Mengapa Thailand dan Kamboja Tidak Mengelola Candi Preah Vihear Bersama?

Candi Preah Vihear. - Dok. Getty Images

Pertanyaan itu timbul setelah saya membaca lebih saksama awal mula konflik antara Thailand dan Kamboja.

Akar konflik ini timbul karena sengketa batas wilayah yang memisahkan kedua negara. Batas wilayah yang dibuat oleh Prancis pada abad ke-19 membuat seujung kuku wilayah menjadi rebutan keduanya. Apalagi kalau bukan area Candi Preah Vihear.

Candi ini sebenarnya memiliki ikatan sejarah panjang dengan Kamboja. Pembangunannya dilakukan secara bertahap oleh raja-raja Kekaisaran Khmer mulai abad ke-9 hingga ke-12 Masehi. Candi bercorak Hindu ini didedikasikan untuk penyembahan Dewa Siwa, dan merupakan mahakarya arsitektur Khmer.

Pembangunannya dimulai oleh Raja Yasovarman I, namun mayoritas struktur dibangun di era Raja Suryavarman I dan Suryavarman II, menampilkan lima gapura megah dan jalan setapak sepanjang 800 meter yang menghubungkan kuil dengan pemandangan spektakuler.

Eksotiknya Candi Preah Vihear ini menyebabkan daya tariknya yang cukup besar untuk pariwisata. Terlebih, pemandangan alam pegunungan yang indah membuat siapa saja akan tertarik. Vibesnya mirip istana Ratu Boko di Sleman, Yogyakarta. Pengunjung bisa melihat lansekap peguungan dengan payungan awan yang cantik.

Masalahnya, candi ini memang berada di wilayah Kamboja. Namun, akses pintu masuk yang paling mudah adalah dari arah Thailand. Jika dari arah Kamboja, pengunjung harus menaiki tebih setinggi 500 meter yang sangat mustahil untuk dilalui. Jika diumpamakan, akses pintu masuk ini mirip dengan Candi Prambanan.

Ilustrasi. - Tiktok Swipedia Labs

Pengunjung Candi Prambanan akan mudah dan diarahkan untuk lewat melalui Prambanan Klaten meski sebagian besar bagian candi berada di wilayah Prambanan Jogja. Akan tetapi, Candi Prambanan adalah milik negara Indonesia jadi masalah pintu masuk ini tidak terjadi.

Ilustrasi. - Tiktok Swipedia Labs


Berbeda halnya dengan Candi Preah Vihear. Akses paling mudah dari sisi Thailand dijaga ketat oleh tentara negara Gajah Putih. Sejak konflik berlangsung, Thailand seakan menutup akses ini dari para pelancong sejak 2008. Praktis, pengunjung tidak bisa datang dari arah Distrik Si Sa Ket's Kantharalak, distrik paling ujung di tenggara Thailand.

Pintu masuk candi dari arah Thailand yang sudah ditutup. - Bangkok Post


Kamboja sebagai negara yang mengklaim dan mendapatkan status kepemilikan candi ini pun membuat tangga dari loket. Pengunjung bisa menaiki tangga untuk sampai ke candi dari arah Kamboja. Proses naiknya anak tangga ini juga diawasi oleh tentara kedua negara. Bisa dibayangkan kan tidak nyamannya seperti apa?

Pada tahun 2013, Mahkamah Internasional (ICJ) menuntut kedua pihak untuk menarik tentara mereka yang ditempatkan di depan reruntuhan candi di sisi Kamboja. Namun, keputusan pengadilan mengizinkan Thailand dan Kamboja untuk mengerahkan pasukan patroli perbatasan di perbatasan luar. Artinya, tentara kedua negara masih diperbolehkan untuk berpatroli di sekitar candi asal tidak masuk ke area candi.

Meskipun resolusi Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa Thailand dan Kamboja harus mencari kesepakatan bersama untuk mengembangkan secara bersama-sama wilayah di dalam dan sekitar kompleks candi Preah Vihear, belum ada perbaikan sejak gencatan senjata pada tahun 2011.

Dulunya merupakan tempat wisata populer, Kamboja telah menghalangi akses ke reruntuhan candi Preah Vihear dari wilayah Thailand selama lebih dari satu dekade. Jadi, pengunjung dari arah Thailand tidak akan bisa masuk ke candi karena sudah dihalangi oleh Kamboja. Tak heran Thailand begitu marah dan benci dengan Kamboja sehingga melakukan pengeboman dari jarak jauh terhadap candi ini beberapa waktu yang lalu. Candi ini pun hancur dan sementara tidak bisa dikunjungi.

Ilustrasi. - Tiktok Swipedia Labs


Sebenarnya, kedua negara bisa saling bekerja sama untuk mengelola candi ini. Semisal, untuk akses masuk bisa tetap dari Thailand. Keduanya bisa bernegosiasi berapa persen keuntungan yang bisa didapatkan. Thailand juga bisa menjual atraksi di daerahnya yang dekat dengan candi. Semisal tarian, drama, dan lain sebagainya.

Contoh nyatanya adalah Jogja yang menjual sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Mereka mmebuka akses dari arah Jogja agar pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan ini dengan latar Candi Prambanan. Kegiatan ini hanya dilakukan pada malam hari. Sementara, jika pagi hari pengunjung tetap harus masuk dari wilayah Klaten. Sebagai informasi, pembagian wilayah Candi Prambanan ini juga hasil dari Perjanjian Giyanti yang bisa saja menimbulkan konflik antara Yogyakarta dan Surakarta yang saat itu menguasai Klaten.

Kita lihat saja bagaimana kelanjutannya. Pendaftaran candi ini sebagai warisan dunia UNESCO milik Kamboja memang membuat Thailand makin marah. Terlebih, Thailand ini tipe orang yang sebenarnya ramah dengan tagline land of smile-nya. Namun, jika mereka diusik, kemarahan mereka akan luar biasa.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya