![]() |
| Program zero waste di KBA Tegeh Sari. - Sumber: KBA Tegeh Sari |
Pulau Bali yang indah sempat mengalami bencana banjir pertengahan September 2025 lalu. Banjir besar yang menelan puluhan korban jiwa tersebut sangat berdampak pada kegiatan warga Bali, terutama kegiatan ekonomi bidang pariwisata.
Tumpukan sampah yang menggunung tampak terlihat dari sisa-sisa banjir. Tumpukan sampah ini merupakan salah satu tanda bahwa masalah sampah merupakan masalah yang cukup serius untuk segera ditangani.
Sampah yang dibuang begitu saja tentu akan mencemari lingkungan dan menyebabkan banjir. Perlu ada upaya untuk mengolah sampah lebih baik lagi agar tidak memyebabkan masalah baru. Upaya ini sudah diinisiasi dengan baik oleh Kampung Berseri Astra (KBA) Tegeh Sari. Kampung ini berada di Banjar Tonja, Kecamatan Denpasar (Denut), Kota Denpasar. Wilayah ini cukup penting karena menghubungkan Denpasar dengan Badung dan Tabanan.
Sejak tahun 2019 lalu, KBA Tegeh Sari telah membuka bank sampah untuk mengumpulkan sampah-sampah yang dihasilkan warga. Meski demikian, sebenarnya program pengolahan sampah yang sistematis di KBA Tegeh Sari sudah dilakukan sejak tahun 90an.
Pengolahan sampah di KBA Tegeh Sari merupakan pengolahan sampah berbasis banjar. Artinya, pihak banjar sangat mendukung penuh dan menjadi inisiator dalam kegiatan ini. Dua tokoh yang berpengaruh terhadap pengolahan sampah di KBA Tegeh Sari adalah Bapak Gede Mantrayasa dan Kepala Lingkungan (Kaling) Bapak I Nyoman Sudarma.
Mereka membuat program apik bernama Banjar Berdaya Sampah. Ada beberapa tujuan program ini seperti mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai guna. Tentu, masyarakat yang sadar akan pengolahan sampah juga menjadi tujuan program ini. Implikasinya, pencegahan terhadap bencana banjir bisa dilakukan karena di daerah ini merupakan daerah rawan banjir.
Bank sampah di KBA Tegeh Sari telah memiliki lebih dari 1.000 nasabah yang aktif dalam menyetorkan sampah untuk didaur ulang, Petugas bank sampah akan memilah dan mencatat sampah yang disetorkan nasabah bank sampah untuk mewujudkan Zero Waste Tegeh Sari. KBA Tegeh Sari juga menggandeng beberapa LSM untuk melakukan sebuah studi proses pengelolaan sampah.
Salah satunya adalah studi ke TPA Suwung yang melibatkan generasi muda di KBA Tegeh Sari. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali proses pengelolaan sampah, mencari data terkait sosial, budaya, dan ekonomi terkait pelaku yang mencari nafkah di kawasan tersebut. Jadi, kegiatan pengelolaan sampah di KBA Tegeh Sari tidak sekadar menyetorkan sampah di bank sampah. Namun, ada tindakan studi lanjutan dan pengenalan pengelolaan sampah terhadap generasi muda.
Tidak hanya pada generasi muda, program pengelolaan sampah juga dipelajari dan diimplementasikan dengan baik oleh ibu-ibu PKK. mereka belajar mengenai pengelolaan sampah yang baik dengan dukungan bantuan peralatan dari Astra. Dukungan ini menjadikan proses pengelolaan sampah menjadi lancar.
Tentu, kegiatan pengolahan sampah tidak akan berjalan lancar tanpa adanya dukungan aturan bagi warga. Sejak Oktober 2024 lalu, pihak Banjar Tegeh Sari akan memberikan imbalan antara 2.000 hingga 12.000 rupiah per kilogram bagi warga yang membawa sampah ke bank sampah untuk dipilah dan diolah. Aturan ini akan membuat warga semakin antusias untuk menyetorkan sampah mereka di bank sampah. Gede Mantrayasa berharap Astra akan terus mendukung kegiatan pengelolaan sampah di KBA Tegeh Sari agar pengelolaan sampah di banjar dapat berkembang menjadi sistem yang lebih efisien.
