Komentar-Komentar Netizen You Tube yang Unik Nan Lucu

Ilustrasi. CNN Indonesia. 

Mengembangkan channel You Tube menjadi keasyikan sendiri bagi saya.

Mungkin bagi sebagian besar orang yang ingin mengembangkan channel You Tube, monetisasi dan pendapatan adalah hal utama yang dicari. Nah saya malah mencari keasyikan lain yakni mendapatkan komentar unik nan lucu.

Sebenarnya, sejak membuat channel You Tube sejak 2017 lalu dan tidak terlalu niat mengisinya, saya sudah mendapatkan beragam komentar. Padahal, kala itu video yang saya unggah tidak saya edit sama sekali. Polosan dan asal tayang yang penting videonya tidak hilang sekaligus memenuhi ruang ponsel saya.

Datangnya komentar netizen bisa jadi karena video saya muncul dalam beranda mereka. Ini terlihat ketika saya menganalisis dari mana saja para pemirsa video tersebut berasal. Kebanyakan, mereka datang dari fitur penjelajahan. Ketika mereka mengetikkan kata kunci sesuai keinginan mereka, maka video saya akan muncul.

Tidak hanya itu, rupanya video rekomendasi dari video lain yang telah mereka lihat juga membuat video saya muncul pada beranda mereka. Alhasil, mereka pun juga melihat video saya hingga memberikan komentar.

Masuknya komentar yang muncul justru membuat saya semangat. Bahkan, kalau bisa dikatakan, saya lebih senang mendapatkan komentar dibandingkan views yang banyak. Alasannya, dengan adanya komentar yang masuk, maka mereka menyimak dan tertarik dengan video saya. Artinya, video saya memiliki nilai guna di mata mereka.

Beberapa waktu terakhir, harus diakui komentar yang sering singgah adalah komentar yang masuk melalui video bertema transportasi BRT, terutama Suroboyo Bus. Sejak video saya yang banyak ditonton hingga ribuan kali menuai banyak respon dari masyarakat, lama-kelamaan banyak komentar yang masuk pada channel You Tube saya.

Kalau sedang longgar, maka saya akan membalas komentar mereka satu per satu sesuai pertanyaan yang mereka ajukan. Alhasil, saya pun menjadi CS Suroboyo Bus dan Trans Semanggi dadakan. Dari kegiatan ini, saya pun mendapatkan pengalaman kocak dari komentar yang mereka berikan. Bahkan diantaranya membuat saya terpingkal saking lucunya.

Jadi CS Suroboyo Bus

Salah satu komentar yang masuk adalah ada seseorang yang lupa menukarkan stiker voucher botol plastik yang ia miliki. Ia baru sadar bahwa saat ini stiker voucher tersebut tidak lagi berfungsi diganti dengan kertas voucher dan poin pada aplikasi.

Kok komplain ke saya.

Komentar tersebut berisi komplain kenapa stiker botol sudah tidak berlaku. Padahal ia masih menyimpannya cukup banyak. Lah, kenapa komplainnya ke saya? Kan salah alamat. Harusnya kan dia komplain ke pihak Suroboyo Bus atau ke Dishub Kota Surabaya agar bisa ditindaklanjuti. Namun, saya tetap menjawab komentarnya dan menjelaskan kondisi di lapangan. Tidak hanya itu, kebijakan ini juga di luar kewenangan saya.

Komplain lagi

Komentar lain yang unik adalah komentar berisi ketakutan untuk naik transportasi umum, terlebih Suroboyo Bus. Biasanya, komentar ini datang dari mereka yang belum pernah datang ke Surabaya dan berasal dari luar kota. Saya sangat memaklumi ketakutan ini karena saya pun juga akan memiliki keresahan yang sama jika datang ke tempat baru. Apalagi, tempat baru tersebut merupakan kota besar dengan tindak kriminalitas yang cukup tinggi seperti Surabaya.

