Hidup Proporsional, Kunci Mbak Mia Bisa Menerbitkan Puluhan Buku

 
 

Menulis sejak usia dini memang menjadi kegiatan yang menyenangkan. 

Itulah pesan yang saya dapat dari Mbak Nurhilmiya (Mbak Mia), pemilik blog Fadlimia. Beliau adalah salah satu rekan saya di Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB). Betapa tidak, berkat ketekunan beliau menulis sejak SD, kini sudah banyak buku – baik solo maupun antologi – yang dihasilkannya. Semangat literasi yang dimiliki oleh Mbak Mia memang luar biasa.

Gemar berliterasi sejak belia

Rupanya, sejak rajin menulis di bangku SD, Mbak Mia tetap melanjutkannya ke bangku SMP. Saat itu, beliau mulai mengrimkan cerpen ke mading sekolah. Tak hanya itu, hampir tiap malam menjelang tidur, buku catatan harian pun ditulisnya. Meski mengakui bahwa saat itu tulisan yang dihasilkannya masih receh layaknya tulisan anak-anak SMP lainnya, tetapi Mbak Mia malah menemukan keasyikan tersendiri.
 

Keasyikan kegiatan literasi yang dilakukan Mbak Mia tak sekadar menulis. Beliau juga membaca buku bacaan yang dibawakan oleh paman beliau dari perpustakaan. Buku favorit beliu adalah dongeng cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia. Berkat kegemaran membaca ini, Mbak Mia terbiasa terlatih untuk merangkai kosa kata ketika mengarang. Alhasil, saat pelajaran bahasa Indonesia, Mbak Mia kerap mendapatkan nilai tinggi dan pujian. Inilah salah satu manfaat gemar membaca yang dapat memperkaya kosa kata ketika menulis.

Sejak saat itu, Mbak Mia mulai tergugah untuk terus menulis dan menulis. Meski dengan kesibukan beliau sebagai dosen dan ibu rumah tangga, tentu banyak sekali tantangan dan hambatan. Terlebih, sebagai dosen zaman now dengan perkuliahan online, maka hambatan waktu dalam menulis tentu saja ada. 

Hidup proporsional ala Mbak Mia

Tanggung jawab untuk menghasilkan publikasi berkualitas dan memiliki dampak yang signifikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan memang cukup tinggi. Tugas dosen yang tak hanya meneliti dan menulis karya ilmiah juga tak main-main. Belum lagi, beban akademik dosen berupa pendidikan dan pengajaran serta pengabdian masyarakat.

Meski cukup berat, saya senang dengan pendirian Mbak Mia yang menggunakan pendekatan proporsionalitas dalam agama Islam. Memang, dalam agama Islam kita harus melakukan dengan proporsional/seimbang antara urusan pekerjaan, keluarga, sosial, dan ibadah. Jika kita hanya berkutat pada urusan pekerjaan, maka tak akan ada habisnya. 


Mbak Mia berserah diri kepada Allah agar bisa mengatur waktu untuk tetap bisa bekerja di kampus dengan baik, mengurus keluarga, dan tentunya menulis. Kegiatan menulis merupakan kebahagiaan yang didapatkan Mbak Mia sebagai me time dan reward. Penghargaan atas keberhasilan mengerjakan tugas di ranah publik dan domestik. Dengan pemikiran semacam ini, maka menulis tak lagi menjadi beban malah menjadi sumber kebahagiaan. 

Tantangan dan kebahagiaan dalam kegiatan menulis

Kebahagiaan itulah yang dirasakan ketika menulis, baik pada jurnal ilmiah maupun blog. Sebagai informasi, artikel ilmiah biasannya dipublikasikan di jurnal ilmiah. Perlu proses panjang bagi sebuah artikel ilmiah untuk bisa diterbitkan di jurnal ilmiah.

Setidaknya, ada beberapa tahapan yang harus dijalani. Mulai dari pemilihan topik penelitian, menyusun proposal, pengumpullan data di lapangan, menganalisis dan mengolah data, lalu membuatnya dalam laporan penelitian dan naskah jurnal. Setelah itu tahapan berlanjut dengan korespondensi dengan pengelola jurnal. Mulai dari kegiatan menunggu untuk diterbitkan, sampai memperoleh pranala artikel jurnal. Semua proses tersebut membutuhkan ikhtiar dan kesabaran.

Walau demikian, Mbak Mia bahagia dan tetap semangat. Makanya, ketika bisa menulis di blog, rasanya bisa menulis tanpa beban dan mengalir sesuai dengan pemikiran tanpa banyak sistematika penulisan yang ketat.

Kegemaran Mbak Mia semakin paripurna ketika bisa menerbitkan buku. Banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan ketika berhasil menerbitkan buku yang tak sekadar dalam bentuk materi. Kepuasan batin bahwa masih bisa menghasilkan karya di tengah rutinitas adalah keuntungan itu.

Untuk keuntungan materi tetaplah ada. Dari buku ajar yang ditulis Mbak Mia, beliau bisa mengklaim royaltinya ke kampus. Selain itu, buku yang beliau tulis juga didaftarkan hak ciptanya melalui Sentra HKI kampus yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham. Setelah teregistrasi hak ciptanya, buku itu pun bisa diklaim kembali ke kampus-kampus. Ini juga menjadi penyemangat Mbak Mia dalam menulis. 

Buku-buku karangan Mbak Mia. - Foto diambil dari blog fadlimia.


