![]() |
Armada Trans Jatim koridor 6 di Terminal Porong |
Beberapa waktu yang lalu, saya berksempatan untuk mencoba bus Trans Jatim Koridor 6.Bus ini merupakan kelanjutan dari beberapa rute Trans Jatim yang sudah beroperasi sebelumnya. Rute koridor ini menghubungkan dua wilayah Gerbangkertosusila yang belum terkoneksi, yakni Porong dan Mojokerto. Kedua wilayah ini memang belum terkoneksi dengan Trans Jatim sehingga sangat perlu angkutan ini.
Di tengah padatnya kesibukan saya yang luar biasa, saya bisa naik bus ini dari Terminal Porong pada hari ketiga setelah peluncurannya. Lantaran belum seminggu, saya masih mendapat tiket gratis dalam masa ujicoba. Tiket gratis ini berlaku hingga tanggal 2 Juni 2025.
Saat tiba di Terminal Porong, saya sudah melihat beberapa bus hijau dengan gambar Patih Gajah Mada yang merupakan Maha Patih Kerajaan Majapahit. Tema dari bus Trans Jatim koridor 6 ini menggunakan nama patih tersebut dan senada dengan koridor sebelumnya yang menggunakan nama pembesar Kerajaan Majapahit. Ada Raden Wijaya, Tribhuwana, dan Suhita. Penggunaan nama ini mungkin diharapkan agar wilayah Jawa Timur lainnya bisa disatukan oleh Trans Jatim sesuai spirit Gajah Mada yang ingin mempersatukan nusantara.
![]() |
Gambar Gajah Mada sebagai ikon |
Di Terminal Porong, ternyata halte untuk Trans Jatim Koridor 6 berada di sebelah selatan bus koridor 1. Bus ini menggunakan armada dari karoseri Tentrem. Berbeda dengan bus koridor 1, untuk bus koridor 6 ini menggunakan dek bawah. Operator dari bus ini adalah PO Bagong yang jasa buy the service-nya dibeli oleh pihak Dishub Jawa Timur.
![]() |
Halte Trans Jatim K6 di Terminal Porong |
Saya segera masuk ke armada bus saat bus ini siap berangkat. Untung saja saat itu masih tidak terlalu ramai. Saya sengaja naik saat hari biasa karena menghindari penumpang yang ingin mencoba naik. Apalagi, esok harinya bertepatan dengan momen libur panjang kenaikan Isa Al Masih.
Bus pun melaju ke daerah arteri Porong. Di sini, penumpang yang mau lanjut bus ke arah Malang, Pandaan, Purwosari, Lawang, dan Singosari bisa turun. Ada kabar akan ada Trans Jatim di Malang Raya dengan 3 koridor, tetapi saya tidak tahu kapan akan meluncur.
![]() |
Helper bus Trans Jatim sedang memberi tiket |
Dari arteri Porong, bus menuju ke Gempol, tepatnya di dekat bundaran yang menuju ke Apollo. Lanjut bus ke arah bundaran Apollo untuk putar balik. Di sini ada sebuah halte di dekat kantor JnT. Bus kembali ke arah utara untuk menuju ke Japanan. Nah, sayangnya, di tempat yang sering menjadi transit penumpang dari arah Malang menuju ke Mojokerto ini, letak haltenya tidak terlalu strategis. Berada di dekat warung yang kurang terlihat. Penumpang bus dari arah Malang yang mau oper Trans Jatim di sini harus berjalan kaki dulu.
Bus melanjutkan perjalanan ke arah Watukosek yang menjadi tempat pelatiha bagi calon anggota kepolisian. Di sini, ada dua halte. Satu halte di dekat Goa Jepang dan satu halte di Pusik Brimob. Setelah itu, bus melaju dan beberapa halte seperti Watesnegoro, Manduro, Wonosari, dan Kecapangan sebelum masuk ke kawasan Ngoro Industri. Di beberapa halte tersebut, ternyata ada penumpang yang naik dan turun. Artinya, masyarakat sekitar sudah tahu bahwa akan ada pengoperasian bus Trans Jatim.
