juri yang tahu.

Inilah yang sering dipermasalahkan oleh para peserta lomba blog yang kalah. Yang sering digunjingkan di media sosial. Berhubung saya hanya senang mengamati, akhirnya saya hanya bisa bergumam.

Hmmmmmmmmmmmmmmmm

Baik, saya lanjutkan kembali. Sebelum mengikuti lomba blog, saya selalu membaca ketentuan bahwa hasil penjurian tidak dapat diganggu gugat. Artinya, jika dewan juri sudah mengetuk palu dan menetapkan pemenangnya, tidak ada lagi yang bisa diubah. Meski, protes bermunculan seperti gelombang demonstrasi massa.

Peran sponsor penting dalam penjurian lomba blog

Selain itu, kebanyakan lomba blog memang diselenggarakan oleh sebuah produk dan lembaga tertentu. Penjurian juga dilakukan dengan melibatkan mereka sebagai sponsor. Saya tidak tahu bagaimana mekanismenya tetapi dari salah satu rekan penulis yang saya kenal telah malang melintang dalam dunia blogger ini, proses penjurian dilakukan di ruangan tertutup yang sangat rahasia. Itu saya ketahui dari unggahan di media sosialnya yang memperlihatkan bagaimana para dewan juri sebelum melakukan penjurian berfoto dahulu di depan pintu. Dari sini, saya semakin sadar bahwa penjurian lomba blog biasanya (tidak selalu) dilakukan dengan proses yang cukup ketat dan tentunya tertutup.

Jadi, saat suka protes ketika kalah, saya jadi merenung sendiri. Buat apa? Toh protes kita tak akan berarti banyak. Pemenangnya juga akan mendapat hadiah dan sertifikat serta penyelenggaranya akan diuntungkan dengan tulisan para peserta. Daripada capai memikirkannya, lebih baik saya melakukan tindakan yang menurut saya lebih rasional. Belajar dari kesalahan-kesalahan yang saya lakukan untuk diperbaiki ketika saya mengikuti lomba blog berikutnya. Bagi saya, ini jauh lebih penting. Menjawab pertanyaan, “Mengapa saya bisa kalah?” “Poin-poin mana yang menjadi kelemahan saya? “ dan pastinya “Potensi apa lagi yang bisa saya gali?” dan seterusnya dan seterusnya.

Jangan lupakan kekuatan story telling dalam lomba blog

Tentu, saya belajar juga dari pengalaman saya memenangkan lomba blog. Biasanya, artikel blog yang menjadi pemenang memiliki keseimbangan antara story telling dan ulasan sebuah produk atau badan tertentu. Ia tidak kaku dan enak dibaca tetapi tidak melupakan esensi yang dijadikan poin penilaian. Kata kunci, tema, tagar, dan lain sebagainya. Dan pastinya, jangan lupakan ejaan dan tanda baca. Berhubung saya tidak pernah mengikuti lomba blog yang bermain di SEO, maka hanya saran ini yang bisa saya bagi. Jika lomba blog yang mengutamakan SEO, tanya blogger yang sering menang ya.

Kombinasi antara story telling dan ulasan ini akan semakin bernilai jika ada tambahan lain yakni ide luar biasa, tak umum, dan mungkin nyeleneh yang bisa ditulis. Saya pernah mempraktikannya saat mengikuti lomba blog bertema makanan. Saya usung tema lagu makanan nusantara dari Enno Lerian sebagai nyawa dari tulisan saya. Dari awal hingga akhir tulisan saya putar terus lagu itu hingga rasa yang ingin saya bagi bisa tersampaikan. Alhasil, saya pun menang.

Ikuti Lomba Blog dalam keadaan happy

Uniknya, untuk mendapatan ide yang cemerlang ini, saya harus berada dalam kondisi happy. Tidak sedang tertekan pekerjaan ataupun cicilan utang. Tidak pula terpaku pada kemenangan tetapi terus meresapi poin-poin apa saja yang dijurikan. Dan, saat saya merampungkan buku, kok ya ide ini seringkali enyah dari otak saya. Makanya, saya lebih memilih undur diri dulu.

Tentang ide ini sebenarnya juga bisa menjadi hal yang dipertentangkan. Tak lain, lomba blog biasanya mewajibkan pesertanya menulis dengan tema yang sama. Dengan seragamnya tema, tidak mustahil akan terjadi irisan ide antara satu peserta dengan peserta lain. Jika juri lomba blog ataupun penyelenggara tidak secara rinci menggambarkan poin-poin penjurian, bisa saja ada peserta yang komplain idenya dicuri.

Biasanya, peserta yang menulis terlebih dahulu akan merasa idenya dicuri oleh peserta yang menulis di detik-detik akhir. Terlebih, jika pemenang lomba blog malah didapat oleh peserta yang menulis belakangan. Pasti, yang kalah akan semakin empet. Betul apa betul?

