Susahnya Naik Trans Semarang dan Trans Jateng di Kota Lama Semarang

Trans Semarang Kota Lama
Bus Trans Semarang melaku di Kawasan Kota Lama Semarang

Kota Lama Semarang tidak lagi menjadi tujuan utama saya ketika datang ke Semarang.

Alasannya tak lain karena tempat ini sudah terlalu ramai. Saya tidak suka keramaian dan bertemu banyak orang di suatu tempat. Agak aneh memang tetapi prinsip ini sudah saya pegang ketika datang ke tempat wisata. Kepala saya langsung pusing dan mood saya langsung turun.

Tentu, saya tak bisa egois menginginkan suatu tempat wisata yang saya datangi sepi. Namun, ada batasan toleransi jika tempat wisata tersebut sudah sesak oleh pengunjung, maka lebih baik saya melipir atau mencari waktu yang sekiranya belum banyak orang berkunjung. 

Naik Trans Semarang ke Kota Lama

Prinsip itu berlaku pada Kota Lama Semarang yang sejak pembebasan batasan kerumunan semakin ramai. Ketika menaiki Trans Semarang ke arah Genuk, saya melihat cukup banyak orang yang bernarsis ria demi mendapatkan kepuasan batin. Tak masalah sih karena itu hak mereka. Akan tetapi, kembali pada prinsip pribadi, rasanya saya tak bisa berlama-lama di sana. Saya hanya ingin tahu perubahan peraturan lalu lintas yang menyebabkan perubahan operasional Bus Trans Semarang dan Trans Jateng di sekitar Kota Lama.

Trans Semarang Kota Lama
Spot terdekat ketika turun dari Trans Semarang

Saya memutuskan untuk mencoba naik Bus Trans Semarang dari arah Petek (Unaki) menuju Kota Lama. Ada beberapa rute bus yang bisa saya naiki. Saya bisa naik Trans Jateng atau Trans Semarang Koridor 3 A dan 7 yang ke arah Genuk. Sebenarnya, jarak dari tempat saya menginap di Unaki dengan Kota Lama Semarang tidak jauh. Jalan kaki pun bisa. 

Baca juga: Kota Bawah Jadi Tempat Wisata? Bisa Gak ya

Meski begitu, saya tetap ingin naik Trans Jateng atau Trans Semarang. Saya juga tak berkenan untuk naik ojek online karena juga cukup dekat. Wong tujuan saya ingin tahu rute baru dua BRT tersebut di sekitar Kota Lama. Maka, selepas mandi sore sekitar jam setengah 4, saya pun menuju halte tepat di depan penginapan saya. Enak bukan?

Trans Semarang Kota Lama
Ekplorasi dengan jalan kaki

Tak perlu waktu lama, Bus Trans Semarang koridor 3A tiba. Saya pun naik dan turun di Halte Damri. Halte ini merupakan halte paling dekat dengan pintu masuk Kawasan Kota Lama Semarang. Letaknya juga tak jauh dari Jembatan Mberok yang jadi ikon pintu masuk Kota Lama Semarang.

Sebelum masuk ke kawasan Kota Lama, saya menyempatkan hunting beberapa bus Trans Jateng dan Trans Semarang dulu. Bus-bus tersebut melaju dengan penumpang yang cukup penuh. Maklum, sore itu adalah jam-jam pulang kerja sehingga menjadi tumpuan para penglaju yang akan pulang di wilayah Kedungsepur (Metropilitan Semarang).

Eksplorasi Kota Lama

Lalu, saya pun masuk ke daerah Kota Lama dimulai dari Jalan Meliwis, saya pun memotret sebentar beberapa bangunan lawas di sana. Entah kenapa, ketika kita berkunjung ke sebuah tempat wisata yang sudah lebih dari sekali kita datangi, rasanya kok hambar.

Baca juga: Perbedaan Trans Jateng dan Trans Semarang

Namun, saya tetap mengapresiasi Pemkot Semarang yang niat merestorasi bangunan lama di kawasan ini dengan benar. Mereka memang melakukan kajian terlebih dahulu dan tidak serampangan membangun sarana penunjang seperti trotoar, bangku, dan lampu taman. Penataannya pas dan masih memperhatikan estetika serta tidak mengubah bentuk asli dari konsep bangunan lama di Kota Lama ini.

