![]() |
Calon penumpang memadati pool Gunung Harta |
Beberapa waktu yang lalu, saya menggunakan bus Gunung Harta untuk liburan ke Bali.Pemilihan bus ini saya lakukan setelah pertimbangan matang. Mulanya, saya ingin naik mobil travel saja agar tak perlu datang ke pool bus. Saya juga sempat berpikir akan lebih mudah naik mobil travel karena langsung diantar ke tempat tujuan penginapan saya tanpa harus bingung mencarinya.
Namun, saya membatalkan rencana ini karena berpikir akan datang di Bali - tepatnya Denpasar - pada pagi hari. Jika langsung menuju ke penginapan, maka saya bingung akan melakukan apa karena waktu check in biasanya pukul 2 siang. Tak hanya itu, saya harus sabar mengantar penumpang travel dahulu yang tujuannya lebih dekat.
Jarak antar kursi penumpang travel yang sempit membuat saya berpikir ulang. Perjalanan selama 15 jaman membuat kaki saya akan sakit jika duduk di kursi sempit. Saya butuh space lega untuk menyelonjorkan kaki. Maka, pilihan naik mobil travel pun saya urungkan.
Saya akhirnya memilih naik bus leg rest demi kenyamanan. Toh harga tiketnya sama. Meski saya harus ngalah menuju pool PO dan harus mencari alamat penginapan dulu, saya tak masalah. Ada waktu kosong yang bisa saya gunakan untuk berkeliling Kota Denpasar sebelum check in.
Nah, diantara sekian pool PO, saya memilih Gunung Harta sebagai pilihan. PO ini memang menguasai pasar bus dari Malang ke Denpasar. Ada beberapa keberangkatan bus ke Bali dari Malang di pool ini. Tak hanya itu, saya kepincut dengan bangunan baru pool yang baru digunakan beberapa bulan lalu.
Saya pun membeli tiket PP dari Malang ke Denpasar. Sayangnya, petugas tiket di pool ini cukup jutek dalam melayani saya. Tidak ada senyum sama sekali yang diberikan. Padahal, saya kan membayar untuk tiket yang saya beli. Tak apalah, yang penting pelayanan busnya nanti menyenangkan.
Dengan harga tiket 280 ribu rupiah sekali jalan, saya pun datang ke pool bus seusai waktu yang telah ditentukan. Sayang, bus yang akan saya naiki belum datang karena berangkat dari Tulungagung. Molornya waktu bus tiba saya hitung sekitar 1 jaman.
Yah meski demikian, saya beruntung bisa menunggu di pool bus yang nyaman di Malang. Ada colokan listrik yang banyak, ada AC di dalam ruangan, toilet yang bersih, dan area bermain anak. Pokoknya, tak terasa menunggu bus lama karena ruangan yang nyaman.
![]() |
Ruang tunggu di lantai 2 |
Saat bus datang, saya pun langsung duduk di bangku saya. Apes, colokan listrik untuk mengisi daya ponsel tidak bisa digunakan. Untung saja, saya membawa powerbank dua buah jadi aman untuk perjalanan selama itu. TV di depan saya juga tidak bisa digunakan. Padahal, saya ingin sekali melihat TV untuk membunuh waktu.
Saya mendapatkan bantal dan selimut yang nyaman. Selimut saya gunakan mulai awal perjalanan karena AC di dalam bus dinginnya luar biasa. Sebenarnya, pihak bus menyediakan minuman sachet yang bisa diseduh penumpang. Namun, saya tak tertarik mencobanya karena bus berjalan dan pasti minuman akan tumpah. Cukup air mineral yang diberi oleh pihak PO yang saya konsumsi.
![]() |
Ruang tunggu di lantai 1 |
Masalah sopir bus bagi saya wajar saja. Ia tak menyetir dengan ugal-ugalan tapi juga tak lambat. Mungkin alasan ini yang menjadikan PO Gunung Harta banyak diminati. Penumpang akan memilih bus yang sopirnya mengerti medan dan tidak ugal-ugalan.
Sayangnya, saat kembali dari Denpasar, bus yang sedianya berangkat pukul 14.30 WITA menjadi molor pukul 17.00 WITA. Alasan dari PO bus karena kemacetan panjang di Tabanan, Badung, dan Denpasar. Bus yang akan masuk pool terhambat kemacetan. Banyak penumpang sudah tak sabar ingin segera pulang, termasuk saya.
Apesnya, pool Gunung Harta di Denpasar tidak senyaman di Malang. Ruangannya sempit dan dijejali banyak orang yang akan menuju pulang ke berbagai tujuan. Belum lagi kondisi AC yang tidak terlalu kencang membuat suasana menjadi tidak nyaman.
![]() |
Kondisi dalam bus |
Untung saja, bus yang menuju arah pulang tidak rusak chargernya. Saya bisa mengisi daya ponsel saya dengan nyaman. Walau leg rest bus ini tidak sepanjang bus saat berangkat, tetapi bangkunya lebih empuk. Saya bisa tidur lebih pulas.
Untuk servis makan sendiri bagi saya standar, Saat berangkat, saya mendapat menu ramesan seperti ayam goreng, mie, telur, kering tempe, sambal dan kerupuk. Saat pulang, saya mendapat menu yang hampir sama hanya ayamnya dibumbu kecap.
Setelah melakukan perjalanan bersama PO Gunung Harta, sepertinya saya akan mengulanginya lagi saat ke Bali lagi. Saya memang menemukan PO lain yang servisnya jauh lebih baik, tetapi harganya tidak ramah di kantong.
Tags
Jalan-jalan