Masalah ini memang rumit. Saya sendiri, kalau diminta jadi juri akan membaca berulang dan berulang. Kalau menurut saya, selama masih tidak melanggar aturan plagiarisme, maka itu tak masalah. Namun, jika mengambil gagasan orang lain dengan tanpa memodifikasinya secara hati-hati, itu bisa dikatakan sebagai tindakan plagiarisme. Nyatanya, bagi saya sendiri, membandingkan beberapa tulisan peserta lomba blog yang bagi saya masih mirip-mirip sangatlah sulit. Makanya, saya tidak memiliki kompetensi lebih akan hal ini.

Unggah postingan lomba blog pada penghabisan periode

Untuk meminimalisasi penggunakan tulisan saya yang gagasannya diambil oleh peserta lain, biasanya saya mengunggah tulisan saya beberapa hari menjelang lomba blog berakhir. Kalaupun nantinya ada peserta yang memiliki ide yang hampir sama, saya masih bisa berlapang dada. Paling tidak, dewan juri masih bisa membandingkannya. Terlebih, jika tulisan tersebut sudah saya buat jauh-jauh hari, maka kedalaman tulisan yang saya buat bisa jadi tidak dimiliki oleh peserta lain yang memiliki gagasan hampir mirip. Bagaimana kalau saya kalah dan yang menang malah mengunggah terakhir?

Ya sudah, mau bagaimana lagi?

Tetapi, saya akan membaca lagi tulisan para pemenangnya. Dalam sebuah lomba blog yang saya kalah dan nasib ide saya digunakan, saya malah berterima kasih. Ide saya ternyata terlalu mentah. Ada beberapa poin tambahan lain yang digunakan peserta tersebut sehingga ia bisa mengeksplorasi lebih dalam. Ia juga bisa memberikan ilustrasi yang jauh lebih baik. Lha saya? Bisa dibilang tertinggal walau ide awalnya hampir serupa.

Dan akhirnya, sebagai penutup, boleh saja kita jengkel jika lomba blog yang kita ikuti kalah. Tetapi, jangan sampai attitude kita yang buruk malah terbuka lebar. Bisa saja kan, juri lomba blog yang menilai tulisan kita menilai lagi pada kesempatan berikutnya? Bisa juga ia memberi kesempatan kepada kita untuk memperbaiki kualitas kita? Dan pada akhirnya kita bisa jadi pemenang.
Kalau saya sih, dibikin simpel saja.

Untuk tahun 2020, berapa lomba blog yang ditargetkan menang Mas Ikrom?  Hmmm, sepuluh saja ya tidak usah banyak-banyak, hahaha. Katakan amin ya dan untuk rekan blog semua juga bisa menang banyak. Bisa makan-makan bareng kita, heuheuheu.

Salam….

28 Comments

  1. Aku ke sini cuma mau bilang sungguh wise sekali admin blog ini wekekek

    Sesungguhnya karena aku jarang dan bahkan ga pernah ikut lomba blog sejak 5 tahun terakhir, jadi aku ga update ada lomba apa aja, ada drama-drama protes apa aja terkait pengumuman lomba de el el,

    benar2 ga ngikutin dan ga pengen tahu juga hahahahhahahaha

    Soalnya aku juga malas ikut lomba sih....ga pernah berusaha untuk ikutan juga sekarang2 ini, udah ga sempet lagi...

    Btw mas ikrom judul bukunya apa? Kepo ih aku, hebat uda ngasilin karya dalam bentuk buku

    Oh iya yang model-model penjelasan paragraf akhir memang kadang antar peserta jadi saling suujon yak klo masalah tanggal publishnya kapan, trus isi idenyaa bakal dibanding2in apakah ada yang nyontek atau ga, seluruh penjelasanmu akan kelapangdadan bener2 patut diacungi jempol, bener2 dewasa menyikapinya hahahha #iyalah guru gitu loh hahah

    Kayaknya juga masalah penilaian dan kapabilitas menjadi juri udah terwakilkan di penjelasan mas ikrom yang mana kadang susah dimengerti dengan memunculkan nama pemenang yang hasilnya bener2 ga bisa diganggu gugat

    Dan satu lagi yang aku setuju, klo lagi fokus di satu hal emang aku juga bakal ga sempet mikirin hal lainnya lagi

    Yang lomba tema pake konsep lagu enno lerian, dudidudidan bukan yak, lomba makanan apa tuh kepoooow deh saia hahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. wakakaka bisa aja mbak
      iya sih kadang terlalu ngejar juga malah enggak asyik sih
      yg penting buat latihan aja ya mbak
      menang masalah bonus kalah ya wis
      kalau membandingkan terus ya capek...


      itu lomba go food festival mbak tahun lalu aku ikutnya

      wah bukunya tentang traveling kereta api
      kalau mau pesan masih bisa mbak (wkwkw masih promosi)

      Delete
  2. aku sendiri sih jarang ikutan lomba blog,, pernah sihhh cuman masih belum 'srek' aja sama lomba gitu,,, soalnya aku termasuk orang yang menjaga konten di blog ku, secara blogku itu adalah personal diary artinya hanya bercerita tentang kehidupanku dan temen-temen terdekat serta lingkunganku. kalo pun pengen ikutan lomba gitu, biasanya di undang dulu sihhh,, entah pihak penyelenggara kadang suka kontak aku supaya ikutan lomba, baru aku ikutan...

