Sampai Kapan Kamu Bertahan Jadi Blogger?

Ilustrasi

Pertanyaan ini sering hinggap di kepala saya akhir-akhir ini.

Pertanyaan yang sering muncul ketika saya mengunggah tulisan saya. Seringkali banyak pertanyaan yang juga hinggap. Namun, hanya pertanyaan ini yang sering saya elaborasi lebih dalam pikiran saya.

Terlebih, setelah saya menulis blog biasanya melanjutkannya dengan blogwalking ke beberapa blog milik rekan blogger. Saat melakukan kegiatan itu, saya sering mendapat hal tak terduga yang membuat saya miris.

Banyak blog rekan blogger yang sudah lama tidak diperbaharui tulisannya. Ada yang sebulan, enam bulan, setahun, bahkan dua tahun. Ada yang menuliskan bahwa ia hiatus ngeblog selama beberapa tahun dengan berbagai alasan. Ada blog milik mereka yang sudah tidak lagi diperpanjang domainnya.

Diantara semuanya, ada domain blog milik beberapa rekan yang sudah beralih menjadi situs judi online. Saya tak menemukan versi blogspot dari blog mereka untuk bisa saya singgahi. Seperti bertamu di rumah kawan lama yang sudah berganti menjadi tempat hiburan malam. Miris, sedih, dan ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan.

Saya sering menarik napas panjang jika menemukan blog seperti ini. Terkenang akan pemiliknya yang dulu begitu semangat menceritakan berbagai pengalamannya. Terkenang akan mereka yang tidak lupa dan rajin singgah di blog saya untuk berbagi pendapat dan ide.

Semua memang berubah sejak era media sosial seperti Youtube, Tiktok, dan Instagram. Belum lagi, kini muncul Threads yang menarik banyak blogger untuk ikut berkonten di sana. Blog tak lagi seramai dulu. Tak lagi penuh dengan penghuni yang dulu begitu antusias mengisinya dengan aneka konten yang menarik.

Blog kini bagaikan perkampungan yang sudah lama ditinggalkan penghuninya. Seakan menjadi perkampungan yang akan tergusur proyek jalan tol. Kesempatan dan harapan untuk bersinar di platform lain menjadi daya dorong untuk meninggalkannya. Pahit untuk mengatakannya, tapi inilah kenyataannya.



Namun, saya merasa masih nyaman untuk tetap ngeblog dan mengisi rumah saya sebaik-baiknya. Saya rutin membersihkan debu dan kotoran dengan tulisan terbaru saya. Saya masih rajin mempercantik tampilan dengan aneka konten yang saya buat sedemikian rupa. Meski saya tahu, tamu yang datang ke rumah saya tak seramai dulu. Bahkan beberapa diantaraya adalah tamu tak diundang berupa komentar dari akun judi online dan semacamnya.

Ada satu dorongan kuat yang membuat saya bertahan di rumah lama ini. Tak lain, sejak kecil saya telah memimpikan untuk memiliki rumah ini. Sejak internet pertama kali saya kenal, yakni era 200an, saat saya masih SD, ada impian yang begitu ingin saya wujudkan.

Apalagi kalau bukan memiliki website dan blog sendiri dengan nama saya. Impian untuk bisa mengisi blog dengan segala tulisan hasil pemikiran saya. Saat impian tersebut berhasil saya raih, rasanya berat untuk melepasnya. Bukan lagi masalah job dan semacamnya, tetapi blog dan saya sudah seakan menyatu antara satu dengan yang lainnya. Saya adalah blog dan blog adalah saya.

Kalau mengingat masa kecil, saat saya melihat portal web seperti Astaga, Plasa, dan sejenisnya, rasanya saya sedih saat semuanya kini tinggal kenangan. Alhasil, saya tidak ingin blog saya bernasib sama. Hanya tinggal kenangan berupa potongan gambar atau tulisan. Sirna seiring dengan waktu yang terus berputar. Makanya, kini saya semaksimal mungkin untuk memperpanjang domain blog saya. Entah sampai kapan saya bisa melakukannya, yang jelas sebisa mungkin jangan sampai domain blog saya menjadi situs judi online dan diblokir oleh Komdigi.

Tampilan domain blog milik rekan blog yang sudah tidak aktif.



Bagaimanapun, blog sudah membuat saya banyak dikenal oleh banyak orang. Saya juga bisa bertemu rekan blogger tak hanya dari Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Saya juga mendapat kesempatan untuk bertemu orang penting, menimba ilmu dari mereka, serta berkolaborasi berkat blog yang saya bangun. Berbagai materi dan barang hadiah juga saya dapatkan juga dari ngeblog. Sekali lagi, rasanya berat untuk meninggalkan blog.

Saya tahu saat ini kesempatan untuk mendapatkan job ngeblog tak seramai dulu. Penghasilan adsense blog juga turun drastis semenjak adanya AI. Biaya memperpanjang domain blog juga makin lama makin naik. Walau demikian, semangat untuk berbagi lewat blog janganlah sampai hilang. Percayalah, amal kebaikan kita saat berbagi tulisan lewat blog akan terus mengalir. Jadi, saya masih bangga menjadi seorang blogger sampai kapan pun.

2 Comments

  1. Tetap semangat ya Mas.
    Saya pun merasakan hal yang sama Mas, walau saya emang termasuk jarang aktif sih, tapi saat aktif nulis lagi dan banyak teman yang udah menghilang, rasanya begitu sepi.

    ReplyDelete
  2. Blog sedang masuk era kegelapan mas, kalo gak mau dibilang suram. Tp siapa tau habis badai ada pelangi yang indah kan

    ReplyDelete
Sebelumnya Selanjutnya