Melayang di Atas Jalanan Surabaya dari Dalam Suroboyo Bus Tumpuk (SBT)

Suroboyo Bus Tumpuk
Suroboyo Bus Tumpuk

Dari beberapa rute Suroboyo Bus, saya belum pernah sekali pun menjajal Suroboyo Bus Tumpuk (SBT).

Bus susun dua laintai ini hanya sering saya saksikan mondar-mandir di jalanan Kota Surabaya. Waktu kedatangan saya di Terminal Bungurasih yang tidak bertepatan dengan keberangkatan bus ini menjadi salah satu alasannya. Padahal, konten video You Tube dan TikTok pengalaman naik Suroboyo Bus Tumpuk ini kerap memenuhi linimasa saya. Alhasil, saya pun penasaran untuk mencobanya.

Pada suatu akhir pekan di tengah padatnya kerjaan di Surabaya, saya mendapati Suroboyo Bus Tumpuk ini sedang terparkir di dekat penukaran sampah plastik. Kebetulan, saat itu saya baru saja menukarkan ratusan sampah gelas plastik untuk menjadi tiket Suroboyo Bus. Selepas menukarkan sampah, saya pun bergegas memasuki bus tersebut dan bertanya pada kondektur apakah bus beroperasi.

Suroboyo Bus Tumpuk
Kondektur Suroboyo Bus Tumpuk

Dewi fortuna sedang menaungi saya. Bus tersebut memang sedang menunggu penumpang. Saya lantas memberikan stiker tiket yang saya punya dan mendapatkan kertas tiket berlaku untuk 2 jam. Masih belum ada satu pun penumpang kecuali satu anak kecil yang dikira oleh kondektur adalah anak saya.

Baca juga: Jelajah Pakuwon Mall dan Surabaya Barat dengan Rute Baru Suroboyo Bus

Rupanya, anak itu adalah salah satu bagian dari geng bocil yang sedang naik bus ini. Dua bocil lain berada di lantai dua yang saya temui saat saya naik ke lantai tersebut. Saat saya tanya, mereka berasal dari Sidoarjo yang akan main ke Royal Plaza Surabaya. Ketiganya masih duduk di bangku kelas 7 SMP. Wah, asyik juga ya jalan-jalannya.

Suroboyo Bus Tumpuk
Naik ke lantai 2
 

Saya langsung duduk di bangku paling depan untuk mengamankan hot seat di Suroboyo Bus Tumpuk ini. Bersebelahan dengan  salah satu bocil yang mengira saya adalah konten kreator You Tube karena merekam aktivitas di dalam bus, tak lama kemudian bus pun meninggalkan Terminal Bungurasih. 

Suroboyo Bus Tumpuk
Bangku-bangku masih kosong

Bus yang dibuat oleh karoseri Laksana ini berjalan cukup pelan. Maklum saja, ukuran bodi bus yang cukup besar membuat keamanan dan kenyamanan penumpang harus tetap diperhatikan. saya sendiri merasakan guncangan yang cukup kuat ketika bus melewati polisi tidur atau jalan yang bergelombang. Meski begitu, keasyikan naik Suroboyo Bus Tumpuk ini jauh lebih menyenangkan daripada kengerian membayangkan goncangan tersebut.

Suroboyo Bus Tumpuk
Suasana Jalanan Kota Surabaya

Mula-mula, saya bisa melihat aktivitas di Kecamatan Waru yang merupakana kecamatan paling terluar dan ramai di Sidoarjo. Banyak pengguna jalan melihat saya dari saat naik bus ini. Beberapa anak kecil melambaikan tangan alias dadah dadah karena senang bisa melihat Bus Tayo tingkat. Saya pun – bak Miss Universe yang sedang melakukan homecoming – juga turut serta melambaikan tangan.

Kecepatan bus mulai bertambah ketika memasuki batas Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya di area Bundaran Waru. Beberapa pengguna jalan lain, baik sopir truk, penumpang bus, atau mobil pribadi juga menatap ke arah kami. Percayalah, naik Bus Suroboyo Tumpuk ini seakan menjadi orang penting untuk beberapa saat. 

Suroboyo Bus Tumpuk
Emak-emak berfoto dulu...