Trans Semarang Kota Lama
Restorasi bangunan lama yang ciamik

Berbeda halnya dengan kawasan Kayu Tangan yang dibangun dengan tidak memerhatikan konsep aslinya sehingga mengganggu estetika dan pengguna jalan. Semisal, penataan lampu yang dibuat sekenanya. Jauh sekali jika dibandingkan dengan lampu taman yang dipasang di Kota Lama terlihat apik dan teratur. 

Trans Semarang Kota Lama
Penataan lampu Taman yang oke

Setelah berkeliling di sekitar Kota Lama, saya pun memutuskan untuk rehat sejenak duduk di sebuah bangku yang berada di Jalan Letjend Soeprapto. Sambil duduk, saya melihat seorang ibu starling atau penjual minuman keliling menawarkan dagangannya.

Trans Semarang Kota Lama
Ibu penjual starling

Kok ya pas saat itu saya sedang haus dan butuh asupan air. Maka, saya pun membeli segelas es teh sebagai pegelega dahaga. Hanya dengan 5.000 rupiah saya, saya bisa mendapatkan kenikmatan sederhana tersebut. Sang ibu pun bertanya mengapa saya datang sendirian. Saya hanya tersenyum dan mengatakan lagi ingin sendiri saja.

Padahal dalam hati saya tertawa keras hahahahahhaha.

Modifikasi Rute Trans Jateng dan Trans Semarang

Sambil meneguk es teh, saya mencari keberadaan Halte Trans Jateng dan Trans Semarang. Sebelum covid melanda, saya ingat jika ada dua buah halte Trans Jateng dan Trans Semarang di jalan ini. Saya masih menyimpan foto kenangan saat masih ada Halte Trans Jateng dan Trans Semarang. Saya juga masih ingat pernah menunggu bersama mbak-mbak yang akan naik Trans Semarang. Lha kok sekarang sudah tidak ada?

Trans Semarang Kota Lama
Dulu ada halte di depan gedung ini. Sekarang ke mana??

Rupanya, ada perubahan operasional pada dua BRT tersebut. Perubahan operasional ini disebabkan PT KAI memberlakukan gerbang masuk dan gerbang keluar di area Stasiun Tawang. Akibatnya, jalan di sekitar Stasiun Tawang hanya bisa digunakan searah yakni dari arah barat ke timur. Beberapa jalan di sekitar Kota Lama pun juga mengalami modifikasi sehingga Trans Jateng dan Trans Semarang tidak melewati Jalan Letjend Soeprapto tersebut. 

Trans Semarang Kota Lama
Andai saja mobil dilarang melintas

Dua BRT ini harus memutar di pinggiran kawasan Kota Lama. Saat saya bertanya ke pihak Trans Semarang, mereka mengatakan bahwa saya harus naik dari Bata Johar jika akan kembali pulang atau ke arah Balaikota.

Baca juga: Pro Kontra Mega Proyek Kayu Tangan Heritage

Saya pun akhirnya menuju Pasar Johar dan menemukan sebuah halte yang masih sepi tidak ada orang. Halte ini berada di sisi timur dari Lapangan dekat Pasar Johar. Belum ada orang sama sekali di sana. Belum ada sarana lain yang mendukung operasional dari halte tersebut. Bisa jadi, halte ini akan dioperasikan jika sudah ada kajian lebih lanjut mengenai perubahan rute BRT tersebut.

Trans Semarang Kota Lama
Gereja Blenduk yang masih kokoh

Saya pun mencari lagi di manakah halte Bata Johar dan akhirnya tahu kalau letaknya cukup jauh. Ya sudah, kaki saya sudah tak kuat lagi berjalan. Lebih tepatnya sudah ditunggu rekan di DP Mall Semarang. Saya menyerah dan mengorder ojek online ke mall tersebut. Sayang sekali kawasan Kota Lama Semarang kini mulai susah untuk dijangkau oleh transportasi umum. Semoga saja ada modifikasi rute lagi karena jika harus berjalan sejauh itu rasanya tak kuat.   

2 Comments

  1. Enaknya anak muda, melanglang buana kemana2 ya, Mas Ikrom. terima kasih telah berbagi pengalaman.

    ReplyDelete
Next Post Previous Post