Mengintip Wakil Indonesia pada Kontes Kecantikan Zaman Jadul

indri hapsari soeharto runner up miss international 1977
Indri Hapsari S., wakil Indonesia menjadi pemenang ketiga Miss International 1977. http://lempimissit.suntuubi.com


Mohon maaf ya pembaca sekalian, saya belum bisa move on dari kontes kecantikan internasional.

Maklum, selama 4 tahun terakhir, yakni kurun 2014-2018, saya tak mengikuti berbagai ajang tersebut lantaran kesibukan di dunia nyata. Barulah pada 2019 kemarin, saya mulai ambil bagian dengan menyemangati Dik Fred yang tampil membawa nama Indonesia pada ajang Miss Universe.


Berbagai ajang kecantikan internasional memang menjadi salah satu tolok ukur eksistensi sebuah negara. Ada beberapa negara yang notabene tidak terlalu makmur tetapi berani mengirimkan wakilnya ke ajang tersebut. Namun, ada juga negara yang secara ekonomi cukup baik tidak mengikutinya karena satu dua hal.

Indonesia termasuk menjadi negara dengan kekuatan baru dalam berbagai ajang kecantikan ini.


Hampir 7 tahun terakhir, Indonesia selalu masuk babak semifinal. Entah 20 besar, 16 besar, 15 besar, atau pun 13 besar. Bahkan, pada ajang Miss Universe 2019 kemarin, Dik Fred benar-benar memukau sehingga berhasil masuk 10 besar meski sebagian besar penikmat kontes kecantikan ini yakin bahwa ia bisa saja masuk 5 besar. Eksistensi Indonesia ini juga berbarengan dengan tiga negara ASEAN lain, yakni Vietnam, Thailand, dan Filipina yang mulai mematahkan dominasi negara latin semacam Venezuela, Kolombia, Puerto Rico, dan Republik Dominika.

Apa yang menjadi capaian Indonesia memang patut diapresasi. Selain ada kebanggaan, perjalanan wakil Indonesia di ajang semacam ini tak lepas dari pro dan kontra. Meski sekarang hampir tak lagi terdengar, masih ada saja wakil Indonesia yang mendapat stigma buruk. Salah satu alasannya, berbagai kontes tersebut memasukkan penilaian busana renang yang dirasa tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Pro kontra ini memang tiada habisnya. Jika dibahas hingga kapan pun akan terus mengemuka. Namun, ada hal yang patut dijadikan reflekasi saat para wakil Indonesia secara sembunyi-sembunyi mengikuti ajang ini pada zaman sebelum reformasi. Tepatnya, saat masa orde baru yang dikenal memiiki aturan ketat dibandingkan sekarang.

Sebenarnya, pemilihan kontes kecantikan semacam Putri Indonesia yang kita sekarang sudah ada sejak tahun 1930an.


Saat itu, ada sebuah kontes kecantikan bernama pemilihan ibu sejati yang dilaksanakan di Kota Semarang. Sekitar 62 peserta ambil bagian dalam ajang tersebut yang berasal dari kota-kota di sekitar Jawa Tengah dan DIY. Tidak diketahui lagi eksistensi ajang tersebut.

Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil membuat tak ada wakil Indonesia yang berlaga di ajang internasional hingga tahun 1960an. Barulah pada tahun 1960, wakil Indonesia pertama kali tampil pada ajang Miss International. Wiana Sulastini, seorang wanita asal Jakarta yang pertama kali membawa selempang Indonesia pada ajang Miss International 1960. Ia yang merupakan pemenang Miss Java tampil pada ajang pembawa pesan perdamaian yang dihelat di California, AS.

Peristiwa politik yang terjadi pada 1960an juga membuat Indonesia tak tampil secara konsisten pada tahun selanjutnya.


