Networking Tanpa Skill dan Komitmen? Ya Sama Aja Bohong


Beberapa tahun terakhir, pekerjaan di dunia ini semakin bergeser kepada kebutuhan akan adanya networking atau jejaring antara satu orang dan orang lain. Networking begitu diagung-agungkan bagi banyak orang untuk menjalin relasi yang lebih banyak dan lebih menguntungkan.


Sungguh saya sepakat akan hal ini. Zaman sekarang bukan zaman hidup di dalam gua. Meski berkarakter introvert pun, menjalin hubungan dengan orang amatlah penting. Saya sendiri yang bisa dikatakan introvert akut ya mau tidak mau harus menjalin hubungan dengan orang lain atau banyak orang.

Saya tidak bisa jalan sendiri atau mengandalkan kemampuan sendiri dalam meraih mimpi dan cita-cita, terlebih dalam hal pekerjaan. Misalkan nih saya yang membuka bimbingan belajar di beberapa tempat harus menjalin relasi dengan rekan lama atau pun orang baru untuk mempersiapkan segalanya. Mulai tempat, tenaga pengajar, hingga tenaga untuk memasarkan jasa bimbingan belajar saya.

Kalau saya lakukan itu semua sendiri ya auto kejang-kejang. Makanya, saya mencoba mencari networking untuk mendukung usaha ini. Entah dari rekan lain yang sudah membuka usaha yang sama hingga rekan lain yang memiliki usaha di bidang tertentu. Semisal usaha percetakan, usaha fotokopi, dan lain sebagainya. Saya juga menjalin relasi dengan rekan-rekan guru yang masih mengajar di sekolah formal. Bisa berupa memberikan rekomendasi tempat les atau pun meminta kisi-kisi soal. Sebagai timbal baliknya, saya memberikan diskon bagi siswa mereka yang ingin les tetapi tidak memiliki biaya banyak.

Dari networking seperti, usaha bimbel saya pun berjalan. Saya sih tidak mau terlalu muluk-muluk membuka networking terlalu luas tanpa memperhatikan kualitas. Makanya, selagi saya mampu untuk mengorganisasi dalam beberapa tempat saja, itu sudah cukup.

Itulah alasan kenapa saya tidak terlalu ikut networking dalam hal kepenulisan atau blog secara lebih banyak. Saya benar-benar memilih kumpulan mana yang sekiranya membuat kemampuan saya di bidang menulis atau lainnya bertambah. Waktu saya sudah habis untuk menjalin networking di dunia nyata.

Memperluas pergaulan dan jaringan memang penting. Ada saja pekerjaan dan rezeki tak terduga yang bisa saya dapat. Tentu, jika manfaat besar ini bisa terus saya dapat, rasanya ketagihan untuk terus melakukannya. Menjalin relasi sebanyak-banyaknya dan mendapatkan peluang rezeki dengan terbuka.

Eits, tunggu dulu.

Saya kembali berkaca pada diri, sudahkah diri saya mampu untuk melakukan apa yang diharapkan dari hasil networking saya? Apakah orang di sekitar saya happy dengan keberadaan saya dan puas dengan apa yang saya lakukan?

Lho kok jadi berpikiran yang tidak-tidak?

Begini, networking yang saya bangun terutama untuk menunjang kerja, harus bebarengan dengan kemampuan saya untuk melakukan pekerjaan yang timbul dari networking tersebut. Meski pekerjaan itu tak melulu mendapatkan uang, tetapi saya tetap melihat situasi, kondisi, dan kemampuan saya.

Intinya, saya tak ingin mempertaruhkan nama saya demi menjalin networking semata.

Ketika saya membangun networking, saya harus memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga networking tersebut. Jangan sampai karena saya ingin mencari sebuah networking yang lebih besar maka saya menyepelekan networking yang lebih kecil. Jangan sampai karena ingin ikut Miss Universe tapi saya malah enggak ikut Pemilihan Puteri Indonesia.

Eh enggak nyambung plis.

Tapi paham kan maksud saya? Pemikiran ini saya utarakan karena saya sering sekali menemui orang yang terlalu mementingkan networking tetapi tidak mengasah skillnya sendiri. Parahnya, orang tersebut juga kadang tidak komitmen terhadap pekerjaan dan tanggung jawab dari hasil networking tersebut. Saya kerap menjumpai orang yang sudah diberi tanggung jawab dari hasil networkingnya tetapi malah tidak melaksanakannya dengan baik dengan alasan sedang menjalankan kegiatan networkingnya yang lain.

Apakah ini ada?

Banyak saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air.

Akhirnya, ketika terjadi hal semacam ini, okelah yang bersangkutan bisa menjalin networking dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat. Namun, saat kepercayaan yang ia dapat tidak dilaksanakan dengan baik, dengan cepat apa yang ia lakukan juga akan tersebar ke jejaring lainnya. Akibatnya, dengan cepat pula kepercayaan padanya akan turun dan pekerjaan pun tak akan menghinggap lagi. Contoh kasus penipuan berkedok investasi adalah salah satunya. Betapa keagungan networking akhirnya sirna jika tak diimbangi dengan skill dan komitmen untuk bekerja.

Pengalaman pribadi sempat sih mencoba untuk memperluas networking saat saya akan mengekspansi suatu kota tertentu dan mencari beberapa orang yang mau membuka cabang bimbel saya. Namun, niat ini saya urungkan dengan alasan tanpa membuka banyak cabang pun ternyata murid saya juga sudah membludak.

Networking yang bekerja rupanya di luar prediksi yang saya kira. Kalau sebelumnya saya berorientasi ke tempat baru yang belum banyak tempat bimbingan belajar, kini bergeser dengan memperbanyak ruangan bimbel agar mampu menampung siswa saya di tempat asal yang semakin banyak. Networking itu bermuara pada omongan mulut ke mulut dari wali murid yang merekomendasikan saudara, kerabat, atau rekan yang lain untuk les ke tempat saya.


Dari gethok tular semacam ini, nyatanya netrworking yang saya bangun cukup berhasil juga. Saya malah tidak lagi membuat selebaran promosi yang saya bagi ke sekolah atau ke perumahan warga. Saya fokus menjaga kualitas dan memperbanyak tutor berkualitas serta pendukung lainnya agar networking yang sudah saya bangun bisa tetap terjaga malah kalau bisa ditingkatkan. Percayalah, dengan skill yang mumpuni, komitmen untuk bertanggung jawab, dan komunikasi yang baik, maka networking akan berjalan dengan baik. Kepercayaan pun akan tumbuh dan pergaulan kerja kita akan semakin luas.

Jadi, membangun networking sangatlah perlu, tapi kalau tidak mengasah skill dan memiliki komitmen kuat, ya sama aja bohong.

6 Comments

  1. Jadi ketiganya ini sangat berkesinambungan yah mas, komitmen, skill, dan juga networking. Ketiganya perlu dimaksimalkan agar berjalan dengan baik, setuju banget mas ;)

    ReplyDelete
  2. So true
    Skill dan networking itu nggak boleh dipisahin

    Kalau cuma mengandalkan salah satunya, lama banget deh itu dapet suksesnya

    P.S.
    Waaah, jadi mas ikrom sekarang bisnis bimbel ya

    Sukses selalu ya maas
    Bulan-bulan ini kayaknya bakal byk yang daftar yaa, menjelang kenaikan kelas dan menjelang penerimaan mahasiswa baru

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas

      wkwkw lagi kena korona mas jadi tiarap dulu

      Delete
Next Post Previous Post