Menengok Dunia Pariwsata Kota Batu yang Sedang Sekarat Dihantam PPKM

Jatim Park Tutup
Pintu masuk Jatim Park 1 yang tampak tutup

PPKM hingga entah masih berlangsung.

Dampak PPKM ini tentu saja langsung menghantam tanpa ampun dunia wisata. Wilayah yang bergantung pada wisata benar-benar terpuruk. Ambruk bak sebuah pohon yang akarnya tak kuat menahan badai topan. Tak terkecuali Kota Wisata Batu.

Kota otonom yang merdeka dari Malang pada awal 2000an ini sempat menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur dengan pertumbuhan yang amat pesat. Tiap jengkal tanah di Batu disulap menjadi destinasi wisata dan pendukungnya. Warga Batu pun kecipratan rezeki dengan bebagai pekerjaan yang mendukung dunia pariwisata. Bahkan, beberapa pengelola wisata terus membuka wahana wisata baru demi mendukung para tamu yang datang ke kota ini.

Sayang, pandemi covid-19 memporak-porandakan semuanya. Tidak hanya mengalami penurunan kunjungan, semua tempat wisata di Kota Batu harus ditutup. Jalanan kota yang biasanya pada akhir pekan padat bahkan macet kini terlihat sepi. Ini bisa terlihat saat saya mengunjungi kota ini di suatu Minggu pagi.

Selamat Datang di Kota Batu

Penyekatan PPKM di pintu masuk kota memang sudah mulai dibuka. Beberapa pesepeda dari arah Kota Malang tampak mulai beriringan menuju Kota Batu. Mereka yang sedang berolahraga tersebut tampak asyik menikmati udara segar di kota ini.

Detak kehidupan wisata itu ternyata hanya saya rasakan sementara. Baru beberapa meter masuk kota, saya melihat kegetiran dengan banyaknya tempat oleh-oleh yang masih tutup. Hanya sedikit saja diantara mereka yang buka, itu pun pusat oleh-oleh yang memiliki bangunan besar.

Penyekatan PPKM yang mulai terbuka

Yang membuat getir, tak ada satu pun pengunjung di sana. Bahkan, ketika saya memotret bangunan tersebut dari atas motor, tiba-tiba saja saya didatangi oleh seorang tukang parkir. Ia tampak gembira barangkali saya adalah pengunjung pertama oleh-oleh itu. Saat saya mengutarakan keinginan say, ia tampak kecewa. Saya juga kecewa karena belum memiliki uang untuk membeli oleh-oleh di sana. semoga saja di suatu hari nanti, saya bisa membeli oleh-oleh dan tidak melakukan PHP kepada tukang parkir itu.

Beberapa tukang parkir yang hopeless di sebuah pusat oleh-oleh

Meski begitu, saya bisa merasakan bahwa kondisi tersebut menandakan sebuah titik nadir yang sedang dialami kota ini. Bayangkan, satu orang pengunjung yang tampak potensial begitu disambut dengan meriah. Bisa jadi, yang penting mereka mendapatkan uang berapa pun nominalnya. 

Baca juga: Apa Bedanya Batu dengan Malang?

Perjalanan saya pun berlanjut ke sekitar wisata Jatim Park 3. Saya adalah sedikit dari orang Malang yang belum pernah ke sini. Dan juga belum tertarik datang mengunjunginya karena saya kurang suka dengan theme park. Yah, namanya selera tidak bisa dipaksa.

Jatim Park Tutup
Jatim Park 3 yang tutup
 

Walau begitu, saya miris melihat wisata ini yang diportal dengan penjagaan ketat lantaran masih tutup. Pemandangan yang membuat getir adalah di sekitar portal itu terdapat baliho besar mengenai diskon tiket masuk besar-besaran dengan persentase yang cukup tinggi. Kalau saya hitung hampir separuh lebih dari harga normal. Di dekatnya, ada sebuah pengumuman bahwa semua karyawan di sana sudah divaksin. Dua baliho ini menyiratkan betapa napas mereka sudah hampir tercabut. Tinggal beberapa saat lagi mereka akan meregang nyawa. 

Jatim Park Tutup
Papan pengumuman yang tampak getir

Kondisi yang juga hampir sama dialami oleh Jatim Park 2 yang didalamnya ada Eco Green Park, Batu Secret Zoo, dan Museum Satwa. Saya melihat palang besar terpasang dan tak ada aktivitas pengunjung di dalamnya. Rasa miris dan getir yang saya saksikan semakin lengkap kala saya membaca jika Jatim Park Group terancam tutup total jika pandemi masih terus berlangsung. 

Jatim Park 2 yang juga tutup

Tidak hanya Jatim Park 2 dan 3 yang tutup, Jatim Park 1 dan Museum Angkut juga tutup. Beberapa ikon di sekitar pintu masuk tampak rusak dan kumuh. Nah yang cukup membuat mengelus dada adalah bangunan Taman Baca Amin yang ada di dekat pintu masuk tersebut tampak terbengkalai. Kaca-kaca banyak yang pecah. Rumah kaca di sebelahnya pun juga demikian. Bahkan, saya membaca sebuah spanduk jika rumah kaca tersebut disewakan. 