Untuk buku antologi, walau tak ada royalti berupa materi, tetapi Mbak Mia bahagia bisa menelurkan 27 buku antologi. Anak-anak beliau juga bahagia kisah mereka terkisah dalam buku antologi yang Mbak Mia keluarkan. Kisah ini akan menjadi kenangan dan warisan yang tak akan terlupakan. 

Dukungan orang terdekat yang cukup penting

Penyemangat juga bisa datang dari orang sekitar. Untuk itulah, peran orang terdekat seperti keluarga sangat penting dalam kegiatan menulis. Uniknya, suami Mbak Mia sebenarnya lebih senang jika waktu luang yang ada digunakan untuk ngobrol bersamanya. Tidak melulu berada di depan laptop untuk menulis. Namun, sang suami mengerti jika kebahagiaan istrinya ternyata berasal dari kegiatan menulis.

Rona bahagia akan terpancar di sekeliling rumah demikian pula energi positifnya. Maka, sang suami membiarkan Mbak Mia melakukan aktivitas menulis dan mengunggah postingan di blog. Meski demikian, Mbak Mia paham jika telah lama kelamaan di depan laptop, maka beliau akan menyudahi kegiatan menulis. Jadi, suasana rumah tetap nyaman dan terjaga dengan hobi yang beliau tekuni. 

Tak pernah surut dalam menelurkan karya

Konsistensi Mbak Mia dalam menulis blog dan buku memang patut diacungi jempol. Keterkaitan beliau lebih banyak pada tema pengembangan dir, motivasi dan kepengasuhan anak (parenting). Berbagai tema tersebut dirasa dapat meningkatkan wawasan, informasi, dan pengetahuan lantaran sebelum menuliskannya, Alasannya, Mbak Mia harus membaca terlebih dahulu bahan tulisan yang akan ditulisnya, baik dari buku maupun artikel penulis sebelumnya.

Untuk proyek ke depannya, Mbak Mia masih memiliki naskah parenting yang belum selesai untuk diterbitkan. Rencananya, dalam jangka 3 bulan ke depan, Mbak Mia akan segera merampungkan buku tersebut. Maka, pada tahun 2021 ini beliau bisa memiliki satu buah buku solo lagi. Wah, semoga bisa terlaksana ya. Banyak orang yang akan mendapat manfaat dari tulisan Mbak Mia apalagi tulisan parenting adalah tulisan yang evergreen dan perlu keterbaruan akibat perkembangan zaman.

Banyak inspirasi yang bisa kita petik dari Mbak Mia. Salah satunya adalah jika kita suka akan sesuatu hal yang baik, maka tidak ada salahnya kita melakukannya. Dan yang paling penting, saya belajar banyak mengenai keseimbangan hidup yang kita lakukan agar energi positif tetap kita dapatkan.

9 Comments

  1. wow luarbiasa produktif dan seimbang antara pekerjaan dan hobi juga mengurus keluarga ya mba mia...salut! Buku yang dihasilkan banyak banget....antologi juga..baik buku nonfiksi maupun fiksi.Ga kebayang pasti penguasaan kosakata yang dilatih terus menerus sejak belia udah cukup mumpuni

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar mbak banyak banget ya dan bermacam jenis bukunya
      tak perlu diragukan lagi memang konsistensi Mbak Mia ini

      Delete
  2. Ckck, saya tuh selalu kagum dengan orang yang telah menelorkan banyak buku, soalnya saya belum sama sekali. Meski mengaku suka menulis, tulisan saya cuma di blog doang yang updatenya sekali-sekali. Tetap saja membaca kisah orang-orang sukses selalu menginspirasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tetap semangat mbak
      yang penting masih semangat menulis

      Delete
  3. Wah, ini sih Mas Ikrom yang bagus menuangkannya ke dalam artikel blog, sehingga kesannya saya itu hebat sekali, padahal kenyataannya ya B aja alias biasa aja. Terima kasih ya Mas Ikrom atas kesempatannya eksis di blog ikromzain ini. Semoga sukses terus menulisnya ya, salam literasi!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Mia memang hebat kok
      Iya mbak sama-sama
      semoga tetap menginspirasi ya Mbak

      Delete
  4. Mbak Mia jempolan banget, Maaaaaas. Berkarir sebagai dosen, ibu rumah tangga, dan produktif nulis pula 😆. Aku jadi malu sendiri bacanya. Berasa hidupku ini kurang produktif gara-gara kebanyakan rebahan gitu lho, mas. Hehehe.

    Ngomong-ngomong sukses terus ya, Mbak Miaaaaaa. Mudah-mudahan tulisan-tulisannya bisa bermanfaat bagi lebih banyak orang lagi. 😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. tiap orang punya jalan masing2 mbak
      Mbak Roem hebat kok masih konsisten ngeblog dengan review produk kecantikannya
      amin... sukses juga ya untuk Mbal Roem

      Delete
  5. Salut pisan sama orang-orang yang bisa multitasking begitu. Saya kalau udah megang satu, boro-boro bisa dibagi waktunya ke hal lain. Haha.

    Senang sekali membaca sang suami bisa mengerti hobi istrinya. Soalnya ada beberapa pasangan yang merasa tidak dipedulikan ketika ditinggal melakikan hobi, padahal kan jelas-jelas tiap orang butuh me time.

    ReplyDelete
Next Post Previous Post