Pada tahun 1970an, Indonesia kembali tampil di ajang ini yang diwakili oleh pemenang perhelatan Putri Nusantara. Prestasi terbaik wakil Indonesia pada masa-masa ini diraih oleh Indri Hapsari Soeharto yang meraih juara 3 atau runner-up 2. Pada era selanjutnya, pemenang kedua dari Putri Indonesia atau yang dikenal sebagai Putri Indonesia Lingkungan Hidup berhak mewakili Indonesia. Kemenangan Indonesia pada tahun 2017 di ajang ini sebenarnya bisa dirunut lama jika ditelisik dari sejarahnya. Wakil Indonesia lebih dulu mengikuti Miss International dibandingkan Miss Universe dan Miss World.

Keikutsertaan Indonesia pada Miss Universe dimulai pada tahun 1974 oleh Nia Kurniasi Ardikoesoema. Beberapa tahun berikutnya, Indonesia masih tetap mengirimkan wakilnya di ajang tersebut. Video keikutsertaan mereka yang mewakili Indonesia juga masih bisa disaksikan melalui channel YouTube. Mereka tampak anggun mengenakan busana daerah Indonesia seperti busana pengantin Jawa dan Lampung saat parade kostum nasional. Bahkan, Siti Mirza Nuria Arifin yang mewakili ajang ini pada tahun 1977 berhasil masuk 20 besar Best National Costume.



Sayang, semua wakil Indonesia tersebut harus gigit jari alias unplace.


Demikian pula pada ajang Miss World yang baru diikuti oleh Indonesia pada tahun 1982. Andi Botenri mewakili Indonesia di ajang tersebut. Andi juga menjadi satu-satunya wanita Indonesia yang tampil di dua ajang kontes kecantikan terbesar dunia karena setahun kemudian Andi tampil pada ajang Miss Universe. Bisa jadi, nama Andi juga menjadi salah satu sosok sejarah yang tak boleh terlupakan terlebih bagi pecinta ajang semacam ini. Lisensi dua ajang ini yang dipegang dua yayasan berbeda pada masa sekarang sehingga tidak akan memungkinkan peserta untuk tampil di dua ajang tersebut sekaligus.

Gugurnya wakil-wakil Indonesia dalam ajang kecantikan internasional pada masa lalu bisa jadi dari tidak maksimalnya mereka dalam melakukan persiapan. Beberapa diantaranya bahkan kadang antara berangkat dan tidak karena pernolakan yang tidak hanya terjadi dalam masyarakat tetapi juga dari pemerintah. Ibu Tien Soeharto adalah salah satu pihak yang tidak setuju jika Indonesia tampil di berbagai kontes tersebut.

Selain kontroversi, citra wanita dirasa lebih terpandang jika mereka mengikuti kegiatan lain.


Pada masa orde baru, peran wanita lebih diarahkan untuk mengikuti kegiatan perkumpulan semacam PKK, Dharma Wanita, dan kampanye Program Keluarga Berencana. Wanita-wanita hebat dipersepsikan jika bisa tampil dalam berbagai kegiatan tersebut dan bukan pada ajang pemilihan kecantikan.


pemenang puteri indoesia 1992-2004
Pemenang Putri Indonesia dari tahun 1990an hingga awal 2000an. Hanya dua diantara mereka yang tampil di ajang Miss Universe. Kalau waktu bisa berputar kembali, saya sungguh ingin  melihat Mbak Angelina Sondakh tampil di ajang Miss Universe. - yuukepo.com


Selain pembentukan persepsi yang sedemikian rupa, berbagai kebijakan pun turut membatasi bagi siapa saja yang berniat ikut ambil bagian dalam kontes kecantikan.


Berbagai lembaga tinggi negara pun membuat surat keputusan pelarangan kontes kecantikan ini dihelat di dalam negeri termasuk pula pengirimannya untuk kontes kecantikan internasional. Makanya, wakil Indonesia yang berhasil tampil di ajang tersebut bisa jadi berangkat secara diam-diam. Mereka juga kerap disponsori oleh pemilik salon yang memiliki lisensi untuk mengirimkan peserta.


Andi Botenri dalam Miss Universe 1983. http://kingkluay.blogspot.com


Peran media massa yang mempersepsikan kurang baik peserta kontes kecantikan juga turut membuat mereka yang mewakili Indonesia tidak bisa all out saat tampil.


