Kemarin, saya melihat sebuah video di RJL 5 soal penangkapan pemilik tuyul di sebuah kampung di Jawa Tengah.
Video ini adalah kelanjutan dari viralnya sebuah video yang menggambarkan sebuah pengumuman di toa masjid agar pemilik tuyul mengaku. Pengumuman tersebut meminta pemilik tuyul mengembalikan uang kepada orang yang dicuri uangnya. Sontak, pemilik RJL 5 langsung mengundang Mas Rizky, orang yang mengumumkan di toa masjid tersebut untuk dimintai keterangan.Mas Rizky pun cerita bahwa banyak orang di kampungnya sudah lama kehilangan uang. Setelah berliku kisah, akhirnya pemilik tuyul pun ketahuan dan mengembalikan uang yang dicurinya, termasuk ke Mas Rizky.
Berbicara soal tuyul, saya sendiri jadi ingat kejadian di kampung saya. Meski saat itu saya masih bocil, tapi saya ingat cerita tentang pesugihan tuyul ini. Ada seorang pemilik toko kelontong di kampung saya - sebut saja Pak R - sering disangka pemilik tuyul.
Ia merupakan salah satu - bahkan mungkin satu-satunya - pemilik toko kelontong yang cukup besar. Tokonya sangat lengkap menjual aneka bahan pokok, mulai beras, minyak, gula, dan sebagainya. Tokonya juga menjual aneka bedak, alat tulis sekolah, baju, mainan anak, bahkan perlengkapan yang tidak ada di toko sekitar.
Pendek kata, ia menguasai perekonomian di kampung saya dalam hal toko kelontong. Sebenarnya, masih ada toko kelontong lain di sekitar kampung saya tapi tidak selengkap toko milik Pak R dan tidak semurah di sana. Jadi, hampir semua orang di kampung saya beli kebutuhan di toko tersebut, termasuk saya dan keluarga.
Awal mula desas-desus Pak R ini memelihara tuyul saat ada anak sekitar 3 tahunan sering menangis saat ada Pak R berjalan di dekat rumahnya. Anak yang baru bicara itu sering berteriak takut. Ia mengatakan bahwa ada anak kecil yang mengganggunya. Padahal, saat itu tidak ada anak kecil yang ada di dekatnya. Hanya Pak R yang lewat.
Setiap Pak R lewat, ia terus menangis. Lantaran jengah, orang tuanya langsung pergi ke paranormal dan memang anak itu sedang memiliki pengelihatan lebih. Ada tuyul yang mau bermain dengannya. Paranormal itu lantas “katanya” bisa menangkap tuyul. Ia lalu memperlihatkan botol minyak kayu putih yang di dalamnya ada tuyul.
Sejak saat itu, anak tersebut tidak lagi menangis dan Pak R tidak pernah pula lewat di sekitar rumahnya. Namun, kini ganti ada anak lain yang menangis di tempat lain. Dia menangis saat bermain bersama kakaknya. Ketika kakaknya ditanya oleh orang tua dan tetangga, ia mengatakan melihat Pak R berjalan sambil meletakkan kedua tangan di belakang. Yah seperti sedang menggendong anak.
Saya ingat sekali agak merinding mendengar cerita ini karena kebetulan tempat ngaji saya berada dekat dengan anak tersebut. Ada teman ngaji yang entah sungguhan atau bercanda mengatakan ada tuyul yang duduk di dekat rumah anak itu saat kami berangkat mengaji. Alhasil, saya dan teman lainnya pun lari terbirit-birit. Pernah suatu ketika saya pulang mengaji sendiri hampir terantuk batu saat melewati rumah itu. Oh ya, anak itu dan keluarganya pindah tak lama setelah kejadian tuyul dan rumah itu menjadi sepi.
Beberapa bulan kemudian, Pak R tiba-tiba saja meninggal. Kata banyak orang sih karena serangan jantung. Perlahan tokonya mulai sepi dan ada toko besar lagi di dekat sana. Orang-orang pun mulai membeli di warung tersebut. Eh beberapa bulannya lagi ganti istri dari Pak R juga meninggal. Saya lupa sebabnya apa.
Sejak kematian pasutri itu, toko milik Pak R makin lama makin tak banyak pembeli dan akhirnya benar-benar bangkrut. Selang bangkrutnya juga tak lama tak sampai setahun. Satu hal yang saya ingat, saat saya mau membeli kue ternyata mereka sudah tutup. Rumah dan tokonya terkunci rapat.
Apakah ceritanya sudah selesai?
Belum pemirsa. Pak R ini punya beberapa rumah di dekat kampung saya dan semuanya masih kosong. Ada satu rumah yang juga saya lewati saat mengaji dan setiap malam lampunya mati nyala mati nyala. Namanya juga anak kecil ya pasti takut. Apalagi, ada bumbu cerita bahwa tuyul dari Pak R masih berkeliaran di kampung dan tinggal di rumah tak berpenghuni itu.
Ada juga seorang mas-mas yang bercerita melihat sosok 3 anak kecil di genting rumah itu. Ia kaget karena sosok itu seakan berjoget ketika ia memompa ban sepeda saat menjelang subuh. Kebetulan, mas-mas tadi berjualan di pasar jadi berangkat ke pasar sebelum subuh.
Lagi-lagi, cerita ini menghebohkan warga sekitar. Saya dan teman ngaji juga auto lari jika melewati rumah itu. Kok ya kebetulan rumah itu tak bertetangga selain rumah mas-mas tadi. Di sekelilingnya hanya ada pohon-pohon. Rumah mas-mas tadi juga sering gelap karena mungkin sedang istirahat.
Seiring berjalannya waktu, cerita tuyul di kampung saya mulai hilang. Rumah-rumah semakin padat dan orang-orang mulai berpikir rasional. Kalau ada tindak pencurian, sekarang sudah terlacak lewat CCTV Kampung.
Entah benar atau tidak, yang jelas cerita tuyul ini masih sama misteriusnya dengan cerita ninja yang menggegerkan Jawa Timur. Kejadiannya juga hampir bersamaan, sekitar 1998-2000. Pokoknya zaman saya masih SD jadi saya mengingatnya sepotong-sepotong.