V. Lestari Apartemen Lantai 7, Pengungkapan Kasus Pembunuhan dengan Bumbu Cinta Sejenis

Novel V. Lestari
V. Lestari Apartemen Lantai 7

Kalian suka novel dengan genre thriller-kriminal?

Coba sesekali membaca novel karya V. Lestari. Novelis satu ini sudah cukup lama menghasilkan karya dengan genre tersebut. Sudah puluhan karya ia telurkan dan mampu menarik penggemarnya. Salah satu karya yang menurut saya cukup wow adalah Apartemen Lantai 7.

Novel ini termasuk baru jika dibandingkan novel V. Lestari yang lain. Cetakan pertamanya sekitar pertengahan 2000an. Saya pertama kali menemukan novel ini saat SMA di toko buku. Sayang, karena keterbatasan uang, saya belum mampu membelinya. Sudah puluhan perpustakaan dan teman saya hubungi untuk meminjam buku ini tak jua membuahkan hasil. Saya juga sempat berburu buku bekas dan bazar buku murah juga tak ada. Untungnya, selepas melakukan registrasi di iPusNas, saya akhirnya mendapatkan buku ini dengan masa pinjam selama 7 hari.

Kisah Bunuh Diri Aneh Penghuni Apartemen

Saya memang penasaran dengan kehidupan manusia di apartemen. Makanya, setelah saya mengalami sendiri bagaiamana sehari menjadi warga apartemen, saya pun mencoba mendalami kembali apa sebenarnya yang terjalin diantara warga di dalam sebuah apartemen. Bagaimana mereka menghadapi kehidupan sehari-hari dan saling bekerja sama jika ada sebuah masalah. Nah, V. Lestari cukup apik menggambarkan kondisi ini. Gambaran suasana apartemen yang dibumbui dengan sedikit cerita mistis menjadi keunggulan dari novel Apartemen Lantai 7 ini.

Baca juga: Rumpi Kala Hujan; Kenangan Lupus Kecil dari Hilman Hariwijaya

Kisah dibuka dengan kekagetan satpam apartemen bernama Barata, yang melihat dua sosok jatuh dari lantai 7. Ia berusaha menangkap dua sosok itu tetapi hanya mampu menangkap satu diantara keduanya. Tangkapannya pun sedikit meleset sehingga sosok yanhg ditangkap tersebut kepalanya masih terbentur tanah. Kebetulan, sosok yang ditangkapnya adalah seorang anak kecil berusia sekitar 7 tahun.

Sosok satunya tewas di tempat yang merupakan pengasuh dari anak kecil tersebut. Sontak saja, kejadian ini mengundang kehebohan warga apartemen. Ayah dan ibu sang anak tersebut yang bernama Ava dan Rama sangat shock meski masih bersyukur anaknya masih hidup. Mereka pun harus sabar menghadapi cobaan ini karena sang anak masih koma. Keduanya masih tidur saat kejadian berlangsung.

Novel V. Lestari
Lumayan dapat pinjaman gratis di iPusnas

Cerita pun bergulir kepada penyelidikan atas kasus tersebut. Seorang polisi bernama Robin menjalani tugas dengan mengumpulkan berbagai informasi yang mendukung. Ia tahu bahwa Bara- sapaaan Barata – adalah salah satu saksi kunci karena yang pertama kali melihat peristiwa tersebut. Ia pun membantu Bara mengobati lukanya dan mengantarkannya ke rumahnya. Ia juga menyiapkan segala keperluan Bara agar bisa pulih kembali.

Perhatian Robin ini memang wajar karena ia juga berkepentingan untuk penyelidikan kasusnya, Terlebih, Bara ternyata mulanya menyimpan sebuah informasi yang menurutnya tidak penting. Ia melihat sekelebat sosok hitam yang berjalan cepat ketika dua orang tersebut jatuh dari apartemen lantai 7. Bara tak yakin kalau sosok itu adalah sosok nyata bisa saja hanya halusinasi darinya karena ia memang akan mengakhiri tugas di pagi itu setelah begadang semalam akibat piket jaga malam.

Robin pun bergerak cepat dan menemukan fakta bahwa ada sebuah mantel hitam yang sangat berbau menyengat. Anehnya, mantel tersebut bukan milik dari pasutri pemilik kamar apartemen, Ava dan Rama. Dengan begitu, keyakinan bahwa pembantu bernama Ani tersebut sengaja bunuh diri mulai terbantahkan.

Sejak saat itu, Robin semakin intens datang ke apartemen dan ke rumah Bara untuk mendiskusikan apa yang terjadi. Ia pun juga menyelidiki tetangga pasutri Ava dan Rama. Diantara tetangga mereka, sosok pasutri Wijaya dan Evita adalah sosok yang cukup menarik. Keduanya memang sedang berada di luar kota ketika kejadian berlangsung. Namun, di dalam rumah mereka ternyata tersimpan matel hitam yang sama dengan mantel yang ditemukan di rumah kejadian perkara.