    btw, aku jadi penasaran sama bukunya mas.... hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku juga enggak ngejar banget sih sebenernya
      klo ada kesemoatan aja
      blog pribadi ini juga sama mas
      jatuhnya curcol hahaha

      Delete
  3. Intinya sebuah lomba ada menang ada kalah ...intinya tetap optimis dalam mengikutinya. Walau terkadang melihat para pemenang lomba blog suka jadi sedikit ganjalan bagi yang kalah..😄😄

    ReplyDelete
  4. bener mas, saya ikut lomba blog itu ya asal ikut aja. bahkan jarang-jarang melihat pengumuman lombanya. sadar diri aja sih dengan kualitas kepenulisan saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. klo saya lebih sering tau dari kompasiana sih mas
      lomba lain malah juga jarang tau

      Delete
  5. Nyari ide harus dalam keadaan happyz bukan pada saat stress karena teknana kerjaan apalagi cicilan utang hahaha


    Beberapa kali saya sempet liat di keributan ditwitter tttg lomba blog. Pemenang yg ga sebagaimana mestinya, saya sih ga ngeh karena ga pernah ikut lomba blog lagi.

    Tapi kalo palu udah diketuk, memang kritik peserta ga akan diterima.

    Minta2 semua orang legowo karena pasti ada yang memang n kalah

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha lha emang gitu kan mas...

      iya bener banget harus legowo yaa

      Delete
  6. Amin! Semoga lebih dari target ya buat 2020.
    Saya belum pernah ikut lomba blog :(
    No complaint ;)

    Sukse buat buku-nya.

    ReplyDelete
  7. Keren banget, Mas...sungguh.
    Aku ada 7 Lomba Blog kayanya 2019 ini(aku mulai aktif ngeblog lagi di Agustus 2019 ini) Ada 3 yang menang rata-rata semua karena cerita pengalaman, kalau lomba review aku lemah. Kadang, bener kata Mas Ikrom ada rasa ide dicuri tapi kupikir namanya tema sama ya wajar saja.
    Lomba kadang ga cuma bagus tidak tulisan kita, ada faktor luck sehingga saat baca tulisan kita mereka langsung nyantol dan klik.

    Sukses selalu, ya Mas....keren banget tulisan ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah bener mbak faktor keberuntungan juga ya jangan lupa..

      Delete
  8. udah setahun dan banyak ikut lomba blog,, ga ada satupun yg menang,, mungkin aku ditakdirkan buat jd penggembira aja sih..sekalian introspeksi diri, mungkin tulisanku memang belum memadai hehehe

    ReplyDelete
  9. Haha, saya nihil huhuhuhuhuhuh (lah ya wong gak ikutan lombanya hahahaha :D)

    Ya intinya kalau ikut lomba--apapun itu, udah pasrah sama juri. Kita ga bisa mengganggu gugat keputusan juri. Kalau kalah, ya udah, legowo... Ntar kalo dicoba terus siapa tau menang :D.

    ReplyDelete
  10. kalau ane,, penting nulis aja hiks hikss

    ReplyDelete
  11. Hmmm, jadi inget waktu pertama kali tau ada lomba blog, saya semangat sekali ikutan. Tapi setelah lebih banyak kalah dibanding menang, kayaknya belum waktunya bagi saya buat ikutan lomba blog lagi.

    Kalau melihat tulisan-tulisan bloger lain yang ikutan lomba, kayaknya kekurangan tulisan saya jadi tampak jelas terlihat. Setuju pada poin kalau artikel lomba yang bagus harus bisa mengkombinasikan story telling dan ulasan/review/tema lomba blog. Masalahnya story telling ini yang jadi titik terlemah saya. Makanya sekarang saya konsen ngembangin blog saya yang lain saja dulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas story telling yg membangun sangat penting
      semangat ya siapa tahu nanti bisa menang lomba blog...

      Delete
  12. Hehehe aku malah dah lama gak ikut-ikut lomba blog ginian. Mungkin dah gak terlalu minat kali ya. Biar teman2 aja yang ikut :)

    ReplyDelete
  13. gw si gak pernah ikut lomba blog, karna gw takut hasil ahirnya :D

    ReplyDelete
  14. Kalau saya sih dari awal udah paham, keputusan juri tidak dapat diganggu gugat,, jadi mau protes gimana pun yaa gak akan berpengaruh,, malah jatuhnya buang-buang energi...

    btw saya baru ikut sekitar 2 - 3 lomba blog dan nggak pernah,, wkwkwk.. harus berguru nih sama bung ikrom.. ajari saya suhu... :D

    -Traveler Paruh Waktu

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah bener malah buang2 energi
      wakakak suhu celcius....

      Delete
  15. Aku ga prnh ikut lomba mas :D. Baru baca karya peserta lain aja kdg udh minder duluan wkwkwkwk. Berasa g ada harapan :D. Tp ttp mau belajar utk nulis lebih baik. Walo blm tau kapan bakal ikutan :D. Hrs belajar dr tulisan2 mas juga kayaknya

    ReplyDelete
Next Post Previous Post