Selain manajemen sampah, KBA Tegeh Sari juga memiliki program ketahanan pangan yang didukung pula oleh Astra. Ada program kegiatan pembibitan berbagai jenis sayuran, pengolahan pupuk kompos, dan pengolahan sampah organik. Berbagai kegiatan tersebut diharapkan menghasilkan ketahanan pangan di wilayah KBA Tegeh Sari sehingga warga di sana bisa menikmati budidaya sayuran yang dihasilkan.
Warga KBA Tegeh Sari juga memanfaatkan lahan tidur atau lahan yang tak terpakai untuk menanam berbagai jenis sayuran. Bantaran sungai yang dulunya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, kini juga digunakan sebagai tempat penanaman sayuran. Kegiatan ini tidak hanya membuat lingkungan menjadi indah, tetapi juga berdampak pada berkurangnya daerah rawan banjir.
Sebelum adanya kegiatan ini, daerah ini pernah dilanda banjir besar seperti pada tahun 2016. Sejak adanya program berkelanjutan yang didukung Astra, dampak banjir seperti pada pertengahan September 2025 lalu bisa diminimalisasi dan dicegah.
Berkat upaya yang sudah dilakukan selama beberapa waktu, Banjar Tegeh Sari mendapatkan predikat Kampung Berseri Astra (KBA) pada gelaran Satu Astra Awards 2020. Banjar Tegeh Sari dan Astra pun bersepakat untuk melakukan upaya peningkatan kegiatan pengelolaan sampah sehingga tujuan program Banjar Berdaya Sampah bisa terpenuhi dengan baik.
Semoga kegiatan dan upaya KBA Tegeh Sari ini juga dilakukan oleh banjar lainnya di Bali, terutama di Kota Denpasar. Selain untuk mencegah banjir, upaya untuk mewujudkan Bali yang hijau juga bisa dicapai. Bali yang juga bisa menumbuhkan pariwisatanya lewat berbagai kegiatan yang memperhatikan lingkungan hidup.
Sampah yang dibuang begitu saja tentu akan mencemari lingkungan dan menyebabkan banjir. Perlu ada upaya untuk mengolah sampah lebih baik lagi agar tidak memyebabkan masalah baru. Upaya ini sudah diinisiasi dengan baik oleh Kampung Berseri Astra (KBA) Tegeh Sari. Kampung ini berada di Banjar Tonja, Kecamatan Denpasar (Denut), Kota Denpasar. Wilayah ini cukup penting karena menghubungkan Denpasar dengan Badung dan Tabanan.
Sejak tahun 2019 lalu, KBA Tegeh Sari telah membuka bank sampah untuk mengumpulkan sampah-sampah yang dihasilkan warga. Meski demikian, sebenarnya program pengolahan sampah yang sistematis di KBA Tegeh Sari sudah dilakukan sejak tahun 90an.
Pengolahan sampah di KBA Tegeh Sari merupakan pengolahan sampah berbasis banjar. Artinya, pihak banjar sangat mendukung penuh dan menjadi inisiator dalam kegiatan ini. Dua tokoh yang berpengaruh terhadap pengolahan sampah di KBA Tegeh Sari adalah Bapak Gede Mantrayasa dan Kepala Lingkungan (Kaling) Bapak I Nyoman Sudarma.
Mereka membuat program apik bernama Banjar Berdaya Sampah. Ada beberapa tujuan program ini seperti mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai guna. Tentu, masyarakat yang sadar akan pengolahan sampah juga menjadi tujuan program ini. Implikasinya, pencegahan terhadap bencana banjir bisa dilakukan karena di daerah ini merupakan daerah rawan banjir.
![]() |
| Bank sampah yang sudah dibuka sejak 2019. - Sumber: KBA Tegeh Sari |
Bank sampah di KBA Tegeh Sari telah memiliki lebih dari 1.000 nasabah yang aktif dalam menyetorkan sampah untuk didaur ulang, Petugas bank sampah akan memilah dan mencatat sampah yang disetorkan nasabah bank sampah untuk mewujudkan Zero Waste Tegeh Sari. KBA Tegeh Sari juga menggandeng beberapa LSM untuk melakukan sebuah studi proses pengelolaan sampah.