Berlanjut Kasus Gantung Diri di Apartemen

Keduanya juga memiliki seorang pembantu bernama Ningsih yang merupakan teman Ani. Sejak kejadian berlangsung, Ningsih tampak murung dan cemas. Saat diinterogasi oleh Robin, ia terus berusaha menutupi apa yang sebenarnya terjadi. Ningsih bertugas menjaga ibu dari Wijaya yang bernama Leoni. Seorang nenek tua yang sangat pemarah dan ketus. Nenek itu hanya duduk di kursi roda meski ia sebenarnya masih bisa mandi sendiri.

Baca juga: Buku Cerita Jadul Perpustakaan Zaman SD yang Masih Terkenang

Beberapa hari setelah kejadian, Bara yang sudah sembuh tiba-tiba menemukan Ningsih berdiri di dekat balkon apartemen lantai 7. Takut kejadian serupa terulang, ia segera menghalau NIngsih untuk masuk ke ruangan apartemen majikannya, Sayang, tak lama sejak kejadian itu, Ningsih ditemukan gantung diri dengan surat pemohonan maaf darinya.

Robin semakin pusing dengan kejadian ini. Ia pun sering berkonsultasi dengan Bara mengenai keanegan dari mantel hitam serta hubungan antara NIngsih dan Ani. Kedua PRT tersebut rupanya memiliki hubungan cinta segitiga dengan seorang lelaki penangguran bernama Gito. Si Gito lebih tertarik dengan si Ani tetapi sudah menghamili Ningsih. Dari hasil otopsi jenazah Ningsih ditemukan fakta bahwa ia sedang hamil satu bulan. Akhirnya, dugaan sementara yang tersebar adalah Ningsih pelaku pembunuhan terhadap Ani dan ia akhirnya bunuh diri.

Di tengah upaya pencarian itu, muncul sosok Nadia yang merupakan adik dari Ava. Nadia masih melajang di usianya yang sudah 30+. Ia menikmati kesendiriannya dengan bebas melakukan apa yang ia mau. Makanya, ia sangat kaget ketika Agung, keponakannnya jatuh dari lantai 7. Nadia hampir selalu menemani Agung di rumah sakit dengan berbicara dengannya dan membacakan cerita meski sang anak sedang koma. Ia juga berusaha memperbaiki hubungan Ava dan Rama yang selalu bertengkar sebelum kejadian itu. Ia yakin dengan usahanya itu, maka Agung bisa sadar kembali.

Pasutri Wijaya dan Evita kemudian semakin sering muncul setelah timbul keanehan pada Leoni. Nenek tua itu sekali dipergoki Evita yang menjaganya bisa berjalan keluar kamar apatemen. Keanehan ini juga didapatkan Bara ketika berjaga di suatu hari. Apa memang benar Leoni lumpuh?

Cinta Sejenis yang Bertepuk Sebelah Tangan

Nadia yang bertemu dengan Bara dan Robin pun juga memiliki keanehan yang sama. Mereka bertiga akhirnya sering bertemu bersama untuk mendiskusikan masalah ini. Ketiganya semakin akrab dan saling menaruh perhatian satu sama lain.

Baca juga: This is Africa; Berani Mencatatkan Perjalanan Hidup di Benua Hitam?

Mulanya, Robin berpikir bahwa Bara menyukai Nadia karena ia sangat bersimpatik pada wanita itu. Namun, Bara ternyata masih trauma menjalin hubungan dengan wanita karena istri dan anaknya meninggal karena kecelakaan. Satpam itu masih betah menyendiri dan ia sangat nyaman dengan keadaan itu.

Lah, tiba-tiba Robin menyatakan bahwa ia menyukai Bara. Polisi tersebut jujur bahwa ia menyukai satpam duda yang memang digambarkan sebagai sosok yang tinggi tegap dan tampan.

Hah? Apa ini miskah??

Saya mulanya mengira setelah Robin menanyakan perihal Nadia, maka ia akan mendekati wanita lajang itu. Paling tidak, setelah Bara mengatakan ia tak tertarik pada Nadia, ia punya kesempatan untuk mendekatinya. Namun, rupanya ia malah jatuh hati pada Bara dan jujur bahwa ia dalah seorang homoseksual.

Meski begitu, Bara tidak langsung menjauhi Robin. Ia sadar bahwa perhatian yang diberikan polisi itu memang cukup berlebihan. Betapa tidak, Robin kerap membelikan Bara makanan dan datang ke rumahnya hingga larut malam. Ia bahkan sudah hafal dengan isi rumah Bara seakan rumahnya sendiri.

Bara pun menceritakan hal ini pada Nadia. Ia juga merasa bahwa Robin adalah seorang homoseksual. Walau demikian, keduanya tetap berkomitmen membantu polisi itu meneruskan penyelidikan kasus kematian dua pembantu di apartemen lantai 7.