Makanya, saya mencoba untuk memberi saran dan penguatan agar mereka tidak ragu dalam bertanya kepada kondektur atau petugas di lapangan mengenai rute, tata cara membayar, dan lain sebagainya. Saya juga mengarahkan kepada mereka untuk mengunduh aplikasi GO Bis Suroboyo Bus agar mengetahui informasi akurat mengenai transportasi umum ini.

Komentar yang sering sekali datang adalah mereka yang menanyakan apakah jarak halte bus dengan tempat yang mereka mau jauh. Mereka kerap menanyakan seberapa jauh mereka harus jalan kaki. Saya maklum sekali dengan pertanyaan ini karena memang banyak sekali Halte Suroboyo Bus yang jaraknua jauh dengan tempat-tempat penting. Saya juga maklum jika orang Indonesia memang malas untuk berjalan kaki.

Maap masih pemula

Sebelum mereka mengetahui gambaran umum mengenai kondisi pedestrian dan jarak yang harus mereka tempuh, saya yakin mereka akan enggan menggunakan transportasi umum. Makanya, saya sering mengunggah video berjalan kaki dari Halte Suroboyo Bus menuju tempat tertentu semisal Stasiun. Saya sengaja tidak memotong durasi video ketika berjalan kaki agar mereka paham dan bisa memperkirakan berapa lama mereka harus berjalan.

Komentar unik lain adalah mengenai layanan Teman Bus. Saat ini memang tiket layanan Teman Bus masih gratis. Nah, banyak penonton channel saya yang terus bertanya dan mendesak kapan tiket berbayar diberlakuka. Lha mana saya tahu?

Jika mendapatkan pertanyaan tersebut, biasanya saya menjawab agar mereka terus memantau akun media sosial Teman Bus agar bisa mendapatkan informasi terkini seputar rute, tiket, dan sebagainya.

Nah, komentar unik lain sering saya dapat dari video mengenai penginapan atau hotel, terutama yang murah. Banyak sekali pertanyaan yang masuk dalam kolom komentar mengenai apakah untuk check-in mensyaratkan buku nikah. Hampir setiap minggu, terutama akhir pekan datang pertanyaan itu.

Dalam hati saya ngakak pasti mereka adalah pasangan yang belum menikah dan akan menginap bersama di penginapan yang sudah saya review. Entah sekadar menginap untuk liburan atau melakukan hubungan seksual. Hanya Tuhan dan mereka yang tahu.

Saya pun menjawab sesuai dengan kondisi di lapangan. Jika penginapan syariah maka butuh buku nikah sebagai syarat. Jika bukan, maka tidak perlu menunjukkan buku nikah.

Hayo mau ngapain??


Komentar paling unik diantara segala komentar yang masuk adalah ketika saya mengunggah video di sebuah candi. Tiba-tiba saja komentar yang masuk mengatakan bahwa candi tersebut adalah hasil bangunan Nabi Sulaiman.

Komentar ngaco

Saya pun ngakak sejadi-jadinya kok bisa ia berpikiran seperti itu? Saya pun berpikir bisa jadi ia gemar menonton video editan dengan judul bombastis dengan isi hoaks dan semacamnya. Lalu, selepas ia menonton, munculah video saya sebagai rekomendasi di berandanya. Otomatis, lantaran masih terpatri dengan video sebelumnya, ia pun berkomentar seperti itu. Yah sudahlah anggap saja hiburan.

Meski begitu, di tengah kesibukan saya, komentar yang masuk selalu saya balas. Kegiatan ini jauh lebih menyenangkan dibandingkan membalas komentar teman atau DM teman di media sosial lain.

Kira-kira kenapa ya?    

   

1 Comments

  1. Warbiasah emang netijen +62 ya mas hahahha, aku paling suka baca2 komen orang gini daripada kontennya, kadang baca2 komennya lebih seru, apalagi di tiktok, ampun deh, sampe lupa waktu kadang

    ReplyDelete
Next Post Previous Post