![]() |
| Ilustrasi - Antara |
Di tengah perhelatan SEA Games 2025 yang diadakan di Thailand, tiba-tiba saja negara tuan rumah tersebut menyerang tetangganya, Kamboja.
Serangan tersebut merupakan balasan atas apa yang dilakukan oleh militer Kamboja di Provinsi Ubon Ratchathani yang menewaskan seorang tentara Thailand. Praktis, dua negara tetangga Indonesia itu kembali bertempur di perbatasan yang kaya akan budaya. Tiap hari rasanya ada saja kengerian yang dilakukan oleh kekuatan militer kedua negara tersebut.
Uniiknya, serangan ini bertepatan dengan pembukaan SEA Games 2025. Kok ya pas tuan rumahnya Thailand. Jadi, gelaran SEA Games kali ini bertepatan dengan perang dua negara ASEAN. Tak lama setelah pembukaan, Kamboja mengumumkan bahwa mereka menarik semua kontingennya alias batal ikut serta dalam SEA Games kali ini. Praktis, gelaran SEA Games tahun ini hanya diikuti oleh 10 peserta.
Konflik kedua negara sebenarnya sudah terjadi lama. Salah satu penyebab yang saya ikuti adalah perebutan kompleks candi di perbatasan kedua negara. Perebutan ini kemudian menjalar ke berbagai kehidupan.
Dalam kaitannya dengan pageant, konflik Kamboja dan Thailand sudah menganga pada gelaran Miss Grand International 2024. Saat itu, Kamboja dan Thailand menjadi tuan rumah bersama. Masa karantina akan digelar di Kamboja, sedangkan malam final dan rangkaian selanjutnya akan digelar di Thailand.
Sebagai pageant lover, saya dan banyak penikmat pageant cukup antusias karena akhirnya gelaran MGI digelar di luar Thailand. Terakhir kali, MGI digelar di Indonesia pada 2022. Indonesia sukses menggelar acara ini dengan panggung megah dan acara karantina yang luar biasa.
Sayangnya, gelaran MGI 2024 malah menjadi api konflik kedua negara. Inti permasalahannya kurang jelas. Hanya saja, presdir MGO, Nawat Itsaragrisil dari Thailand merasa Kamboja tidak all out dalam menyiapkan gelaran ini. Ada banyak permintaan dari dia yang tidak bisa dipenuhi oleh pihak Kamboja.
Salah satunya adalah mengenai kapal pesiar yang akan digunakan sebagai acara makan malam. Paparan media kala itu, Nawat marah dan kecewa karena kapal pesiar yang tersedia sangat tidak layak. Peserta harus duduk di kursi plastik dengan menu makanan yang ala kadarnya.
Informasi ini segera dibantah oleh pihak Kamboja. Mereka mengatakan bahwa sebenarnya mereka sudah menyediakan kapal yang bagus dan layak. Makanan pun juga sudah disiapkan. Namun, tiba-tiba saja Nawat memesan dadakan kapal pesiar yang akhirnya jauh dari kata layak.
Alhasil, Nawat pun memutuskan Kamboja tidak jadi tuan rumah lagi. Semua peserta lalu diterbangkan kembali ke Bangkok. Lisensi Miss Grand Kamboja diputus dan wakil Kamboja pun mundur. Jadi, sebelum mundurnya kontingen SEA Games Kamboja tahun ini, huru-hara juga pernah terjadi saat gelaran Miss Grand Internasional 2024.
Kebencian diantara kedua negara ini memang sudah di ubun-ubun. Walau kadang kebencian ini pernah juga muncul antara Indonesia dan Malaysia, tetapi ekskalasi kedua negara tidak pernah dan jangan sampai menimbulkan perang. Cukup konfrontasi 1960an saja menjadi sejarah kelam.
![]() |
| Medan ekskalasi Thailand - Kamboja. BBC |
Di media sosial, perang propaganda antara Thailand dan Kamboja juga pernah terjadi. Setiap ada eskalasi pasti ada propaganda yang mengemuka. Pihak Kamboja banyak yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Thailand adalah sebuah invasi yang melanggar kedaulatan negara.
Terlebih, militer Thailand berhasil menguasai beberapa desa milik Kamboja di perbatasan. Mereka merusak bendera Kamboja dan menggantinya dengan bendera Thailand. Warga pun mengungsi di berbagai titik pengungsian.
Sementara itu, pihak Thailand menegaskan bahwa Kamboja adalah sarang kriminal. Makanya, mereka menargetkan banyak kasino judi di perbatasan. Kedaulatan negara juga menjadi dasar serangan Thailand yang makin aktif dengan jet tempur dan roketnya.
Harus diakui, kekuatan militer Thailand lebih kuat. Alhasil, banyak tentara Kamboja yang gugur meski jumlahnya masih simpang siur. Namun, ada satu pemandangan cukup miris saat melihat konflik keduanya.
Tentara Thailand banyak yang mencari war trophy dar tentara Kamboja.War trophy adalah simbol kemenangan sebuah kekuatan dengan merampas apa yang dimiliki oleh pihak lawan. Militer Thailand banyak yang merobek baju tentara Kamboja untuk mengambil badge atau tanda kebesaran mereka.
![]() |
| Badge tentara Kamboja yang diambil oleh tentara Thailand |
Dengan begitu, mereka akan puas dan menandakan mereka menang atas lawannya yang sudah tidak berdaya. Banyak cuplikan video menayangkan tentara Thailand dengan bangga merobek badge bergambar candi dari tentara Kamboja. Bahkan, ada tentara Kamboja yang sudah gugur tetapi tentara Thailand merobek badge tersebut sambil tertawa puas.
Sungguh, saya melihatnya dengan getir. Belum lagi, ada tentara Kamboja yang masih hidup memohon ampun agar mereka tidak melakukannya. Namun, tentara Thailand terus merusak badge tersebut. Bak serigala yang sedang melucuti bulu mangsanya.
Banyak pihak, bahkan di Thailand sendiri merasa tindakan tentara Thailand tersebut berlebihan. Memang, ada larangan untuk tidak menghinakan jenazah atau tubuh musuh yang sudah kalah. Walau demikian, mengambil badge bukan termasuk yang dilarang. Namun, tetap saja hal itu tindakan yang keji dan amoral. Meski kita semua tahu, kekejaman perdagangan orang di Kamboja juga sangat mengerikan.
Entah sampai kapan perang ini berlangsung. PM Thailand sendiri mengatakan tidak akan mundur apapun yang terjadi.
.jpeg)
.jpeg)