Nah, di daerah Ngoro Industri, letak haltenya ternyata cukup jauh dari perempatan jalan. Berada di dekat sungai, halte ini kurang representatif dan aman untuk naik turun penumpang. Apalagi, banyak penumpang yang naik adalah lansia, ibu-ibu, dan anak-anak sehingga letaknya kurang aman. Keadaan ini diprotes oleh rombongan ibu-ibu yang naik dari halte tersebut. Mereka takut jika ada ular atau hewan lain, terutama saat malam hari.
Kondisi bus stop juga tidak pas di daerah Kembangsri yang berada di dekat semak-semak. Penumpang harus susah payah menunggu bus agar bisa naik dengan nyaman. Entah bagaimana pihak Trans Jatim menentukan posisi halte ini yang jelas menurut hemat saya lebih baik dipindah.
Bus pun melaju ke arah Terminal Mojosari melewati beberapa halte, seperti Jajar, Raya Jasem, dan Pungging. Sesampainya di Terminal Mojosari, bus berhenti sedikit lebih lama untuk pengecekan penumpang. Terminal ini akan bisa lebih hidup dengan adanya Trans Jatim. Sebelumnya, terminal ini cukup sepi dan hanya sering digunakan sebagai tempat jualan OTR makanan viral.
![]() |
Suasana di bagian belakang bus |
Bus pun lantas menuju daerah Bangsal sebelum masuk ke Terminal Kertajaya Mojokerto. Sepanjang dua terminal tersebut, jumlah pemberhentian bus jauh lebih banyak. Ada Hayam Wuruk, Pasar Legi, Stadion, Polres, Gapura Perbatasan, Mojoroto, Pustu Ngrowo, Ngrowo,, Pendowo, RS Sido Waras, Bangsal, dan Jabon. Antusias masyarakat yang akan naik bus ini sepanjang rute ini jauh lebih banyak.
Bus pun akhirnya tiba di Terminal Kertajaya sekitar 1,5 jam dari waktu keberangkatan di Terminal Porong. Dibandingkan rute lain, rute ini menurut saya yang paling pendek. Untuk rute lain, biasanya membutuhkan waktu paling tidak 2 jam perjalanan. Makanya, rute ini cocok digunakan jika mau jalan-jalan menggunakan bus Trans Jatim. Di Terminal Kertajaya, penumpang bisa transit bus koridor 2 arah Surabaya atau koridor 3 arah Gresik via Balongpanggang.
Meski sudah beroperasi, tetapi keberadaan Trans Jatim koridor 6 ini masih berada di bawah bayang-bayang bus kuning yang sudah eksis sebelumnya, Bus ini dioperasikan oleh berbagai PO dan memiliki rute dari Pasuruan menuju Mojokerto PP. Sebagian rute Trans Jatim koridor 6 ini beririsan dengan bus kuning tersebut. Makanya, beberapa halte Trans Jatim dibuat cukup jauh dari tempat ngetem bus kuning, seperti di Japanan dan Ngoro Industri.
![]() |
Bus berhenti di Terminal Mojosari |
Banyak pihak yang mempertanyakan eksistensi bus kuning ini setelah adanya Trans Jatim. Nasibnya serupa dengan bus hijau yang dari arah Surabaya ke Mojokerto PP. Walau tidak dipungkiri sebagian besar penumpang bus kuning akan memilih naik Trans Jatim, tetapi mereka masih punya pasar tersendiri, terutama bagi yang ingin turun tidak di halte.
![]() |
Penumpang turun di Terminal Kertajaya Mojokerto |
Tentu, masih ada kekurangan dari pengoperasian Trans Jatim K6 ini, terutama soal halte, menurut saya kesiapan operasi bus ini jauh lebih siap. Kondektur juga sangat tanggap dan mau mencari halte terdekat dari maksud penumpang. Mereka juga sangat ramah dan sopir bus melajukan kendaraan dengan baik. Semoga keberadaan bus ini bisa membawa kemajuan bagi transportasi umum di Jawa Timur.
Tags
Jalan-jalan