Tulisan AI Menang Lomba Blog; Kok Bisa??

Ilustrasi- viva.id

Beberapa waktu lalu. Alhamdulillah saya berhasil memenangkan lomba blog.

Setelah sekian lama tidak pernah ikut lomba blog karena kesibukan dan memang jarang ada lomba blog, eh tak disangka saat ikut lagi pertama kali tiba-tiba saja menang. Saya sungguh bahagia dan sampai sekarang masih tidak menyangka karena baru menulis di akhir penutupan lomba setelah sempat ragu apakah jadi ikut atau tidak.

Nah, sebenarnya saya sudah tidak mau lagi membahas masalah lomba tersebut toh sudah menang. Namun, saat saya melihat pengumuman lomba tersebut, ada sebuah komentar muncul dari pemenang lain yang memprotes salah satu pemenang.

Protes tersebut berisi keanehan tulisan seorang pemenang lain yang dirasa tak masuk akal. Semisal, adanya momen yang tidak pas jika dirangkai dalam satu kesatuan. Ada momen saat penulis tersebut menceritakan bahwa ia turun dari kereta api pukul 18.30 sementara pada momen selanjutnya ia menuliskan bahwa ia makan malam di dalam kereta pukul 19.00.

Ada lagi momen saat ia melihat sawah berbentuk hati di sebuah daerah yang setelah ditelusuri oleh penulis yang protes tersebut ternyata tidak ada. Saya juga ikut kepo dan memang tak menemukan adanya sawah berbentuk hati.

Kejanggalan lainnya adalah hanya ada sebuah gambar ilustrasi berupa gambar AI dalam tulisan tersebut. Padahal, tema lomba blog yang diberikan adalah tentang perjalanan kereta api. Ya kali tidak ada foto lain di dalam tulisan tersebut.

Saya pun kepo dan mencoba membaca ulang tulisan itu. Saya merasa kok ada yang aneh ya. Seperti bukan orang yang bercerita. Semacam ada feel yang hilang. Saya lantas mencoba membaca tulisan-tulisan lain yang ditulis oleh penulis tersebut dan saya merasakan hal yang sama. Seperti ada bagian yang tidak menyatu antara satu paragraf dengan paragraf lain. Semua tulisan juga hanya terdapat satu ilustrasi gambar AI dan akhirnya saya berkesimpulan bahwa penulis tersebut menggunakan AI dalam tulisannya.

Lantas, mengapa ia bisa menang lomba blog? Apakah tulisannya tidak dibaca dahulu?

Saya tidak mau berspekulasi. Tulisan tersebut pasti dibaca. Sekilas, memang tulisan itu sangat apik dalam merangkai diksi dan menggambarkan suasana sekitar. Contohnya ya soal sawah berbentuk hati tadi. Orang yang sekilas membaca, pasti akan terpikat oleh diksi menarik yang barangkali tidak bisa dibuat oleh penulis lain.

Masalah kohesi dan koherensi sebenarnya masih bisa nyambung, tetapi seperti apa yang saya paparkan sebelumnya, ada yang aneh. Keanehan yang terjadi adalah adanya peristiwa dadakan yang seakan dipaksakan terjadi. Tiba-tiba bertemu dengan si A, tiba-tiba melihat B, dan seterusnya. Tidak bisa halus seperti tulisan seseorang. Saya pun berkesimpulan bahwa tulisan itu dibuat AI karena memang tidak ada rasa yang nyata dari tulisannya.

Tak hanya itu, tentu jika kita menulis sendiri, terutama tulisan narasi, pasti akan membaca ulang dan memastikan segala rangkaian peristiwa masuk akal. Berbeda dengan tulisan tadi yang benar-benar tak masuk akal jika dirangkaikan secara waktu dan kronologis. Makanya, saat ikut lomba blog sebenarnya saya perlu waktu paling tidak 3 hari untuk menulis dan membaca ulang tulisan saya.

Untung saja, saat saya melihat pengumuman lomba tersebut, sang pemenang yang menulis dengan AI sudah didiskualifikasi. Namanya diganti dengan penulis lain yang memang menulis mandiri. Meski begitu, dengan adanya pemenang menggunakan AI ini maka timbul pertanyaan kok bisa ya meloloskan ia sebagai pemenang? Apa tidak dibaca teliti dulu?

Tak hanya itu, munculnya ia sebagai pemenang lomba blog juga membuat peserta lain yang menulis mandiri dengan banyak foto merasa tidak adil. Ngapain juga ikut lomba jika harus kalah dengan modal AI?

Maka, agar tidak terulang lagi, maka mekanisme lomba blog harus benar-benar ketat. Jikalau boleh menggunakan AI, maka tidak boleh penuh dan harus memberikan ruang lebih banyak untuk pikiran sendiri.

1 Comments

  1. omaigodd...
    aku pasti akan berpikir sama, kok bisa lolos tulisan versi AI ini jadi pemenang, sayangnya aku belum membaca tulisan si mantan pemenang ini. Bener juga kalau banyak peserta lain merasa kayak nggak terima, karena merasakan kejanggalan dari cerita yang ditulis, feelnya kayak ada yang lepas gitu

    ReplyDelete
Sebelumnya Selanjutnya