Pemandangan yang bagi saya menakjubkan adalah ketika bus melewati bawah jembatan layang di daerah Cito yang sudah masuk Surabaya. Entah, saya suka dengan gugusan gedung bertingkat yang berpadu dengan jalan layang dan pepohonan tabebuya. Belum lagi, aktivitas dari para Bapak Polisi yang saat ini tengah di sorot.

Baca juga: Naik Trans Jateng Borobudur-Kutoarjo

Mereka sedang melakukan pemeriksaan kelengkapan surat kendaraan dan peraturan lalu lintas lain. Seorang polisi terlihat membawa sebuah plakat sambil melambaikan tangan. Ternyata, ia mengajak warga yang belum vaksin untuk segera vaksin. Wah, semangat ya Pak. Bekerjalah dengan benar. 

Suroboyo Bus Tumpuk
Lantai 1 bus yang hanya muat sedikit orang

Dari Bundaran Cito, sebenarnya ada beberapa jalan yang bisa dilakui untuk menuju arah Jalan A Yani. Saya kaget karena bus ini malah lewat sebuah jalan sempit yang penuh dengan pepohonan. Suara daun dan ranting yang jatuh terkena badan bus pun membuat saya ngilu. Namun itu tak berlangsung lama karena jalan yang dilalui kembali ke badan jalan besar.

Rute Bus Suroboyo Tumpuk ini sebenarnya beririsan dengan Suroboyo  Bus rute Bungurasih-Rajawali. Hanya saja, bus ini tak sampai ke Jalan Rajawali. Bus akan berputar arah di daerah Pirngadi yang masuk wilayah Kecamatan Bubutan. Tepatnya, di sekitar Tugu Pahlawan. Dari daerah tersebut, bus  kembali kea rah Terminal Bungurasih dengan rute yang sama dengan Suroboyo Bus Bungurasih-Rajawali.

Suroboyo Bus Tumpuk
Jalan Raya Darmo

Lantaran ukuran bus yang cukup tinggi, maka Suroboyo Bus Tumpuk tidak masuk ke Terminal Joyoboyo. Sebagai gantinya, bus berhenti di sebuah halte diantara Jalan Wonokromo dan Jalan Raya Darmo. Selain halte tersebut, bus juga berhenti di halte yang sama dengan halte yang dilewati rute Bungurasih-Rajawali. 


Kapasitas penumpang bus ini lebih banyak berada di lantai dua. Di langtai satu, saya hitung tak sampai 10 tempat duduk yang tersedia karena ruangan bus habis digunakan untuk mesin penukar botol, tempat sampah, dan tangga. Kalau saya lihat, penumpang bus ini lebih banyak yang memang niat untuk berwisata. Penumpang yang memang memiliki tujuan tertentu lebih memilih naik Suroboyo Bus rute Bungurasih-Rajawali.

Baca juga: Jajal Rute Baru Teman Bus Jogja

Bus hibah dari salah satu bank swasta ini juga memiliki jam operasional sama dengan Surboyo Bus lain yakni sekitar jam 6 pagi sampai jam 8 malam. Hanya saja, bus ini hanya beroperasi tiap akhir pekan dan tanggal merah. Yah namanya juga bus wisata tentu lebih baik beroperasi saat masa liburan saja.

Suroboyo Bus Tumpuk
Peraturan naik bus yang sama dengan Suroboyo Bus lainnya

Beberapa pengunjung yang baru naik dari Halte Darmo tampak antusias mencoba bus ini. Saya memang melihat antusias warga Surabaya untuk naik transportasi umum memang naik belakangan ini. Terlebih, ketika pembayaran tiket bus tidak lagi hanya menggunakan sampah plastik saja. Opsi tersebut semakin mendorong penumpang untuk naik Suroboyo Bus terutama bus tumpuk ini.

Suroboyo Bus Tumpuk
Keseruan di lantai atas

Untuk aturan naik Suroboyo Bus Tumpuk ini sama dengan aturan Suroboyo Bus lain. Penumpang diwajibkan naik masker dan menjaga ketertiban selama di dalam bus. Penumpang juga dilarang makan dan minum. Satu peraturan lagi yakni penumpang sebenarnya dilarang untuk berdiri ketika bus berjalan terutama di lantai 2. Peraturan yang kerap dilanggar demi alasan pembuatan konten.

