Menapaki Jejak Gembong Teroris Doktor Azahari

rumah dr azahari
Rumah kontrakan Doktor Azahari Batu

“Tempat wisata” ini sudah saya incar sejak beberapa tahun lalu.

Namun, baru di akhir 2019 kemarin, saya berhasil mengunjungi salah satu bangunan bersejarah ini. Bukan museum atau pun candi. Melainkan, sebuah rumah kosong yang sudah rusak dan tak berbentuk lagi.

Rumah di Kawasan Songgrokerto Kota Wisata Batu itu memang menjadi incaran saya. Hanya waktu yang belum pas untuk mejelajahinya. Padahal, dari alun-alun Kota Batu, hanya berjarak sekitar 3 km saja. Tepatnya, di dekat wisata Songgoriti yang menjadi jujugan wisatawan ke kota ini.

Rumah gembong teroris nomor 1 di Indonesia

Rumah yang saya maksud adalah rumah terduga teroris nomor satu di Indonesia yang sempat meresahkan tanah air. Ia adalah Doktor Azahari yang dikenal banyak samaran. Beserta Noordin M. Top, ia sering berkelana untuk meledakkan bom di Indonesia.

Rumah ini sendiri berada cukup strategis. Tepat di sebuah pertigaan yang menghubungkan antara hotel berbintang tiga dengan beberapa kawasan villa. Tak jauh dari rumah ini, terhubung juga jalan menuju Songgoriti dan jalan menuju Kediri/Jombang. Rumah ini juga dekat dengan kawasan pegunungan Panderman. Dari Kota Malang, ada jalan juga yang bisa dilalui dengan mudah. Intinya, letak rumah ini amat strategis.

villa flamboyan batu azahari
Suasana kompleks villa Flamboyan Kota Batu

Atas alasan inilah bisa diyakini bahwa Dr. Azahari memilih rumah ini sebagai persinggahan. Jika akan melakukan pelarian, maka dia akan mudah melakukannya. Tak hanya itu, rumah ini juga tidak bisa dikatakan terpencil karena di dekatnya banyak pusat perbelanjaan dan toko. Ia akan mudah mencari bahan yang digunakan untuk logistik sehari-hari maupun untuk keperluan pengebomannya.

Sudah tidak dipakai lagi

Rumah bercat putih dan berpagar biru tersebut kini tak dipakai lagi. Rumah ini sebenarnya milik seorang warga Surabaya. Lalu, dikontrak oleh seseorang bernama Arman yang merupakan kaki tangan Dr. Azahari. Arman ini juga pandai merakit bom ditemukan meninggal pula di rumah tersebut.

Atap rumah yang tak terlalu luas tersebut sudah hilang. Ini berbeda dengan apa yang saya saksikan beberapa tahun lalu. Bisa jadi, karena tiang penyangga yang tak lagi kokoh dan sering terkena hujan, maka bagian penting tersebut ambruk.

reruntuhan rumah doktor azahari

Namun, dari beberapa berita yang saya baca serta video yang saya ingat saat penggerebekan pada akhir 2005 lalu, memang sempat terjadi ledakan bom di rumah ini. Ledakan ini disebabkan oleh ngeyelnya Dr. Azahari dan Arman yang tidak mau menyerah kepada Densus 88 Polri saat mereka digerebek.

Dari arsip berita pula, sempat pula muncul teka-teki mengenai kematian sang martir tersebut. Ada dugaan, Dr. Azahari tewas akibat meledakkan diri. Dugaan ini segera dibantah oleh anggota Tim Walet yang beroperasi mengangkapnya bahwa Dr. Azahari telah tewas akibat berondongan peluru yang menghajar tubuhnya. Detail infonya sila baca arsip berita saja ya karena cukup ngilu juga jika diceritakan.

Baca juga: Pengalaman Ikut Training ESQ Aneh

Yang jelas, lubang bekas peluru masih terlihat jelas terutama di bagian depan. Di ruang tamu dan ruang tengah, bekas peluru terlihat semakin banyak. Saya tidak berani untuk masuk karena bagi saya harus minta izin kepada Pak RT atau pemilik rumah. Sedangkan, suasana saat itu sangat sepi. Walau begitu, bekas peluru di berbagai sisi tembok masih terlihat jelas. Doktor Azahari diduga menyimpan banyak bom rakitan di kamar rumah tersebut.