![]() |
| Warga bersemangat mengumpulkan sampah ke bank sampah. - Sumber: KBA Tegeh Sari |
Salah satunya adalah studi ke TPA Suwung yang melibatkan generasi muda di KBA Tegeh Sari. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali proses pengelolaan sampah, mencari data terkait sosial, budaya, dan ekonomi terkait pelaku yang mencari nafkah di kawasan tersebut. Jadi, kegiatan pengelolaan sampah di KBA Tegeh Sari tidak sekadar menyetorkan sampah di bank sampah. Namun, ada tindakan studi lanjutan dan pengenalan pengelolaan sampah terhadap generasi muda.
![]() |
| Generasi muda KBA Tegeh Sari dan LSM melakukan studi ke TPA Suwung. - Sumber: KBA Tegeh Sari |
Kegiatan studi ini bertujuan agar generasi muda di KBA Tegeh Sari bisa memberikan solusi untuk masalah sosial dan lingkungan. Kegiatan tersebut juga didukung oleh Astra dan PPLH Bali sehingga bisa sukses dengan hasil survei yang dipresentasikan dalam bentuk nyanyian, infografik, dan drama.
![]() |
| Hasil survey masalah sampah di TPA Suwung. - Sumber: KBA Tegeh Sari |
Tidak hanya pada generasi muda, program pengelolaan sampah juga dipelajari dan diimplementasikan dengan baik oleh ibu-ibu PKK. mereka belajar mengenai pengelolaan sampah yang baik dengan dukungan bantuan peralatan dari Astra. Dukungan ini menjadikan proses pengelolaan sampah menjadi lancar.
Tentu, kegiatan pengolahan sampah tidak akan berjalan lancar tanpa adanya dukungan aturan bagi warga. Sejak Oktober 2024 lalu, pihak Banjar Tegeh Sari akan memberikan imbalan antara 2.000 hingga 12.000 rupiah per kilogram bagi warga yang membawa sampah ke bank sampah untuk dipilah dan diolah. Aturan ini akan membuat warga semakin antusias untuk menyetorkan sampah mereka di bank sampah. Gede Mantrayasa berharap Astra akan terus mendukung kegiatan pengelolaan sampah di KBA Tegeh Sari agar pengelolaan sampah di banjar dapat berkembang menjadi sistem yang lebih efisien.
Selain manajemen sampah, KBA Tegeh Sari juga memiliki program ketahanan pangan yang didukung pula oleh Astra. Ada program kegiatan pembibitan berbagai jenis sayuran, pengolahan pupuk kompos, dan pengolahan sampah organik. Berbagai kegiatan tersebut diharapkan menghasilkan ketahanan pangan di wilayah KBA Tegeh Sari sehingga warga di sana bisa menikmati budidaya sayuran yang dihasilkan.
Warga KBA Tegeh Sari juga memanfaatkan lahan tidur atau lahan yang tak terpakai untuk menanam berbagai jenis sayuran. Bantaran sungai yang dulunya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, kini juga digunakan sebagai tempat penanaman sayuran. Kegiatan ini tidak hanya membuat lingkungan menjadi indah, tetapi juga berdampak pada berkurangnya daerah rawan banjir.
![]() |
| Proses pembersihan bantaran sungai untuk dijadikan kebun sayuran. - Sumber: KBA Tegeh Sari |
Sebelum adanya kegiatan ini, daerah ini pernah dilanda banjir besar seperti pada tahun 2016. Sejak adanya program berkelanjutan yang didukung Astra, dampak banjir seperti pada pertengahan September 2025 lalu bisa diminimalisasi dan dicegah.
Berkat upaya yang sudah dilakukan selama beberapa waktu, Banjar Tegeh Sari mendapatkan predikat Kampung Berseri Astra (KBA) pada gelaran Satu Astra Awards 2020. Banjar Tegeh Sari dan Astra pun bersepakat untuk melakukan upaya peningkatan kegiatan pengelolaan sampah sehingga tujuan program Banjar Berdaya Sampah bisa terpenuhi dengan baik.
Semoga kegiatan dan upaya KBA Tegeh Sari ini juga dilakukan oleh banjar lainnya di Bali, terutama di Kota Denpasar. Selain untuk mencegah banjir, upaya untuk mewujudkan Bali yang hijau juga bisa dicapai. Bali yang juga bisa menumbuhkan pariwisatanya lewat berbagai kegiatan yang memperhatikan lingkungan hidup.
Tags
Catatanku
.webp)

.jpg)
.webp)


Program kayak gini harusnya ada di setiap desa atau kecamatan di Indonesia, beuh... Pasti keren banget dan Indonesia bisa bebas dari masalah sampah.
ReplyDelete