Jika ada rezeki, saya rasa Pemkot Surabaya bisa menambah satu armada lagi karena hanya ada satu armada yang beroperasi hingga sekarang. Dengan armada baru, maka pariwisata Kota Surabaya akan kembali bangkit dan mengurangi kemacetan yang terjadi.          

11 Comments

  1. Wahhhh. Bus Tingkat.. 😍😍
    Belum pernah naik bus tingkat sebelumnya. Aku sebnernya bukan pecinta Bis. Berhubung anaknya beseran kadang semisal perjalanan jauh pake bis ini nyiksa banget.. wkwk

    Kalau jarak dekat okelahh..

    Bis yg ada toiletnya.. haha. Aku nggk bisa.. entah knapa.. jadi mending milih naik kereta semisal perjalanan jauh..

    Surabaya keren ya.. surabaya juga jadi salah satu kota yg wajib dicontoh sama kota lainnya, bahkan jakarta. Aku pas pertama kali kesana. Kesan pertamaku. WOW.... Kotanya bagus dan rapi meskipun pas siang agak panas.. hehe 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk iya si mas kalau beseran emang nyiksa
      apalagi klo pas ngetem lama ya

      coba aja mas ke surabaya lagi
      naik ini cuma bayar sampah kok

      Delete
  2. keceeeee.. kirain atapnya terbuka seperti di luar negeri gitu mas. Eh, ternyata malah mirip double decker yang di London karena warnanya pun mendekati. Terus saya jadi nebak-nebak ini bank swastanya yang mana ya yg corporate colornya orange

    ReplyDelete
    Replies
    1. engga mbak tertuutp biar aman
      iya mirip di london ya
      ini banknya mayapada

      Delete
  3. Wooowww!!! Sampe serius aku lihat videonya mas.😁😁 Dan SBT ini boleh dikatakan lebih menarik dari Bus Way yang ada diJakarta kalau saya bilang mah.


    Bus Way di Jakarta malah terkesan monoton tanpa Doubele Decker seperti SBT. Dan baca postingan ini saya jadi keppo sendiri sama Kota Surabaya yang sudah banyak berubah. Hampir seluruh kota surabaya saya hafal, Cuma lihat tampilannya yang sekarang sepertinya sudah banyak yang berubah dan tentunya semakin menarik. Seperti adanya fasilitas Bus SBT.😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh ya mas? kukira ada yang tumpuk yang kelas royal itu
      aku pernah liat pas ke pulogadung apa mana gitu

      Delete
    2. Iyaa tapi bukan busway mungkin mas, Bisa jadi itu bus untuk ke bandara atau wisata.😊😊😊


      Kalau busway yang ada paling bus gandeng doang...Itupun sudah jarang karena udah diganti lagi dengan bus yang non gandeng. Tapi tetap belum Double decker.😊😊

      Delete
    3. mungkin mas soalnya aku liat dari kejauhan dan busnya sama sama gede sih hahahhaha

      iya kalau TJ sampe gandeng tiga ya aku sampe heran gimana kalau pas belok eh ternyata lucu juga

      Delete
  4. Huwaaaa..... Mas Ikrom mah bikin iri maksimal huhuhuhu.
    Kami udah berkali-kali dong ngincar bus tumpuk ini, anak saya sampai bolak balik manyun, tapi selalu aja penuh pas kami ke Bungurasih.

    Jadinya, naik temannya Tayo yang merah itu.

    Pengen banget padahal merasakan naik bus yang tinggi kayak gitu.
    Nggak sabar pengen explore Surabaya lagi, seperti saat sebelum pandemi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo naik mbak ke Royal apa ke TP gitu heheh
      pas weekend

      ini emang cuma satu jadi harus nunggu dulu
      kalau mau niat naik cek aja di aplikasi Gobis mbak tar tau posisi bisnya di mana

      Delete
  5. mauuuu dong naikk ini juga
    semoga ada kesempatan ke surabaya dan cobain
    kalau mau naik ini berarti aku kudu bawa botol minuman bekas cukup banyak ya :D

    ReplyDelete
Next Post Previous Post