Rumah kaca yang tampak rusak dan disewakan

Asli, spanduk itu yang membuat saya semakin mengelus dada. Tempat ini dulu bagus lho dan sering jadi jujugan wisatawan untuk berfoto atau membaca. Hanya perlu waktu dua bulan untuk mencabut nyawa dua tempat itu. 

Baca juga: Hajar Adrenalinmu di Batu Night Spectacular

Harapan yang barangkali masih menjadi tumpuan adalah kunjungan hotel, villa, dan berbagai bentuk penginapan lain. Efek PPKM juga tentu saja menghantam mereka tetapi mereka masih diperbolehkan untuk beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa hotel dan penginapan tampak masih didatangi oleh wisatawan luar kota terutama Surabaya untuk melepas penat. Mereka tetap memilih berwisata ke Batu meski tidak bisa datang ke tempat wisata. Dengan melakukan staycation, kegiatan berwisata bersama rekan dan keluarga pun bisa mereka lakukan.

Informasi tentang villa yang tampak rusak

Lantaran kondisi wisata Kota Batu yang masih terpuruk, banyak para pelaku wisata yang kini beralih profesi sementara waktu. Ada yang berdagang, bertani, dan lain sebagainya. Perpanjangan PPKM yang tidak pasti membuat mereka harus beradaptasi dengan cepat. 

Banyak warga Batu yang beralih  profesi sementara waktu

Di sebuah jalan, saya melihat baliho besar menggambarkan para penduduk Kota Batu yang sedang bercocok tanam sayur wortel. Baliho ini membuat saya semakin  yakin bahwa masyarakat Batu sudah saatnya kembali bercocok tanam seperti yang mereka lakukan dahulu. Tentu, sambil menunggu keputusan pemerintah terkait pembukaan tempat wisata. 

Baliho besar menggambarkan masyarakat Batu yang berocock tanam

Saya tidak tahu bagaimana format pembukaan tempat wisata nantinya jika PPKM sudah selesai. Apakah harus menyertakan surat vaksin atau sama seperti dulu hanya mengetatkan protokol kesehatan. Kalau menurut saya, untuk sementara waktu bisa dibuka bagi yang sudah vaksin saja smebari menunggu cakupan vaksin bisa lebih luas atau kekebalan alamiah terjadi. 

 Museum angkut yang juga tutup

Saya juga tidak sampai hati melihat tempat wisata tutup terus. Mendengungkan kalimat “Ngapain jalan-jalan-jalan” suka rasanya tak elok. Ada perasaan yang harus dijaga dan asa dari mereka yang masih berharap untuk bisa lagi berkarya dan mendapatkan pemasukan.

Bagaimana menurut Anda?

13 Comments

  1. Oh tetep kerja yah, kirain libur juga kan udah gak ada yang di ajarin di sekolah, ternyata tugasnya bukan cuman ngajar, ngerjain laporan BOS, piket, kegiatan workshop dan masih bnyak lg....

    ReplyDelete
  2. sedih ya, hampir semua wisata begitu. sepi dan banyak yang tergantung dengan wisata harus banting stir

    ReplyDelete
  3. Wah, abruuu aja tadi pagi aku dan suamingobrolin Jatim Park. Kepengen Desember nanti ke sana jalan2 menikmati keindahan Batoe. Ternyata cukup terbengkalai ya kasiaaaaan hiks :( Semoga kelar pandemi semua pariwisata bisa bangkit kembali dan kita bisa bersenang2 lagi bersama keluarga aamiin.

    ReplyDelete
  4. Ternyata bukan cuma disini, di Kota Batu Malang juga banyak tempat wisata tutup ya mas.

    Memang kasihan kalo lihat tempat wisata tutup, bagaimana dengan para pedagang dan juga pemiliknya. Disini juga ada danau buat wisata tutup, rumputnya pada tinggi karena lama tidak dirawat soalnya tidak ada pemasukan.

    Tempat oleh oleh juga ikut sepi, seperti mas Ikrom yang cuma mau motret langsung dihampiri tukang parkir dengan sumringah.

    Semoga keadaan ini cepat berlalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas di mana mana efeknya nyata
      kasian juga
      dan banyak yang terbengkalai

      Delete
  5. Wah, sedih ya lihatnya. Pandemi memang berefek luar biasa untuk seluruh dunia, tidak hanya Batu. Trenyuh juga membaca tulisan Mas Ikrom. Mirip dengan Taman Safari dan Kebun Binatang Bandung yang sempat buka setelah PPKM, karena pendapatan minim, kasihan para hewan hewan yang ada di TSI maupun Kebun Binatang, akhirnya ada beberapa petani dan peternak yang membantu kebutuhan makan hewan hewan koleksi mereka. Semoga Pandemi segera berlalu dan semua diberikan kesehatan, kekebalan dari virus Covid untuk beraktifitas dan berusaha. Salam sehat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas di mana mana efeknya ada
      semoga cepat berlalu ini pandemi

      Delete
  6. yang paling kena dampak pandemi memang di sektor pariwisata. Kasian karyawannya

    ReplyDelete
  7. Sedih mas baca ini. Buat saya Jatim Park selain amazing juga berkesan. Jatim Park adalah tempat saya berbulan madu dengan istri. Setelah menikah saya dan istri tinggal di Bekasi. Saya selalu membayangkan suatu saat bisa ke Jatim Park lagi sambil mengajak anak istri.

    ReplyDelete
Next Post Previous Post