Penyanyi Titi DJ, yang ikut Miss World tahun 1983 adalah salah satunya karena kebetulan ia juga merupakan pesohor di negeri ini. Sampai beberapa tahun kemudian, keikutsertaannya di ajang tersebut juga masih diperbincangkan.

Menjelang keruntuhan rezim Orde Baru, wakil Indonesia mulai berani ikut kembali di ajang tersebut. Salah satunya adalah Putri Indonesia 1996, Mbak Alya Rohali yang begitu masa bodo dengan pembicaraan banyak orang. Saat diwawancarai beberapa waktu lalu di sebuah stasiun TV, ia menekankan bahwa keikutsertaannya pada Miss Universe 1996 sangat didukung oleh pihak yang mengirimkannya.

“Udah enggak usah mikir yang lain, kamu nikmati aja di sana”

Begitu petikan ucapan yang diutarakan ibu ini menirukan pihak yang mengirimkannya.

Melihat demam beauty pageant saat ini, alangkah lebih bijaknya para penggemar Indonesia bisa mendukung mereka secara baik. Tidak saling menghujat negara lain atau bahkan menghujat perwakilan Indonesia sendiri jika dirasa ada yang kurang. Ini tidak lepas dari para wakil Indonesia zaman dulu yang jangankan mendapat dukungan, ikut kontes semacam ini saja dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Sumber:

(1) (2) (3)

21 Comments

  1. Wahhh harusnya putri-putri di Indonesia didorong agar bisa mengikuti ajaang seperti ini, jadi tidak hanya sebagai penonton saja. Selain bisa menambah pengalaman juga bisa menambah rasa PD, karena nanti lawannya kan dari berbagai negara di Dunia :D

    ReplyDelete
  2. Aku juga kurang begitu mengikuti berita tentang Miss universe, Miss world dan lainnya, kurang setuju juga kalo wanita Indonesia ikut di ajang tersebut. Tapi biarpun kurang setuju tapi juga ngga melarang sih.

    Makasih banyak atas informasinya y kang.

    ReplyDelete
  3. Tahunya cuma Mbak Alya Rohali doang, ternyata Angelina Sondakh & Titi DJ pernah mewakili Indonesia di ajang kecantika internasional juga. Hehehe. Habis lihat video yang ada di post ini jadi kepikiran : "National costume yang versi jadul bener-bener national costume ya? Enggak kaya yang versi sekarang. Kayak e ribet-ribet banget itu, pakai costume jember carnival dan kawan-kawannya" XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. mbak alya emang legend ya
      iya aku juga suka natcos jadul tapi didesain lebih elegan lagi mas

      Delete
  4. Nggak bermaksud jahat, tapi dari semua foto ini aku cuma suka Venna Melinda
    Mamanya si Verrell itu tuh

    Cantik banget ya ampun

    Sampe skrg masih secantik itu ya padahal udh berumur banget ternyata

    ReplyDelete
    Replies
    1. vena melinda emang cantik dan perawatannya jos

      Delete
  5. ga kalah cantik ya dengan jaman skg, emang mode make up ny aja yg lbh wow kalo skg menuurut saya.

    ReplyDelete
  6. baru tau Titi DJ pernah ikutan miss international :O

    ReplyDelete
  7. kenapa ya ikut kontes kecantikan aja dinyinyirin? emang aib gitu?

    ReplyDelete
  8. Cantik tidak itu relatif. Terlepas dari banyak di Indonesia yang menentang, ajang ini diluar pun dikritik oleh banyak pihak karena seolah2 menjadi ajang eksploitasi tubuh wanita secara legal.

    ReplyDelete
  9. wehhhh ga kebayang ikut beginian di jaman orde baru :O

    ReplyDelete
  10. Mantepp nih dari dulu ternyata Indonesia sudah ada orang orang hebat seperti ini, tapi sayang yaa yang ikut makin kesini makin dikit bngt

    ReplyDelete
  11. Emak gw dong juara kecantikan tingkat kecamatan, hahaha

    ReplyDelete
Next Post Previous Post