Penangkapan Cholily jadi petunjuk kunci penangkapan Azahari

Saat penggerebekan berlangsung, semua orang sekaan kaget. Bahkan, sebagai warga Malang saat itu, saya masih ingat sedang mudik di Kediri karena bertepatan dengan Idulfitri. Jalan-jalan menuju Kota Batu amat macet karena banyak orang dan media ingin tahu. Mengapa tiba-tiba saja terjadi penggerebekan di Kota Batu? Di tempat yang sepi pula.

Ternyata, kunci dari penggerebekan itu adalah Cholily (CH) yang ditangkap oleh polisi di Genuk, Semarang. Saat itu, ia sudah diendus oleh polisi dan baru datang dari Malang untuk menemui seseorang di Semarang. Saat baru turun dari sebuah bus di wilayah Genuk yang merupakan perbatasan antara Semarang dan Demak, CH pun ditangkap.

Dari keterangannya, polisi menemukan informasi bahwa Dr. Azahari sedang berada di Vila Flamboyan Kota Batu yang merupakan rumah kontrakannya. Rumah tersebut ternyata sudah dikontrak sebelum terjadinya Bom Bali II yang meledak pada 1 Oktober 2005. Rupanya, Cholili juga sudah banyak membantu Dr. Azahari  untuk mencari bahan baku pengeboman.

pertigaaan genuk semarang
Pertigaan Genuk Semarang yang tak pernah sepi dari lalu lintas antar kota. Di sinilah orang yang menjadi kunci dari penggerebekan Dr. Azahari ditangkap.

Salah satunya dengan membeli peralatan untuk merakit bom seperti timer digital, baterai, dan resistor. Tiga bahan tersebut adalah beberapa bahan yang sering digunakan sebagai bom ransel. Salah satu jenis bom andalan dari Doktor Azahari. Jadi, Cholily adalah salah satu tokoh kunci agar Doktor Azahari bisa teringkus. Meski, pada penangkapannya, ada seorang rekannya yang berhasil lolos.

bom doktor azahari
Macam-macam bom Doktor Azahari. - Diolah dari berbagai sumber


Tetap terbengkalai atau jadi tempat wisata

Sudah hampir 15 tahun sejak penggerebekan Dr. Azahari, rumah tersebut dibiarkan kosong. Desas-desusnya, rumah ini akan dibongkar dan dibangun untuk dikontrakkan. Iya, sayang juga jika rumah sestrategis itu dibiarkan terbengkalai. Bisa-bisa, jin penunggunya tambah lama tambah banyak. Bukan itu sih, hanya sayang saja melihat bangunan terbengkalai di tempat yang sebenarnya bisa nyaman dijadikan hunian.

Meski demikian, jika benar-benar dibangun, maka memori akan peristiwa penting dan bersejarah tersebut juga akan hilang. Apalagi, generasi sekarang, yang lahir sesudah peristiwa itu tidak banyak yang tahu siapa sosok Doktor Azahari. Jika mungkin, ada semacam papan atau pengingat tentang peristiwa itu. Terlebih, di balik reruntuhan rumah itu juga ada kisah bagaimana para teroris mencari anak-anak muda dan menggerakkannya untuk dilatih merakit bom serta meledakkannya. Laiknya virus, pemahaman radikal semacam ini tetaplah tumbuh subur.

Walau tidak dalam bentuk papan atau memori peringatan, tetapi usaha untuk mengambil pelajaran dari rumah ini haruslah ada. Kita tidak ingin rumah atau lingkungan sekitar kita digunakan untuk sarang teroris kan? Apalagi, mereka benar-benar lihai berkamuflase dengan menjadi. “orang baik-baik”.

22 Comments

  1. Tempat wisata kali ini beda banget mas Ikrom Zain. Jika biasanya wisata ke pantai atau gunung, lha ini kok ke rumah bekas teroris.😂

    Iya sih, aku pernah baca beritanya tahun 2005 tentang penangkapan dokter Azhari. Dia banyak merekrut anggota untuk mengebom tempat di Indonesia. Syukurlah dia sudah mati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe habis penasaran sih 'iya mas tapi anak didiknya masih berkeliaran huhu

      Delete
  2. waduh mas jalan2 wisata ke tempat bekas teroris, unik banget tp bisa mengingatkan kita akan kejamnya teroris ya

    ReplyDelete
  3. Waaah wisata gini yg aku suka mas. Mendatangi tempat yg pernah ada kejadian tragisnya.

    Sayang juga sbnrnya kalo dibangun jd kontrakan, sejarah bakal terlupakan. Tp aku bisa ngerti dari sisi si pemilik rumah. Ini aja dia mungkin sudah untuk menjual lagi Krn latar belakang rumah yg ga bgs.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha seru ya mbak
      iya sih suloit buat dijual ya

      Delete
  4. Ini menarik banget tapi di sisi lain agak mencekam juga ya, ngebayangin dulu rumah ini dipakai untuk merakit bom dan pernah terjadi kejadian tembak menembak juga. Ada ngerinya juga pas lihat rumah ini.

    ReplyDelete
  5. Sy sepakat ini dengan mas ikrom, bagaimana pun lokasi itu merupakan tempat yg bisa diabadikan momen bersejarah. Soalnya kalo mau dibangun kontrakan atau rumah gt ga yakin jg bakal ada yg mau tempati krn sejarah yg gt.

    ReplyDelete
  6. Salut ide mas Ikrom datengin lokasi ini dan mengulasnya.

    Kurasa rumah ini pasti berhantu karena bekas digunain aktivitas kejahatan yang diotaki dengan ajaran menyimpang.

    ReplyDelete
  7. Inget bangetbaku pas rame2nya penangkapan yns 15 tahun yang lalu, omg uwes suwe banget, hihi

    Btw mas dirimu dah koyo joe kal ae nih ngubek2 rumah kosong, tapi berarti nda sampe mlebu ya, cuma neng ngarepan thok sembari dokumentasi
    Lha yen mlebu opo ga merinding mas, aku yen disuruhn gontrak bekasane suatu tragedy kok tetep ogah, snajan di pusat yang deket mana2...mbok weruh weruhan jin atau penampakane hihihi

    Eh la tetangga tetanggane piye ya, pas peristiwa itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya pas smp aku mbak hahah wis suwi
      wkwkwk engga berani mbak
      aku liat dari liar aja wis keder lek mas joe lak sampe ke dalem

      tetangganya ya diungsikan mbak ke tempat aman

      Delete
  8. benar-benar wisata sejarah yang membawa kenangan pahit, di masa-masa peledakan bom dengan berdalih Islam.
    Rumahnya sudah hancur gitu ya, jadi abandoned house.

    ReplyDelete
  9. Horor gitu ya sekarang rumahnya mas... Maklum juga sih, karena kosong. Klo wisata, aku takut ke tempat2 berdarah gitu....sering hawanya ga enak..

    ReplyDelete
  10. Meski merinding baca cerita mas Ikrom dan melihat foto penampakan rumahnya, tapi saya sebetulnya suka, sih, "wisata" sejarah kayak gini (eh ini termasuk sejarah nggak ya?). Sambil melihat bekas kediaman tersebut, sambil membayangkan aktifitas apa aja yang udah dilakukan mereka di dalam. Entah kenapa bawaannya malah sedih mengingat apa yang udah mereka lakukan ke orang-orang nggak berdosa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak termasuk sejarah sih hehe
      di dalam kamarnya masih ada bekas kayak semacam paku
      klo enggak salah buat efek ngebom
      jahat banget ya mbak emang mereka ini

      Delete
  11. Saya masih ingat banget keramaiannya sewaktu SD nih. Dulu setiap ada berita mengikuti perkembangannya biar para penjahatnya segera ditangkap. Soalnya dulu selalu dilarang main jauh-jauh perkara rawan pengeboman. Saya juga takut sih, apalagi si Nurdin itu doyan menyamar.

    Sebelum tahun 2005 (saya lupa tepatnya), di daerah Kuningan juga ada bom, percisnya di Hotel Marriot. Kala itu saya masih kelas 3 atau 4 SD, dari Palmerah aja sampai terdengar ledakannya. Lalu para murid disuruh pulang cepat sama guru, sebab panik dan takut seandainya ada ledakan susulan di dekat-dekat sekolah kami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah saya baru tau mas makasih tambahannya
      sampe dipulangin ya
      saya juga ingat liat di TV perpus sekolah
      ngeri sih ampe bergetar kaca di TV beritanha hii

      Delete
Next Post Previous Post