Dugaan bahwa Leoni menjadi dalang pembunuhan semakin menguat ketika Evita dan Bara hampir celaka. Setelah peristiwa kematian Ningsih, Evita dan Wijaya pindah ke tempat lain. Mereka merasa apartemen tersebut tidak nyaman lagi untuk ditinggali. Evita ingin melihat kamar mertuanya Leoni bersama Bara. Betapa kaget, tiba-tiba saja ada minyak tumpah di dekat pintu masuk apartemen mereka.

Ketiga sahabat, Bara, Nadia, dan Robin pun akhirnya sepakat untuk menjebak Leoni. Dugaan mereka semakin kuat bahwa Leoni adalah pembunuhnya setelah Agung sadar. Ia bercerita bahwa ada sosok bermantel hitam tinggi yang mendorongnya memakai topeng. Nah topeng tersebut berbau minya khas seperti bau minyak gosok yang dipakai Leoni. Sayang, setelah semua terungkap, Leoni malah terkena stroke dan meninggal.

Sama seperti novel V. Lestari lainnya, pada novel ini juga diceritakan mengenai arwah Agung yang gentayangan bersama anak-anak yang sudah meninggal ketika koma. Saat koma, Agung bertemu sosok Iwan yang merupakan anak Bara dan Dino yang merupakan anak Evita. Mereka kerap bermain bersama di alam lain sana. Evita sendiri mulanya menyimpan dendam karena kematian anaknya disebabkan oleh kelalaian Leoni yang membuat sang anak jatuh dan meninggal.

Namun, Agung bercerita bahwa kematian Dino memang murni kecelakaan. Atas alasan ini, Evita akhirnya memaafkan mertuanya yang sedari dulu tak menyukai dirinya.

Membaca karya V. Lestari memang kerap membuat kepala mengernyit. Jalan cerita yang sering berputar memang menbuat orang yang baru pertama kali membaca karya V.Lestari jengah. Belum lagi dengan kejadian supranatural yang menjadi bumbu pemanis.

Namun, entah kenapa saya malah senang membaca karya penulis yang wajahnya tidak saya ketahui tersebut. Saya mencoba untuk menikmati bahwa ada alam lain yang memang bisa menjelaskan sebuah fenomena atau peristiwa. Walau kadang sedikit absurd, tetapi saya acungi jempol untuk V. Lestari yang membuat saya tetap hanyut dengan rasa penasaran setiap bab yang saya ikuti. 

10 Comments

  1. Hwah senangnya ada ipusnas, bisa pinjam buku tanpa harus datang ke perpustakaan langsung, bukunya juga lumayan lengkap, ya Mas

    ReplyDelete
  2. Lah...trus gimana akhirnya, si nenek yang membunuh ga terkena hukuman berarti? Bagus juga novel nya. Aku malah langsung ingat detektif Conan atau novel2 semacam lima sekawan, trio detektif. He2..soalnya pas udah gede aku berubah haluan, mbacanya novel2 roman seperti karya dee, mira w, dsb

    ReplyDelete
  3. Selama sudah tua, saya jarang baca novel. Ntar kalau sudah buka aplikasi storytel,asyik juga ya. Selamat malam, Mas Ikrom.

    ReplyDelete
  4. Cerita yang penuh Intrix dan misteri. Ternyata novel karya V. Lestari ada versi terbarunya yee mas. Soalnya saya baca novel V.Lestari sewaktu zaman sekolah dulu edisi keluaran pertama. Seperti yang berjudul Miseri bunga tasbih.


    Dan ternyata novel2 karya beliau masih diliris sampai sekarang yaa.😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh ya misteri bunga tasbih ya mas seri awal awal

      Delete
  5. ya Alloh nenek leony ne serem....langsung kebayang kalau dibikin film huhuhu...emang kalau settingnya aparetemn mah ujung ujunge sering ada aja ide cefita yang jatuh, trus pembunuhan atau bunuh diri uang dibumbui keanehan keaneh...tapi yang palingencengangkan justru malah pak polisine loh mas ikrom huhuuu...tapi bara tetep stay cool dan calm ya meski doi ditaksir pak pol nya. Apa di cerpen ini baranya ini digambarkan saking kerennya kali ye wkkwkwk....terus nadya jadine mbi sopo tuh

    yang serem emang bagian klue klue ada sesuatu yang aneh misal mantel item ama minyak gosok...

    novel novel sik jaman sma kuliah aku seding liat di rental komik.. tapi blom pernah pinjam. Tapi seriiing banget liat jadine apal ama namanya...ya setumpukan ama s. mara GD, maria a sardjono, marga T, dll. Nek tunggale dari barat punyae eyang agatha christie. xixixi..aku malah saiki labuh pengen baca sastra jaman jaman penulis lama termazuk v lestari iki deh. Sing cover bukunya jaman biyen khas banget. Cover item trus ada gambar orange atau yang mirip mirip cover buku agatha christie. bukune cilik gitu kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. baranya lebih ke pendiem karena anaknya mati si mbak ga yg wow banget
      makanya heran kok sampe ditaksir polisinya hahahhaha

      Mara GD aku wis sue ga baca
      Marga T juga

      Delete
Next Post Previous Post